20. You and I

2.7K 91 3
                                    

Warning, 18+
Baca atau skip, adalah pilihan kalian.

***

Wajah kusutnya begitu kentara saat Yuki menghembuskan napas berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah kusutnya begitu kentara saat Yuki menghembuskan napas berat. Ia baru saja pulang sekolah, melepas sepatu dan kemudian masuk melewati pintu kayu dengan kunci cadangan yang didapat dari ayah mertuanya seminggu lalu.

Lelah, satu kata yang membuat niat Yuki untuk segera berbaring di tempat tidur semakin besar. Hari-harinya di sekolah begitu berat dan menguras banyak pikiran. Huh, kalau terus-terusan seperti ini bisa-bisa gadis tujuh belas tahun itu mati muda.

Melihat anak tangga yang terhubung ke lantai dua membuat Yuki berdecak.

"Ck, kenapa kamarnya ada di atas sih! Nggak banget deh."

Dengan terpaksa, Yuki menaiki tangga.

Setelah sampai, ia disambut pemandangan gelap yang tersuguh dalam kamar mereka, pertanda Haruto masih belum pulang.

Lagi-lagi helaan napas Yuki terdengar, ia pun menghidupkan saklar, membuat seluruh ruangan yang tadinya hanya satu warna kini menjadi terang.

Mandi, berpakaian piyama tebal, dan tidur adalah niat awal Yuki sebelum jantungnya dibuat copot oleh dentuman bilah kayu yang menabrak dinding di baliknya.

"Kak!" pekiknya terjingkat dengan kesal.

Dan pelakunya ada di sana. Berdiri dengan wajah datarnya bak pria tanpa dosa. Tubuh itu berjalan mendekat ke arahnya dengan langkah kaki gontai dan mata yang menatapnya sayu.

Haruto ... terlihat berbeda.

Hap.

Tubuhnya menabrak tubuh Yuki tanpa aba-aba. Dengan tak tahu dirinya pribadi berbalut cardigan biru dongker dan pinggiran merah tua itu merangkul Yuki erat. Menaruh kepalanya di pundak Yuki nyaman.

Yuki sedikit oleng karena serangan tiba-tiba Haruto dan perbedaan berat badan mereka yang cukup jauh, namun sekarang Yuki mau tak mau harus ikut memeluk Haruto lantaran pria itu seakan tak memiliki tenaga untuk hanya sekedar berdiri saja.

Yuki tak ingin suaminya berakhir pada lantai.

"You okay?"

"Hm."

Hanya sebuah deheman dari Haruto, entah apa artinya. Yang Yuki tahu, dari sini ia dapat mencium bau alkohol cukup menyengat.

Yuki tidak bodoh, dan sekarang Yuki mulai paham dengan apa yang terjadi pada Haruto.

Astaga, bau alkoholnya nyengat banget, berat lagi!

"Kak Haru?" Yuki menepuk-nepuk pipi Haruto pelan, berusaha mengembalikan kesadaran Haruto.

Hidden Wife || Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang