sorry

992 113 1
                                    

Hyerim berjalan dengan gembira untuk membuka pintu rumahnya setelah menerima telfon dari pria bernama Johnny itu.

"Akhirnya kau datang menemuiku Johnny" ucap Hyerim saat menemukan Johnny yang berdiri di depan rumahnya.

Hyerim tersenyum lebar sampai ia mengetahui jika ekspresi Johnny sangat tidak enak untuk dilihat.

Hyerim tersenyum lebar sampai ia mengetahui jika ekspresi Johnny sangat tidak enak untuk dilihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah ku katakan, enyahla dari kehidupanku. Tapi bukannya kau menjauh, kau malah menyakiti kekasihku" ucap Johnny kasar.

"Johnny, kupikir kau kesini karena kau merindukanku. Wanita itu merebutmu dariku, aku harus memberinya pelajaran" ucap Hyerim.

"Merebutku? Apa maksudmu? Dia Hannah,kekasihku. Dan kau!! Jika kau berani menyentuhnya sekali lagi. Aku tidak akan diam" ucap Johnny sambil mengacungkan jari telunjuknya kedepan wajah Hyerim.

Johnny lalu langsung pergi dari hadapan Hyerim, tetapi Hyerim mengejarnya dan menarik lengan Johnny.

"Johnny, aku masih mencintaimu. Aku tau kau masih mencintaiku, ayo kita mulai semuanya dari awal lagi" ucap Hyerim memohon.

Johnny langsung menghempaskan tangan Hyerim, lalu menatapnya dengan sinis.

"Kau salah. Aku tidak mencintaimu lagi. Jadi lebih baik kau pergi saja, kita tidak ada hubungan apapun lagi" ucap Johnny lalu langsung masuk ke mobilnya dan pergi.

Hyerim berteriak seperti orang kerasukan, lalu menangis sejadi-jadinya.

Johnny langsung kembali ke apartemen Hannah setelah membeli beberapa salep untuk membuat memarnya lebih cepat hilang.

Sesampainya di apartemen, ia menemukan Hannah yang sedang duduk di sofa living room.

"Hannah, I'm back" ucap Johnny lembut.

Hannah langsung menoleh kearah Johnny dengan tatapan sendu nya. Johnny tidak tahan melihat luka memar yang ada diwajah Hannah itu, emosinya langsung meluap. 

"Johnny, jangan mengeraskan rahangmu seperti itu. Kau menakutkan" ucap Hannah lembut saat mengetahui jika Johnny kembali kesal setelah melihat luka memar di wajahnya.

Johnny pun langsung duduk disebelah Hannah dan menatap memar di wajah kekasihnya itu.

"Maafkan aku, ini semua karena diriku" ucap Johnny sedih.

"Ini akan cepat membaik Johnny, 2-3hari pasti akan hilang. Lagian aku menganggap luka memar ini sebagai pengalaman" ucap Hannah sambil tersenyum.

"Pengalaman?" tanya Johnny tidak mengerti.

"Iya pengalaman. Aku tidak pernah ditampar sebelumnya, jadi yah ini kali pertamaku. Dan ternyata ini menyakitkan. Hahaha" ucap Hannah sambil tertawa.

Johnny menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat Hannah, Johnny tau kalau Hannah ingin jika ia tidak terlalu mengkhawatirkan tentang hal itu. 

"Aku membelikanmu salep tadi saat dijalan pulang, sini biar kupakaikan" ucap Johnny. 

Lalu Hannah pun merapihkan rambutnya kebelakang telinganya agar salep itu tidak mengenai rambutnya.

Johnny pun menaruh salep itu perlahan di pipi Hannah. Lalu ia melihat sudut bibir Hannah yang terluka.

"Apakah salep ini aman ditaruh di area mulut?" tanya Johnny.

"Setauku aman-aman saja" ucap Hannah.

"Ah aku tidak yakin. Aku akan ganti dengan yang lain saja" ucap Johnny.

"Kau membeli salep lain?" tanya Hannah. 

Johnny menggelengkan kepalanya.

"Jadi, diganti dengan apa?" ucap Hannah.

"Dengan ini" 

Chu~

Johnny mengecup sudut bibir Hannah. 

Hannah langsung tersenyum malu, Johnny pun langsung merengkuh tubuh Hannah kedalam pelukannya.

"Hannah, jangan sampai terluka lagi. Aku mau mati rasanya jika melihatmu begini" ucap Johnny.

"sorry Johnny" ucap Hannah.

Johnny pun langsung melepaskan Hannah dari pelukannya lalu menggeleng.

"NO, I'm sorry Hannah" ucap Johnny sambil menatap Hannah.

Hannah pun meletakkan kedua tangannya di bahu bidang Johnny. Lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Johnny.

Johnny menutup kedua matanya, Ia bisa merasakan deru nafas mereka berdua menyatu. Lalu Hannah mulai memautkan bibirnya ke bibir Johnny.

Johnny lalu menarik tengkuk Hannah untuk memperdalam ciuman mereka, dengan cepat Hannah langsung mendorong dada bidang milik Johnny.

"It hurt Johhny. My lips. Apa kau lupa?" ucap Hannah sambil cemberut.

Johnny pun tertawa dan mengusap kepala Hannah gemas.


Because Of Your Sasaeng Fans // Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang