Sekarang jam 6 pagi, dan aku sedang berjalan menuju mobil Johnny yang terparkir di depan gedung apartemenku.
Johnny menyuruhku untuk menggunakan baju yang nyaman dan tidak panas saat digunakan. Seperti kencan kami kali ini outdoor hihi.. Pasti dia mengajakku untuk ke pantai atau ke tempat wisata alam lainnya. Sangat mudah untuk menebaknya.
Taklama Johnny pun datang, aku segera masuk ke mobilnya. Ia menyambutku dengan senyuman yang terukir indah di bibirnya.
"Good morning" ucapnya sambil mencium tanganku.
"Morning babe" ucapku sambil mencium kembali tangannya.
Aku menolehkan kepalaku ke belakang dan terkejut melihat banyak sekali barang disana, dari kardus-kardus sampai beberapa bungkusan besar.
"Apa yang kau bawa itu Johnny?" tanyaku penasaran.
"Kau akan tau nanti. Aku yakin kau tidak akan bisa menebak kencan kita kali ini akan kemana" ucapnya.
*** *** ***
Setelah 2 jam berkendara, kami pun berhenti di salah satu rumah tua. Rumah tua itu memiliki halaman yang sangat luas dan terdapat beberapa permainan anak-anak seperti perosotan, jungkat-jungkit dan ayunan.
Taklama, ada 3 orang yang keluar dari rumah tersebut dan mengahampiri kami. Aku dan Johnny pun langsung keluar dari mobil.
Ketiga orang tersebut langsung menghampiri Johnny dan menjabatan tangannya.
"Terima kasih banyak atas bantuanmu Johnny-ssi" ucap salah satu dari mereka.
"Tidak perlu berterima kasih, aku sangat senang bisa membantu yayasan ini" ucapnya.
Yayasan? yayasan apa ini? Tidak ada tanda ataupun pamflet apa-apa yang menunjukkan kalau rumah ini adalah suatu yayasan.
Mereka lalu membantu Johnny untuk menurunkan dus-dus dan bungkusan yang ada di mobil Johnny. Saat mereka membukanya, barulah aku tau apa isi dari semua itu. Ternyata itu adalah baju dan bukuu anak-anak. Disana juga ada banyak mainan dan bahan makanan.
Aku langsung mendekat kearah Johnny dan berbisik kearahnya.
"Ini yayasan sosial untuk anak-anak?" bisikku.
"Hmm, yayasan untuk menampung anak-anak yang terlantar dan tidak memiliki orangtua" ucapnya.
Aku terharu melihat kelakukan Johnny, dia pria yang sangat baik. Aku pun melihat kearahnya lalu memeluk lengannya erat. Aku sangat menyayangi pria seperti ini, pria yang perhatian, hangat, dan peduli dengan nasib orang yang kurang beruntung.
Kemudian kami pun masuk dan melihat sekitar 30 anak yang sedang mengantri untuk mengambil mainan yang Johnny bawa. Mereka masih sangat kecil, umurnya sekitar 5-12 tahun. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka, tidak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orangtua, harus hidup pas-pasan di yayasan, dan sebelum hidup di yayasan pasti mereka sempat menderita diluar sana.
Aku bisa melihat senyum cerah mereka setelah menerima mainan tersebut, mereka langsung berjalan kearah kami dan berterimakasih.
Ada 1 anak perempuan yang tiba-tiba menyentuh tanganku, sepertinya dia yang paling kecil disini. Umurnya mungkin masih 5 tahun.
"Ada apa anak cantik?" tanyaku ucapku sambil sedikit membungkuk agar bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Eonni, kau cantik. Mirip dengan boneka ini" ucapnya sambil mengarahkan boneka barbie yang ia pegang kedepan wajahku.
"Ah benarkah? Terimakasih banyak" ucapku malu.
"Aku juga ingin cantik. Bagaimana caranya agar bisa cantik seperti eonni?" tanya nya sambil mengayun-ayunkan tanganku.
Aku pun melilhat kearah Johnny yang sedang tersenyum lebar kearahku.
"Eonni selalu makan sayur dan tidak pernah menyisakan makanan yang ada di piring" ucapku asal.
"Kalau begitu aku akan makan banyak sayur dan akan makan yang lahap agar bisa cantik seperti eonni" ucapnya sambil tertawa.
"Anak pintar" ucapku lalu mengelus-elus rambut pendeknya itu.
"Anak-anak waktunya sarapan" ucap salah satu pengurus yayasan tersebut. Semua anak-anak itu langsung mengantri untuk mengambil makanan lalu berjalan kearah meja makan yang ada di halaman belakang rumah tersebut.
Aku dan Johnny pun memutuskan untuk ikut sarapan, tetapi Johnny ternyata membawa bekal untuk kami berdua. Kami pun duduk di salah satu meja yang agak jauh dari meja makan anak-anak tersebut, tapi kami masih bisa melihat mereka dengan jelas dari sini.
"Kau menyiapkan bekal untukku?" tanyaku pada Johnny yang duduk dihadapanku.
"Aku tau kau tidak bisa makan makanan yang kurang enak, jadi aku membawa bekal ini" ucapnya sambil membuka bekal yang ia bawa.
Senyumku mengembang mendengar ucapannya itu, Jonny memang sangat perhatian. Aku mengambil tangannya yang berada diatas meja kemudian menaruhnya ke pipiku.
"I'm so lucky to have u Johnny" ucapku.
"So am i Hannah" ucapnya sambil menatap mataku dalam.
"Setelah sarapan, aku akan membawamu ke suatu tempat" ucapnya lagi.
"kemana?" tanyaku bingung.
"ke lokasi kencan yang sesungguhnya" ucapnya.
Lokasi kencannya bukan disini? kupikir hari ini kami akan menghabiskan waktu dengan anak-anak diyayasan ini.
Jadi, sebenarnya Johnny akan membawaku kemana?
to be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Your Sasaeng Fans // Johnny Suh
FanfictionSasaeng fans memotret Johnny dan Hannah di depan gedung SM Entertaiment saat Hannah mengembalikan dompet Johnny yang tidak sengaja terjatuh kedalam paperbag nya. Jepretan itu mendadak viral 2 tahun kemudian, ketika Hannah baru saja kembali dari stud...