Episode 5

574 103 7
                                    

Jeno kembali ke Biro Militer dengan wajah kusut dan perasaan campur aduk, para prajuritnya pun heran melihat Komandan mereka seperti ini, biasa nya Jeno akan tersenyum ramah dan menyapa para prajurit yang bertemu dengan nya.

Lalu pakaian nya yang tak biasa hanya menggenakan Sokgui berwarna hijau serta Dapho berwarna biru tua dan tak lupa Gat dan Gatkeun yang menghiasi kepala nya, bukanlah Gugunbok serta Jeonrip kebanggannya.

Intinya, Jeno benar-benar berbeda hari itu. Jeno terus berjalan dengan tatapan kosongnya hingga ia sampai di kantornya.

Jeno membuka pintu kantornya dengan pelan, Minhyung yang memang sedari tadi menunggu Jeno di kantor untuk mengajak adiknya latihan heran dengan keadaan Jeno.

"Jeno, kau kenapa?" tanya Minhyung heran dan beranjak dari duduk nya menghampiri Jeno yang berdiri mematung dipintu.

Kepala Jeno terus menunduk sehingga Minhyung tidak bisa melihat wajah Jeno ditambah Gat yang terpasang dikepala Jeno.

Minhyung khawatir saat melihat pundak Jeno yang bergetar, Minhyung mencengkram pundak Jeno dan seketika Jeno mendongkak dengan mata yang memerah menahan tangis.

Mata Minhyung membulat sempurna melihat tatapan rapuh Jeno "Jeno, ada apa dengan mu?" tanya Minhyung khawatir langsung hinggap dihatinya.

Kedua kalinya ia melihat Jeno sekacau ini setelah terakhir kali melihat Jeno menangis saat mendampingi Minhyung selama pemakaman Ayah nya.

Jeno hanya terdiam menatap sedih Hyung nya Minhyung yang melihat nya pun hanya terdiam antara penasaran, khawatir dan bingung.

Dengan pelan Minhyung melepaskan Gat dipakai Jeno, seketika Jeno menyandarkan kening nya dipundak Minhyung.

Jeno butuh sandaran, dan Minhyung lah menjadi tempat sandaran nya.

Lengan Minhyung bergerak mengusap punggung lebar Jeno berusaha menenangkan Jeno yang masih diam.

Dalam hati ia sedih melihat Jeno yang sangat kacau seperti ini, saat sebelum pergi Jeno masih tersenyum lebar dengan mata bulan sabit khasnya bahkan masih sempat bercanda dengan nya.

Namun, saat Jeno pulang tatapan nya menjadi sendu, rapuh, dan tersiksa, serta memiliki beban yang sangat berat dipundak nya. Sebenarnya Minhyung sudah merasakan ini sekitar beberapa hari yang lalu.

Jeno menjadi sering gelisah, selalu menatap pintu gerbang Biro Militer seakan menantikan seseorang. Bahkan saat latihan Jeno selalu menatap resah dan sedih pojok lapangan, lalu ia pun sering melamun.

Minhyung ingin bertanya namun ia selalu gagal, entah karna ia sibuk ataupun melihat raut wajah Jeno yang frustasi membuatnya enggan untuk bertanya.

Setelah dirasa dirinya mulai tenang, Jeno mengangkat kepala nya dan menghembuskan napas. Minhyung pun mulai mengintrogasi dirinya.

"Jeno, sebenarnya ada apa denganmu? Kau pulang-pulang dengan keadaan seperti ini" tanya Minhyung pelan.

Jeno hanya menatap dalam diam membuat Minhyung semakin khawatir, ia harus mendesak Jeno sekarang tentang apa yang selama beberapa hari ini membuat adiknya menjadi pemurung.

Jeno berjalan gontai menuju tempat duduk nya, lalu mengingat kembali ucapan Jaemin.

"Ini salah, Hyuck! Aku tidak bisa menyukai dirinya!"

"Bagaimana aku bisa memiliki perasaan seperti itu kepada Jeno? Ini aneh. Bantu aku, Lee Donghyuck. Bantu aku menghilangkan perasaan ini"

In Time | NOMIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang