Paman Chulsoo mengetuk sebentar "Tuan Besar, Tuan Muda ada disini dan ia ingin bertemu dengan anda" lapor Paman Lee membuat Donghae terdiam.
Sedangkan Yoona terkejut mata nya membulat sempurna serta sebuah senyuman lebar menghiasi wajah cantik nya, Donghae hanya mendesah frustasi, seharusnya ia tidak usah mengikuti permainan istri nya.
Bagaimana bisa tebakan istri nya benar? Istrinya benar-benar seorang cenayang.
"Lee Donghae, kau tidak ingin menyuruh nya masuk?" suara menyeramkan Yoona terdengar, Donghae hanya meneguk kasar ludah nya.
"Suruh dia masuk" titah Donghae dengan nada lemas, kemudian bayangan Paman Chulsoo menghilang.
"Aku menang!"
"Ya, sudah terlihat jelas diwajah mu"
Yoona hanya mendelik kearah Donghae dan tersenyum setan "Ingat perjanjian kita! Semua nya berada ditanganku" desis Yoona seram, namun Donghae membalas nya dengan tatapan datar.
Suara pintu terbuka menampak kan sosok tampan Jeno yang menurun dari Ayah nya. Ekspresi Jeno begitu tenang.
Yoona tersenyum melihat anak lelaki nya pulang, dan keadaan nya cukup baik dibanding kan saat kemarin ia datang ke Biro Militer "Jeno, anak lelaki ku. Akhirnya kau pulang, sayang" kata Yoona bahagia, Jeno mengalihkan tatapan nya menatap sang Ibu.
Senyuman khas Jeno merekah melihat sosok Ibu yang ia rindukan "Ibu, Jeno juga merindukan ibu" Yoona membalas nya dengan senyuman keibuan nya yang amat Jeno sukai, dan seakan memberikan nya kekuatan.
Ternyata Jeno datang tak hanya sendiri, dibelakang nya terlihat sosok mungil yang menunduk dalam dan bersembunyi dibalik tubuh tegap Jeno, Donghae yang melihat nya pun hanya memasang ekspresi datar.
Jeno melangkahkan kaki nya memasuki ruangan Sarangchae diikuti oleh si manis. Jeno dan Jaemin itu membungkuk hormat kepada sepasang suami-istri itu.
Yoona terus mengembangkan senyuman nya "Duduklah ..." titah Yoona lembut.
Donghae yang melihat nya hanya meneguk sekaligus teh dalam gelas nya seakan ia sudah marah sekarang, berbeda sekali dengan Yoona yang terus tersenyum seakan menyambut baik kedatangan mereka "Bagaimana kabarmu, Nak?"
Jeno tersenyum tipis mendengar pertanyaan sang Ibu "Aku baik-baik saja, Ibu. Bagaimana dirimu?"
"Ibu juga baik, sayang. Bahkan sekarang lebih baik setelah melihat mu pulang ke rumah" Jeno yang mendengar jawaban Ibu nya hanya tersenyum tipis.
Jaemin pun yang mendengar nya hanya meremas Dapho hitam Jeno, baik Jeno maupun Jaemin merasa bersalah "Maafkan aku, ibu" sesal Jeno.
Yoona hanya membalas nya dengan senyum lembut "Tidak, sayang. Tidak apa-apa, Ibu mengerti" Jeno semakin merasa bersalah kepada Ibu nya. Ia tahu wanita yang melahirkannya pasti sangat mengkhawatirkan dirinya.
Keheningan terjadi dalam ruangan itu, baik Jeno maupun Jaemin tak ada yang bersuara, Yoona yang merasakan aura menegangkan itu semakin kental berdehem berusaha mencairkan suasana.
"Baiklah, kau kesini pasti ada hal yang ingin kau sampaikan, bukan? Melihat kau membawa pemuda itu"
Jeno dan Jaemin menegang mendengar ucapan Yoona seakan menohok mereka. Sepertinya, sepasang suami-istri ini tahu maksud kedatangan mereka.
Jeno menghembuskan napas
Inilah saat nya
Kemudian, Jeno menatap kedua orangtua nya "Ayah, Ibu.." Jaemin semakin meremas Dapho hitam Jeno. Jantung kedua nya berdetak kencang, aliran darah mereka berpacu cepat dengan ketegangan yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Time | NOMIN [END]
Fiksi PenggemarTakdir adalah sebuah misteri. Dia mempertemukan kita dengan caranya. Dan kuharap takdir juga memberikan perpisahan yang indah, Cendekiawan Na. Bertemu denganmu bukanlah sebuah penyesalan melainkan sebuah anugerah, perasaan ini sangatlah berharga. Ja...