Jaemin memejamkan mata nya, wajah damai nya benar-benar membuat siapapun terpesona sekaligus gemas. Raut wajah sedih dan sendu hilang seketika digantikan dengan senyuman lebar.
Tubuhnya menggeliat mencari kenyamanan dalam pelukan seseorang. Mereka berdua duduk diatas rumput yang hijau. Ditemani cuaca yang cerah serta udara yang tidak terlalu panas malah terasa sejuk benar-benar suasana yang sangat indah.
"Kau masih sakit" suara berat seseorang memecah keheningan, Jaemin membuka kelopak mata nya perlahan "Ya, banyak yang merawat ku jadi sekarang sudah lebih baik" sahut Jaemin pelan.
Jeno meletakkan dagu nya dipundak dan menempelkan pipi nya dipundak Jaemin, merapatkan posisi mereka menjadi lebih intim.
"Berhenti berkata maaf, kau sudah ratusan kali meminta maaf" celetuk Jaemin saat merasakan Jeno akan membuka mulut nya. Jaemin sudah bosan mendengar Jeno yang sedari tadi meminta maaf terus-menerus.
Jeno tertawa pelan "Baiklah, aku mengerti, Cendekiawan Na"
"Sahabatmu benar-benar seram" sahut Jeno mengusap jemari panjang Jaemin "Temanku? Donghyuck?" Jeno mengangguk.
"Dia datang ke Biro Militer dan membuat ribut di kantorku. Dia marah dan berteriak menasehatiku" jawab Jeno dengan candaan.
Jaemin menegakkan tubuh nya dan langsung membalikkan tubuh nya menghadap Jeno "Benarkah? Dia memarahimu?" seru Jaemin, Jeno terkekeh "Ya, dia datang dan bukti nya aku sampai disini".
Jaemin mendesah kesal "Dia itu benar-benar" kesal Jaemin. Jeno malah terkikik sendiri.
"Tapi, terimakasih berkat sahabatmu itu aku bisa disini sekarang" Jaemin tersenyum lembut.
"Bahkan Minhyung hyung pun mendukungku, dia bilang aku harus mengikuti apa kata hatiku dan jangan menyiksa diriku sendiri" Jeno tersenyum penuh arti mengingat perkataan kakaknya.
"Dia hanya terlalu sayang dan peduli padamu. Kau sangat beruntung memiliki kakak sepertinya, Jeno"
Jeno menatap manik coklat Jaemin "Kau juga beruntung mempunyai sahabat seperti Donghyuck. Dia sahabat yang peduli kepadamu"
"Ya, dia kadang bersikap sebagai kakak, musuh, serta sahabat"
Jeno mengeratkan pelukan nya "Kita harus berterima kasih kepada mereka berdua" Jaemin tersenyum dan mengangguk cepat.
Jeno yang melihat nya gemas sendiri, lalu tatapan mereka bertemu. Sensasi aneh itu kembali muncul kepermukaan, namun seperti nya itu bukan lah sensasi aneh lagi karna mereka tahu perasaan itu.
Cinta
Lima huruf itu benar-benar membuat dunia mereka jungkir-balik. Masih banyak rintangan didepan mereka yang harus mereka hadapi nanti. Namun, selama Jeno dan Jaemin bersama, mereka bisa menghadapinya.
Dengan perlahan Jeno mendekatkan wajah nya, jemari nya bergerak ke belakang leher Jaemin meminta kepada sang empu ikut mendekat.
Jaemin yang menyadari tindakan Jeno menutup mata nya perlahan, jantung mereka berdetak seirama, merasa nyaman dengan detak jantung itu.
Bibir itu sukses bersatu, mereka hanya saling menempel menyesapi perasaan mereka masing-masing. Tak lama, bibir Jeno bergerak menyesap betapa nikmat nya bibir tipis dan ranum itu.
Bibir Jaemin bagaikan arak beras yang membuat nya kecanduan dan ingin merasakan lagi dan lagi hingga membuat nya mabuk.
Cukup lama bibir mereka bertautan, lalu Jeno melepaskan tautan mereka saat merasakan Jaemin mencengkram Jeonbok milik nya meminta agar melepaskan tautan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Time | NOMIN [END]
FanficTakdir adalah sebuah misteri. Dia mempertemukan kita dengan caranya. Dan kuharap takdir juga memberikan perpisahan yang indah, Cendekiawan Na. Bertemu denganmu bukanlah sebuah penyesalan melainkan sebuah anugerah, perasaan ini sangatlah berharga. Ja...