Semua seperti berhenti bernapas, suara riuh kini hening, semua mata membulat dengan mulut terbuka dan fokus pada satu objek, yaitu Jeno.
Jeno terjatuh dengan sangat memalukan, kaki nya tak sengaja menginjak bola saat akan ia tendang lalu terjatuh kedepan dengan mulusnya.
Tak lama suara gelak tawa menggelegar di lapangan tak terkecuali sang Putera Mahkota yang ikutan tertawa.
Minhyung dengan cepat menghampiri Jeno yang masih dalam keadaan shock akibat kejadian yang barusan ia dapatkan.
Jaemin pun ikut tertawa melihat betapa konyol nya Jeno terjatuh tadi benar-benar membuat nya tertawa keras.
Donghyuck pun ikut tertawa bahkan ia sudah menangis karna saking tak kuatnya tertawa.
Minhyung mengulurkan tangan nya bermaksud membantu Jeno namun Jeno masih belum bergeming dalam shock nya.
Ah Minhyung lupa bahwa Jeno terjatuh dengan posisi tengkurap.
Minhyung menepuk kening nya "JENO!!" seru Minhyung yang akhirnya membuat Jeno tersadar.
Jeno memalingkan wajah nya menatap tangan Minhyung yang terulur. Jeno benar-benar malu sekarang.
Kenapa bisa ia melakukan hal yang sangat bodoh? Dirinya terus merutuk dalam hati.
Minhyung hanya tersenyum melihat tingkah adiknya "Ada apa sebenarnya denganmu?" tanya Minhyung terkekeh membuat Jeno merengut tak suka.
Sudah cukup dirinya ditertawakan oleh semua orang tidak juga dengan Minhyung.
"Jangan tertawa, Hyung!" cetus Jeno malah membuat Minhyung akhirnya tertawa.
Cukup aneh melihat Jeno, karna Jeno adalah seseorang dengan daya fokus nya sangat bagus bahkan ia bisa memanah diatas kuda yang sedang berlari cepat dan tembakan nya itu selalu tepat sasaran.
"Baiklah, maafkan Hyung. Hanya saja kenapa kau bisa tidak fokus seperti itu, hm?" sahut Minhyung, sebenarnya tidak ingin tertawa tapi mengingat bagaimana Jeno terjatuh mengalahkan semua nya.
Jeno hanya mendengus kesal mendengar perkataan Minhyung seperti menyindir nya.
"Sudah diam, jangan tertawa lagi" suara tegas Putera Mahkota membuat semua nya kembali hening. Putera Mahkota menghampiri Jeno dan Minhyung.
"Kau tidak apa-apa, Jenderal Lee?" tanya Putera Mahkota dengan senyuman menawan nya, Jeno hanya menghela napas lalu mengangguk.
"Ya, Yang Mulia. Saya tidak apa-apa" balas Jeno lemas.
"Ayo jangan murung seperti itu, pertandingan masih berjalan" sahut Putera Mahkota memberi semangat kepada Jeno, lalu Putera Mahkota kembali pada posisi nya.
Mata Jeno kembali menyisir lapangan dan mata mereka bertemu. Jaemin sedang menatap nya dengan senyuman lebarnya.
Jaemin tertawa kecil melihat wajah Jeno.
Jeno menjadi salah tingkah ditertawakan oleh Jaemin, jadi Jeno hanya menunduk sesekali melirik Jaemin sambil menggaruk pundaknya.
Jaemin yang aneh dengan tatapan Jeno pun mengernyit bingung, mulutnya bergerak seperti bertanya 'Kenapa?'.
Jeno yang mengerti akan ucapan Jaemin pun menggelengkan kepala nya dan memalingkan wajah nya.
Ia pun tersenyum tipis mengingat hal tadi, kemudian pertandingan pun kembali dimulai sebelum nya terhenti akibat jatuh nya Jeno.
Pertandingan dimenangkan oleh Kubu Jeno, memang Kubu Jeno sulit untuk ditembus karna taktik mereka yang sangat bagus.
Putera Mahkota pun kagum kepada Jeno yang begitu hebat, pantas Ayah nya begitu membanggakan prajurit kesayangan nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Time | NOMIN [END]
FanfictionTakdir adalah sebuah misteri. Dia mempertemukan kita dengan caranya. Dan kuharap takdir juga memberikan perpisahan yang indah, Cendekiawan Na. Bertemu denganmu bukanlah sebuah penyesalan melainkan sebuah anugerah, perasaan ini sangatlah berharga. Ja...