Episode 23

486 80 6
                                        

Wajib dengerin lagu Baekhyun – Is It Me? OST. Lovers of The Sky atau Chen – Cherry Blossom Love OST. 100 Days My Prince

Cuacanya begitu cerah, awan berkumpul bergerak perlahan dihembus angin musim semi yang mulai terasa dingin. Terik matahari bersinar cerah seakan mendukung festival hari ini yang ditonton oleh banyak orang.

Seharusnya hari ini menjadi hari yang bahagia, penuh keceriaan dan sahutan gembira orang-orang. Hari Sang Buddha, menyalakan lampion lalu dihanyutkan atau diterbangkan ke langit. Mengantarkan harapan dan doa setiap insan.

Namun hanyalah sebuah harapan belaka, Jaemin menatap sendu Raja dan Putera Mahkota. Tatapan sedih, putus asa, ketakutan, dan harapan begitu jelas tergambar, sedikit mengusik hati Putera Mahkota.

Suara gong menyadarkan orang-orang pada kenyataan, eksekusi kematian Na Jaemin, sebagai tersangka pembunuhan Puteri Mahkota dimulai.

Seorang jaksa berdiri tegap membuka gulungan berisi laporan kasus pembunuhan Puteri Mahkota "Tersangka Na Jaemin, tersangka pembunuhan Puteri Mahkota. Sudah menodai istana suci dengan tangannya yang kotor, membunuh salah satu bulan Joseon, tanah tercinta kita"

"Dengan ini keputusan pengadilan tinggi istana memutuskan hukuman mati meminum racun untuk tersangka Na Jaemin"

Mata bening itu semakin putus asa, air mata telah mengalir dengan perlahan. Meluruhkan segala harapannya bahwa semua ini hanyalah mimpi belaka.

Jeno bahkan tak sanggup melihatnya, kepalanya tertunduk dalam. Sesak dadanya tidak bisa melindungi orang terkasihnya, kekasihnya, Na Jaemin. Minhyung hanya terdiam menatap sendu Jaemin.

"Hyung, aku tak sanggup" lirih Jeno pelan, dengan perlahan Minhyung meremas pundak Jeno seakan mengantarkan kekuatan.

Seorang prajurit membawa kan meja kecil diatasnya ada mangkok putih berisi cairan hitam pekat mematikan. Mata Jaemin bergetar melihat malaikat maut didepannya telah tiba.

Dengan perlahan matanya mengitari lapangan hingga matanya menatap sosok Jeno yang ikut menatapnya juga. Senyuman sendu Jaemin berikan pada Jeno yang menatapnya sedih, bersalah, rindu semuanya bercampur aduk.

'Maafkan aku, aku menyerah' bibir Jaemin bergerak tanpa suara, memberikan pesan untuk Jeno.

Tubuh Jeno membeku membaca gerakan bibir Jaemin yang putus asa. Air matanya turun, sesak didadanya semakin menyakitkan. Menggigit bibirnya menahan isakan yang keluar.

Raja tiba-tiba mengangkat tangannya, menghentikan semua kegiatan. Semua orang memandang bingung dan tidak mengerti kepada Raja.

"Bagaimana bisa di hari suci ini, ketika Sang Buddha turun, dan kita mengantarkan harapan dan doa, harus melewati kejadian mneyakitkan dan tak memiliki hati seperti ini"

Ucapan Raja semakin membuat bingung orang-orang yang hadir pada ucapara itu. Suara bisikan orang-orang terdengar riuh, kepala mereka mengangguk-angguk dengan bibir yang terus berucap.

"Menuduh seorang anak tidak berdoa dalam permainan kalian, tidakkah kalian mempunyai hati? Melakukan tuduhan konyol tidak berdasar, kukira kalian cerdas"

Jaemin hanya terdiam mendengarkan ucapan Raja, ia tidak mengerti apa maksud ucapan Raja. Siapakah yang dituduh? Apakah dirinya? Tiba-tiba secercah harapan datang.

Raja berdiri dengan gagah dan berwibawa, mengeluarkan aura hitam dan penuh amarah "Aku sudah diam, membiarkan kalian bermain dengan bebasnya dalam pemerintahanku. Namun, kali ini aku sudah tidak bisa mentolerir lagi. Kalianlah iblis yang sebenarnya"

Orang-orang terkejut mendengar ucapan menusuk Raja, mereka bertanya-tanya siapakah yang dimaksud Raja? Sedangkan Menteri Yoon, antek-anteknya serta Ibu Suri dan Selir Yoon, merinding mendengar ucapan Raja.

In Time | NOMIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang