Episode 11

463 71 5
                                    

Jeno berjalan sendirian di keheningan malam yang disinari bulan, dengan tangan yang dilipat kebelakang menjadi kebiasaan nya semenjak dulu, wajah nya mengadah keatas menatap sang Rembulan yang memancarkan cahaya nya.

Senyuman sedari tadi terlukis diwajahnya, hari ini menjadi hari terbaik bagi nya. Orangtua nya mulai dekat dengan Jaemin, walau masih canggung tetapi mereka sudah mulai menerima sosok Jaemin.

Baik Donghae ataupun Yoona tak mempermasalahkan orientasi anak nya, karna mereka yakin apapun keputusan Jeno adalah pilihan terbaik nya.

Jeno dengan tiba-tiba menghentikan langkah nya, iris mata nya melirik kebelakang. Entah kenapa setelah mengantarkan Jaemin pulang, ia merasa ada yang mengikuti nya. Itulah yang membuat nya was-was sedari tadi.

Jeno kembali melanjutkan langkah nya dan ia semakin merasakan kehadiran orang itu. Dengan tiba-tiba Jeno berlari kencang dan menghilang dari pernglihatan orang itu.

Napas orang itu terengah-engah setelah mengejar Jeno, dan ia tak bisa menemukan sosok Jeno. Namun, tanpa diketahui orang itu Jeno bersembunyi disela rumah yang gelap.

Siapa kau? Akan ku ingat wajahmu!

-

"Maafkan saya, Tuan. Sepertinya saya sudah diketahui" lelaki itu duduk terdiam menatap lurus. Jemarinya meraih gelas teh lalu menyesapnya dengan pelan.

"Tidak apa-apa, biarkan dia tahu tentang kita. Kita lupa siapa yang sedang kita hadapi saat ini, sudah saat nya kita bergerak juga" balasnya tenang dengan suara beratnya.

-

Seperti biasa Jeno selalu terlihat tampan dan gagah dengan pakaian khas militer nya, Gugunbok. Dan ditambah dengan senyuman bahagia terpantri diwajah nya membuat para prajurit yang bertemu dengan Jeno pun merasakan aura kebahagiaan Jenderal ini ikut tersenyum.

Minhyung yang berdiri diujung lorong pun ikut tersenyum, namun itu adalah senyuman menggelikan.

"Jeno!"

"Bahagia sekali sepertinya, apakah terjadi sesuatu?"

Jeno yang mendengar nya melebarkan senyum nya "Eiy, aku tahu kau sudah mengetahuinya dari ibu, iya kan?" sahut Jeno mengundang tawa Minhyung.

"Ibu itu tidak seru sekali! Aku kan ingin memberikan kabar bahagia ini langsung dari mulut ku" gerutu Jeno, Minhyung hanya tersenyum melihat sosok Jeno yang dulu kembali "Yang terpenting masalah kalian sudah selesai".

Jeno menganggukkan kepalanya "Benar hyung, terima kasih banyak atas bantuanmu" Minhyung hanya menepuk pundak Jeno "Kau lupa siapa aku huh?" canda Minhyung disambut gelak tawa Jeno.

"Ah hyung, ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ujar Jeno, Minhyung menatap Jeno lalu mengangguk mengerti.

"Ada apa?" tanya Minhyung setelah mereka masuk dan duduk berhadapan "Semalam, setelah aku mengantarkan Jaemin pulang, aku di ikuti oleh seseorang" ucap Jeno serius.

Minhyung terbelalak terkejut "Lalu?" Jeno menerawang "Aku sudah merasakan nya setelah aku cukup jauh dari rumah Jaemin, aku sengaja memancing nya untuk keluar. Aku melihat nya, tubuhnya tidak terlalu tinggi, kulit nya putih pucat, matanya bulat seperti boneka" jelas Jeno, Minhyung pun termenung mendengar penjelasan Jeno.

"Apakah mereka itu salah satu dari para bandit?" Jeno menggeleng pelan "Bukan, pakaian nya terlalu mencolok, dia terlihat seperti seorang pengawal dibandingkan bandit" jelas Jeno.

"Siapa dia?"

-

Jeno dan Minhyung berjalan beriringan dipasar, mereka terlihat sangat tampan. Jeno dengan Sokgui berwarna putih serta Dapho berwarna Magenta, dan Minhyung memakai Sokgui berwarna putih dan Jeogori berwarna biru langit. Dan tak lupa Gat serta Gatkeun yang menghiasi nya.

In Time | NOMIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang