warning—fantasy genre !
⌗ ✰
"Apa menurutmu keturunan Athena itu benar-benar nyata dan ada? Maksudku—Athena 'kan dewi perawan, tetapi kenapa syairnya menyebutkan Athena memiliki seorang keturunan walaupun tidak dari kandungannya."
Miran terdiam untuk sejenak saat mendengarkan perkataan Eunmi yang berpendapat tentang syair lagu yang ia temukan di rak buku lama perpustakaan ini.
Miran mengacungkan kedua bahunya sebagai tanda, "Tidak tahu." Lagipula sebenarnya Miran benar-benar tak tertarik dengan hal seperti itu. Ia tak tahu siapa itu Athena yang disebutkan oleh Eunmi, ia hanya tahu medusa, Vampir, Siren, Manusia serigala saja. Ia tak pernah mempelajari tentang ke-12 dewa dewi Yunani yang belakangan ini sedang trend. Itu karena dibangunnya sebuah taman bernuansa mitologi di dekat sekolah mereka—dan pendirinya orang Yunani.
"Bagaimana kalau kau dikutuk menjadi penerus Athena? Kau tidak bisa menikah dan merasakan apa artinya cinta terhadap lawan jenis, bagaimana menurutmu?" Eunmi kembali bertanya dengan semangat.
Mereka memang sengaja pergi ke perpustakaan dan membaca beberapa sejarah Yunani untuk study tour ke kota Athena pekan depan. Walaupun bukan orang eropa asli, tetapi setidaknya mereka harus mengetahui beberapa istilah-istilah yang jarang mereka dengar. Itu mereka lakukan, karena takut sang tutor tidak menjelaskan semuanya secara jelas—dan berakhir perjalanan mereka akan berakhir sia-sia dengan membuahi kebingungan saja.
"Sejujurnya... itu sangat menarik. Kau tahu, aku trauma dan sangat takut dengan lelaki. Jadi sepertinya itu akan cocok untukku," jawab Miran setelah berfikir untuk beberapa sekon. Menurutnya itu bukan hal yang buruk, ia memang sedikit trauma terhadap lelaki—bukan karena kisah cintanya, tetapi ini lebih menyakitkan.
"Sudah kuduga! Kau memang sangat cocok! Mungkin kalau kau menjadi penerus Athena—aku akan menjadi fans terberatmu!" kata Eunmi menimpali.
Miran hanya menggeleng dan kembali mengalihkan atensi fokusnya pada buku tebal dan sedikit kusam itu. Ia bergeser ke halaman berikutnya, terdapat sebuah gambar aneh yang membuat rasa ingin tahu menguasai dirinya. Namun, sebelum ia melihat gambar itu dengan jelas—penjaga perpustakaan sudah menepuk bahunya dan juga Eunmi secara pelan, seperti sebuah teguran semata.
"Belnya sudah berbunyi sejak 2 menit yang lalu, kalian berniat membolos pelajaran?"
kebetulan wanita penjaga perpustakaan ini akrab dengan mereka berdua, sehingga percakapan ini tak begitu serius. Seperti sebuah candaan, namun kenyataan bahwa bel sudah berbunyi sedari tadi merupakan fakta yang tak dapat ditebas. Pantas saja perpustakaannya terasa sepi dan sunyi, biasanya ada saja anak yang iseng tertawa terbahak-bahak, atau mungkin malah merumpi di perpustakaan.
"Eonnie, aku akan meminjam buku ini ya... tolong ditandai," ujar Eunmi seraya menyerahkan buku novel bergenre fantasi itu. Lalu Miran merasakan lengannya disenggol pelan, "Kau ingin meminjam buku itu atau tidak, Mi?"
Miran yang tersadar pun langsung menggeleng. Kebetulan buku ini teramat tebal, ia tak mau membawa buku se–tebal ini di dalam tasnya ataupun dekapannya. Lagipula ketika sampai di rumah nanti, ia takkan mungkin membacanya karena tidak tertarik juga. "Besok aku akan meminjam buku ini lagi, hehe..."
Yuran mengangguk sambil tersenyum tipis. Kakinya berbalik menuju meja kekuasaannya, begitupula Eunmi yang mengekorinya dari belakang, Lalu disusul oleh Miran. Gadis itu terus melangkahkan kakinya mengikuti dua orang di depannya, tetapi dia tak dapat berbohong kalau perasaannya menangkap suatu hal mengganjal.
pohon merah apa itu?
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Once in a Blue Moon ★ PJM
FanfictionKwon Miran mengalami kejadian aneh serta langka saat melakukan tur di kota Athena pada saat usianya 17 tahun. Semuanya terjadi begitu saja tanpa terduga. Membuat kehidupan normalnya hilang dalam sekejap, dan akses sebagai manusianya berkurang. Menja...