Epilogue

433 42 15
                                    

Jimin telah menantikan hari ini bertahun-tahun lamanya, menghitung dengan rasa patah dan semangat yang bercampur aduk, perjuangan yang bukan main besarnya, dan kini akhirnya dia menerima imbalannya-menikah dengan Miran dan menjadikan gadis itu miliknya seorang. Meskipun tanpa melakukan pernikahan lagi Miran memang sudah menjadi miliknya sejak dulu, tetapi mereka tidak puas kalau tidak melakukan pernikahan lagi di dimensi baru mereka.

"Woah, Jimin! Bisakah kita berhenti dulu di sini? Lihatlah, rerumputannya sangat indah..." pekik Miran sembari menunjuk rerumputan yang ada di depan sana dengan antusias, sedangkan tangan satunya menepuk-nepuk lengan Jimin-menyuruhnya berhenti ke sana. Mereka sedang bulan madu ke Swiss sekarang.

Jimin hanya menggeleng memaklumi sembari tersenyum, "Permintaan apa yang bisa aku tolak darimu, Miran?"

Miran tertawa kecil, selagi Jimin memarkirkan mobilnya ke pelataran kafe ia mulai menggodanya lagi, "Permintaan cerai dariku, memangnya kau mau menerimanya?" Jimin sontak memelotot, sedangkan hanya tertawa ketika melihat reaksinya.

"Hei! Bahkan kita baru mengulang pernikahan selama satu hari!" cibir Jimin tak terima. "Baiklah, kau menang lagi, Nona..." timpalnya dengan pasrah yang membuat Miran semakin merasa menang. Lalu gadis itu turun dari mobil dan berlarian menuju kumpulan domba-domba yang dipagari dengan balok kayu tipis. Rata-rata di antara mereka tengah memakan rerumputan dengan tenang, dan yang lainnya melakukan hal random yang mereka sukai.

"Bolehkah aku masuk ke dalam sini, Jim?" tanya Miran ketika Jimin berjalan menuju ke arahnya. "Entahlah, tetapi kurasa boleh saja. Sebentar, akan aku tanyakan ke pemilik kafe-nya."

Tak perlu tunggu lama, Jimin sudah kembali bersama seorang wanita setengah baya di sampingnya. Wanita itu mengarahkan Miran ke bagian pintu pagarnya, dan membuka pintu yang digembok itu. Dengan begitu, Miran langsung berlarian dengan senang menghampiri domba-domba itu-namun mereka malah berlarian ketakutan.

Jimin yang sudah masuk ke dalam pagar pun ikut-ikutan menangkap domba itu, berlarian ke sana dan ke sini, berjalan dengan langkah senyap dan akhirnya berhasil menangkap satu anak domba. "Ini, ambil untukmu." Jimin memberikan itu kepada Miran yang diterima senang hati oleh sang empu.

Lalu mereka berdua memilih duduk di atas rerumputan yang sama dengan domba-domba ini, panorama serta udara di sini benar-benar sejuk. Membuat hati Jimin menghangat sendiri ketika ia menatap panorama itu, dan yang paling membuat hati Jimin menghangat adalah panorama di sampingnya; Miran yang tengah menggendong bayi domba dengan penuh kehangatan.

Dèjavu kembali menghampiri Jimin, senyuman tipisnya menyiratkan sedikit kesedihan yang terpancar, dan dibalik kacamata hitamnya dia sedikit menitikkan air mata. Membuatnya mau tak mau melepas kacamata itu dan mengelap air asin itu dari matanya sebelum jatuh lebih banyak.

Beruntung Miran menyadari hal itu, "Oh apa ini, Jim? Kita sedang bulan madu, dan kau malah menangis?" protes Miran sembari sedikit mendekatkan tubuhnya pada Jimin.

"Kenapa kau menangis, hm? Apa pantatmu tertusuk duri?" ledek Miran sembari tertawa kecil.

"Aish bukan itu," pekik Jimin lalu menaruh kacamatanya di atas pangkuannya, menaruh kedua tangannya di atas rerumputan sembari menyelonjorkan kaki ke depan. Maniknya menatap anak domba tersebut sambil tersenyum terpaksa, "Andai Jimmy di sini, kebahagiaan kita pasti akan lengkap kan?"

Detik itu pula Miran membeku, tadinya ia sedang bercanda dengan anak domba tersebut. Perlahan tangannya turun merambat ke perutnya sendiri, dia tersenyum kecut, lupa kalau anaknya sudah tak ada di kandungannya ataupun dimensi yang sama. Miran membiarkan anak domba itu pergi, karena seketika tangannya lemas. Baru saja kemarin ia memikirkan ini, di saat mereka menikah, pikirannya juga bekerja untuk anaknya. Memikirkan pasti kalau di pernikahan itu anaknya hadir, pasti kebahagiaannya benar-benar lengkap

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Once in a Blue Moon ★ PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang