Lee Jeno, dua puluh dua tahun, berkendara tanpa tujuan.
Menikmati kebebasan.
Dan menemukan apa yang ia cari selama ini.
- For strawberries and cigarettes always taste like you - 🍓🚬
Warning:
- TOP! JAEMIN
- BOTTOM! JENO
- B X B
- MATURE CONTENT ⚠...
Suaminya itu tengah mendongak dan menganga melihat piramida kaca tidak jauh dari mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Piramida iconic besar yang terbuat dari lempengan kaca dan besi. Sinar matahari memantul di permukaannya dan menimbulkan kesan surreal dan magis.
Salju yang menutupi tanah menambah kontras suasana dengan latar belakang bangunan megah dari abad dua belas itu. Sungguh indah.
Ya, mereka ada di depan Museum Louvre. Museum seni terbesar di dunia yang bertempat di ibukota Prancis, Paris.
"Ayo masuk!" Jeno menggeret Jaemin penuh semangat. Ia benar-benar ingin melihat wujud asli lukisan Monalisa yang mendunia itu. Lukisan karya Leonardo da Vinci yang amat sangat terkenal dan katanya misterius.
"Pelan-pelan, sayang."
Jeno menggandeng lengan Jaemin dan memelankan langkahnya. Kata 'sayang' dari Jaemin selalu membuatnya lemah dan mau melebur menjadi genangan saja.
Tapi jangan beritahu Jaemin.
Museum yang amat luas, kalau Jeno boleh bilang. Lantai dari kayu dan langit-langit yang menjulang sangat tinggi. Ribuan lukisan yang dipigura terpasang di dinding.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagi-lagi Jeno berdecak kagum. Impiannya menjadi nyata.
Keduanya berjalan santai. Menikmati suasana asing dan magis yang terdapat dalam museum. Entah karena beruntung atau apa, museum yang biasanya dipadati ribuan orang itu kelihatan agak lengang. Mungkin para wisatawan ada di ruangan yang lain.
"Monalisanya dimana ya?"
Jaemin menoleh ke sekeliling, ia menepuk pundak salah satu wisatawan yang membawa-bawa kamera.
