22. Can't Help Fallin in Love

4.6K 510 110
                                    



*Play the song 👏




"Kau ini jatuhnya bagaimana sih?" Jaemin menepuk lembut luka Jeno dengan kapas yang berbalut alkohol.



"AW!"



"Pelan-pelan," rengek Jeno.



Jaemin mendesah lelah. Dengan telaten ia mengobati pipi Jeno dan mengecup bibirnya yang mengerucut setelah selesai.



"Coba ceritakan."



"Serius. Aku terlalu merindukanmu lalu tersandung batu besar yang ada di jalan."



"Lalu kenapa sudut bibirmu berdarah? Itu tidak masuk akal."



"Ih. Kau ini menyebalkan sekali. Aku terantuk aspal. Puas?"



Jaemin menatap mata Jeno. Laki-laki berkulit pucat itu mengalihkan pandang, tidak mau menatap Jaemin. Ia mengulum bibirnya.




Tidak. Jaemin tidak boleh tahu.




"Ya sudah. Cerita kalau kau sudah siap. Aku akan mendengarkan."




Jeno tersentak.



"Jaemin menyadarinya," batin Jeno.



Jaemin mengusak rambut Jeno sayang dan mencium keningnya, "mau sarapan apa?"



"Waffle boleh?"



"Tentu. Ayo kita buat bersama."



"By the way, boleh aku menginap lebih lama?" Jeno bertanya ragu.



"Tentu saja boleh. Akan lebih bagus kalau kau pindah kesini."




"Kau tidak bisa menarik kata-katamu ya?! Aku benar-benar pindah kesini."



Jaemin melebarkan mata, tidak menyangka Jeno menganggap serius candaannya. Jujur, ia sangat senang.



"Kau kaya kan?" Jeno menyugar rambut hitamnya dan menatap Jaemin.



Laki-laki bersurai cokelat itu tersenyum miring, "Kenapa memangnya?"



"Mau aku poroti," jawab Jeno santai.



"Boleh. Semua milikku adalah milikmu."




Jeno lagi-lagi tersentak. Sungguh tidak menyangka. Dia hanya bercanda.




"Kau jauh lebih berharga dari semua hartaku."





.





Perlahan apartemen Jaemin mulai dipenuhi kehidupan. Bingkai fotonya dan Jeno terpajang.



Ada Haechan dan Renjun. Bahkan Ten dan Johnny juga.



Jisung dan kedua orangtuanya sering berkunjung dan mampir untuk bercakap-cakap. Jeno tidak merasa kesepian.




Terkadang Chenle juga datang, meski ditatap dengan mata menyipit oleh Jaemin. Tapi ia lega setelah tau laki-laki dengan suara melengking itu hanya menganggap Jeno seperti seorang adik.




Ia malah bersemu ketika tak sengaja bertabrakan dengan Jisung yang kebetulan datang untuk mengganggu kakaknya.



Waktu itu ia berseru kesal, "kalau jalan lihat-lihat dong!"



Strawberries & Cigarettes || JAEMJEN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang