[#1] Hidden Chapter

584 97 60
                                    

Seorang pemuda terbangun dari tidurnya saat alarmnya menyala. Dengan mata yang masih tertutup pemuda itu berdiri menuju kamar mandi, dia harus menemui seseorang hari ini.

Setelah menghabiskan hampir lima belas menit di dalam kamar mandi, pemuda itu lantas keluar dan mengeringkan rambutnya. Dia memakai kaos biasa dengan celana pendek sementara. Dia berjalan menuju ponselnya dan melihat ada pesan disana.

| Hati-hati dijalan, lihat kanan-kiri dan bawakan makanan.

Pemuda itu mengulas senyumannya saat membaca pesan itu, pesan yang dikirim oleh Ibunya. Dia tinggal jauh dari Ibunya, entah apa yang membawanya sampai kesini tapi dia akan menyusul ibunya segera ke Seoul.

"Johnny, makan!" Pemuda yang namanya dipanggil itu mulai meletakkan ponselnya dan berlari kebawah. Dia tidak tinggal sendirian.

"Pagi Nenek,"sapa pemuda itu dengan memeluk neneknya yang sudah tua.

"Pagi!cepat habiskan makananmu, Ibumu pasti tidak sabar menunggumu,"ucap sang Nenek.

Pemuda bernama Johnny itu hanya terkekeh, sebab dari dulu nenek dan ibunya tidak pernah akur jika berhubungan dengan pemuda itu. Pasti mereka selalu merebutkan hal-hal yang tidak penting dengan alasan 'ini semua untuk Johnny kami'.

Johnny duduk dan menghabiskan makanannya. Tidak sampai sepuluh menit makanan itu ludes termakan. Johnny segera beranjak saat melihat jam sekarang sudah menunjukan pukul sembilan.

"Aku akan bersiap,"ucap Johnny dan di jawab anggukan oleh neneknya. Johnny tersenyum berjalan menuju neneknya. "Apakah nenek merindukanku?aku belum jadi pergi, kenapa nenek murung sekali?"

"Tidak papa, sana pergi,"sergah sang Nenek.

"Haha, aku naik dulu."

"Ya."

Johnny berjalan keatas untuk mengemasi baju-bajunya, kemarin malam dia mendapatkan telfon dari ibunya kalau dia harus ke Seoul. Bukankah itu bagus, Johnny bisa lebih mengenal luar.

Setengah jam berlalu dan kini Johnny membaringkan tubuhnya diatas kasurnya yang empuk. Masih ada waktu setengah jam lagi untuk pergi, mata Johnny perlahan tertutup dan tenggelam dalam alam mimpi.

.
.
.

"Kim Jungwon!"

"Kim Jungwon, jawab aku!"

Kedua mata itu terbuka dengan sangat lebar membuat Johnny khawatir. Mimpi apa itu tadi?siapa yang baru saja memanggilnya?yang dia lihat hanyalah ruang hampa nan gelap, lantas sebuah suara memanggil namanya dengan begitu halus membuatnya seakan semakin masuk kedalam alam mimpinya.

Tapi sayangnya dia terbangun dengan segera. Hal pertama yang dia lihat adalah jam, oke dia terlambat satu jam. Pemuda itu segera membawa jaket dan mengganti pakaiannya dengan cepat dan segera meraih jaketnya. Dia memakainya dan menggendong tas di punggungnya sambil berlari kebawah.

"Nenek kenapa tidak membangunkan ku?"kesal pemuda itu.

"Nenek kira kau tidak jadi berangkat, jadi nenek biarkan cucu nenek ini tertidur,"jawab sang nenek.

"Iya terserah nenek saja. Aku berangkat sekarang, jangan merindukanku. Aku pasti kembali kesini, selamat tinggal nenek." Johnny memeluk neneknya dan berlari keluar dari rumahnya dengan segera.

Johnny Kim atau nama aslinya adalah Kim Jungwon sangat disayang oleh neneknya, tidak ada yang lain. Ya karena Kim Jungwon adalah satu-satunya cucu laki-laki baginya.

Johnny berlari menuju halte dan sayangnya bus yang akan dia gunakan sudah lewat. Dia harus menunggu sampai jam dua belas siang nanti atau dia harus memakai kereta bawah tanah. Tidak ada pilihan lagi, Johnny sudah janji dengan ibunya kalau dia akan datang tepat waktu.

THE CALLING : WALK THE LINE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang