[9] Pretend

597 122 26
                                    

וח Pretend —ו×

"Hyung, besok kau ada janji denganku."

"Iya Noo, aku masih ingat." Sejujurnya pemuda bernama Jeon Heeseung itu lupa dengan janjinya bersama Sunoo, untung saja anak itu menelfonnya.

"Syukurlah, aku kira kau lupa."

"Ada yang ingin dibicarakan lagi?"tanya Heeseung.

"Kau ada dimana?"

"Ruang konseling," jawab Heeseung dengan santai, memang dia sering datang ke ruang konseling pada jam kosong.

"Oh oke. Hanya bertanya, kalau begitu aku tutup dulu telfonnya. Maaf menganggu mu Hyung."

"Tidak masalah."

"Oke!"

Panggilan diakhiri begitu saja. Heeseung menatap meja di depannya dengan tatapan kosong, dia tidak memiliki semangat saat ini. Setelah kejadian kemarin, membuatnya datang bersalah kepada Sunghoon. Astaga, Heeseung menjadi stres sekarang.

"Namjoon Hyung belum memiliki anak, dia bahkan belum menikah. Aku mendengar dia pergi dan kembali membawa Jungwon. Appa bisa meminta tolong kepadamu untuk menjaganya?"

Ucapan ayahnya masih terngiang-ngiang di kepala Heeseung. Meskipun itu ucapan beberapa Minggu yang lalu, yang mengatakan kalau Jungwon bukanlah anak dari keluarga Kim. Padahal dengan jelas tertera 'Kim Jungwon' disana.

"Appa akan mengatur semuanya sebisa mungkin. Menyatukan dua orang yang berbeda sangatlah sulit. Appa minta jaga saja dia ya."

Heeseung benar-benar ingin membanting meja di hadapannya ini. Bahkan dia membayangkan jika meja di hadapannya ini sedang menertawainya karena sikapnya yang aneh. "Aku bingung astaga."

Pelajaran berakhir dengan begitu cepat, pelajaran Fisika yang tidak disukai oleh beberapa orang malah menjadi suatu favorit bagi murid bernama Kim Sunghoon. Dia sangat menyayangkan waktu pelajaran yang cepat berlalu, dia ingin lagi. Tapi sekarang waktunya beristirahat, waktu yang sangat ditunggu bagi semua murid.

"Mau ke kantin?" tanya Jake kepada Sunghoon. Mereka memang satu kelas jadi jangan ragukan lagi persahabatan mereka.

"Aku harus ke lab dulu setelah ini," jawab Sunghoon membereskan buku-bukunya.

"Mau apa?!astaga." Jake sebenarnya sangat heran dengan sifat temannya yang sangat berbeda dengan murid umumnya, Sunghoon seperti maniak pelajaran.

"Ada sesuatu yang harus aku lakukan. Oh ya, bukannya kau tidak berangkat?" Sunghoon baru sadar, Jake tadi mengiriminya pesan kalau dia tidak bisa berangkat sekolah.

"Oh itu, aku hanya bercanda. Aku sebenarnya telat bangun, jadi tidak mau membuat kalian menunggu," jawab Jake dengan tawa di wajahnya. "Ayo Hoon, aku sudah lapar."

"Iya iya ayo." Sunghoon juga tidak tega melihat Jake yang kelaparan dihadapannya, memprihatinkan. Jake tentu saja senang melihat Sunghoon berjalan keluar kelas.

Mereka akhirnya sampai di kantin, Jake merenggut tidak suka. Karena terlalu lama dikelas akhirnya kantin penuh. Sunghoon tidak peduli sebenarnya, tapi karena Jake yang berlagak seperti gelandangan akhirnya dia masuk ke kantin dan memesan makanan. Sunghoon menghampiri Jake yang berdiri di samping pintu kantin dan segera menarik tangannya.

THE CALLING : WALK THE LINE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang