[21] Let Me In (20CUBE)

468 102 48
                                    

וח Let Me In (20CUBE) —ו×

Rasa sakit yang dulu pernah dia rasakan, sekarang kembali dia rasakan. Berbeda dari dulu, kali ini rasanya lebih sakit karena didalamnya terdapat sebuah kekecewaan dan menyesal.

Kedua mata itu terbuka dengan perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam mata jernihnya. Yang dia rasakan pertama kali adalah sakit, entahlah apa yang baru saja terjadi tapi semuanya gelap. Dia berada dimana dia tidak tahu.

"Jelaskan siapa kau, Yang Jungwon?!"

Suara itu terdengar lagi, Jungwon memukul tanah dan mencoba berdiri. Dia menatap keatas, ternyata benar ternyata bukan mimpi. Jay, Jake dan Sunghoon memiliki niat buruk yang mengakibatkan dia sekarang masuk kedalam cekungan lembah yang curam.

Jungwon berusaha berdiri, dia meraba sakunya. Untung saja dia tidak kehilangan benda penting yang menjadi tujuannya selama ini. Jungwon berjalan dengan tertatih, mencoba naik dan keluar dari cekungan itu.

Usahanya sia-sia tangannya sakit, luka yang dulu ada datang kembali. Sakit yang dulu dia rasakan kembali lagi, semua rasa sakitnya datang tanpa terkecuali. Mati-matian Jungwon menahan rasa sakitnya dan terus berjalan keatas dengan mengandalkan beberapa akar pohon.

"A-aw sial, tanganku patah."

Jungwon meringis saat dia mengingat perkataanya dulu, dan benar tangannya bereaksi seakan tangannya luka parah. Jungwon terkapar di tanah tidak ada harapan lagi semuanya kacau.

Heeseung memimpin jalan seperti biasanya, sebenarnya yang lain sudah lelah. Bayangan malam jatuh dan ini harus diikuti. Sebagai malam hari pelengkap siang, mereka berhenti untuk beristirahat.

"Haruskah kita tidur?"

"Tidur saja, aku akan terjaga,"balas Heeseung mendengar ucapan Ni-ki.

"Aku tidak akan tidur, kita temukan Jungwon dan Sunoo dulu,"ujar Ni-ki.

"Besok masih ada hari,"balas Jay.

"Nyalakan ponsel kalian." Mereka mengikuti ucapan Heeseung dan menyalakan ponsel mereka.

Sunghoon terkejut, saat ponselnya tiba-tiba mati. Begitu juga dengan Jake baterai ponselnya yang penuh tiba-tiba turun drastis dengan sangat cepat dan itu sangat membingungkan. Seakan daya ponsel itu diserap oleh sesuatu dan membuatnya mati seketika.

"Ponsel ku mati,"ucap Jay dan Ni-ki bersamaan.

Heeseung ingin marah saja rasanya, tidak ada gunanya. Mereka memutuskan untuk tidur malam ini dibawah langit dan diatas tanah. Mereka masih belum mengerti sistem yang terjadi, waktu adalah nyawa. Dan mereka menyia-nyiakannya.

"Berjalan ke Utara berputar ke kiri dan lurus ke depan."

Heeseung tersentak mendengar suara itu. Diikuti dengan yang lainnya juga. Bagaimana bisa?siapa yang berbicara? Siapa itu?

"Bukan aku,"ucap Ni-ki saat mendapatkan tatapan dari Heeseung.

"Mungkinkah itu letak salah satu dari Jungwon atau Sunoo?!"ujar Sunghoon.

"Heh bocah! Kau memberikan kami tempat terkutuk seperti ini? Mau menumbalkan kita?" Ni-ki menatap tajam kearah Jay yang baru saja berbicara kepadanya.

"Kalau aku menumbalkan kalian lebih baik aku langsung pergi saat kalian uji coba,"balas Ni-ki.

"Kita cari dia!" Heeseung berdiri dan mengikuti ucapan misterius itu.

Heeseung berjalan ke Utara seperti yang dikatakan oleh suara itu. Diikuti dengan yang lainnya, tanpa mereka sadari mereka belum memahaminya dan benar saja mereka semakin jauh dengan tujuan mereka. Di sebelah selatan tepatnya di kanan belakang ada seseorang yang meringkuk dengan tidak sadarkan diri.

THE CALLING : WALK THE LINE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang