E - 6

3.1K 313 46
                                    

Jimin mengerjapkan matanya perlahan setelah beberapa detik yang lalu terbangun dari tidur karena kelelahan habis menangis dan mengumpulkan kesadarannya. Tubuhnya yang mungil merasakan hangatnya dekapan jungkook yang begitu erat ditubuhnya.

Begitu mata sipitnya terbuka jimin menahan nafasnya karena jarak wajahnya sangat dekat dengan wajah polos jungkook yang masih tertidur pulas. Jika saja hal pahit itu tak terjadi jimin akan dengan senang hati mengecupi seluruh wajah rupawan milik suaminya tersebut untuk menjadi cara agar suaminya terbangun.

Pandangannya jatuh pada labium tipis milik jungkook, air matanya kembali mengembun dipelupuk matanya. Ia ingat sekali jungkook pernah berkata bahwa suaminya itu berjanji tidak akan ada satupun orang yang boleh mencium bibirnya kecuali jimin begitupun sebaliknya.

Tapi hari ini, janji itu dilanggar oleh jungkook sendiri dan itu sangat melukai jimin "kau melanggar janjimu sendiri jeon, selama ini aku terus berkeyakinan meskipun kau mengkhianatiku kau akan tetap menjaga janjimu itu padaku setidaknya ada salah satu bagian dalam dirimu yang akan terus kau jaga demi diriku karena dengan itu aku bisa kembali percaya padamu" Jimin menjeda ucapannya seraya mengulum bibirnya kedalam menahan isakannya.

"Tah hanya itu saja kau telah melanggar janji suci pernikahan kita, janji bahwa kau akan menjadi suami dan ayah yang baik bagiku dan seoyoon, jujur saja kau adalah suami dan ayah terbaik yang aku tau tapi dibalik itu kau juga menjadi sosok itu bagi orang lain"

"Andai saja aku tidak melihatmu berciuman dengannya maka aku akan terus percaya padamu meskipun semua janji telah kau langgar, harusnya aku tau lambat laun janjimu akan kau langgar satu persatu tapi aku tetap percaya janjimu yang satu ini tidak akan kau langgar, aku terus menguatkan diriku dengan hal itu bahwa sebelum aku melihat dengan mata kepalaku sendiri aku akan terus percaya padamu"

"Beruntungnya aku memiliki seoyoon yang selalu menjadi penyemangat hidupku, dialah yang pertama aku datangi jika aku tengah dalam keandaan buruk apalagi setelah tau kau terus menghabiskan waktu bersama orang lain, seoyoon satu-satunya penopang hidupku agar terus bisa bertahan sampai detik ini"

"Mungkin jika tidak ada seoyoon aku akan memilih mati daripada harus tersiksa karena penderitaan yang kau berikan padaku" ucap jimin panjang lebar ia tak akan bisa berucap jika jungkook dalam keadaan sadar. Biarkan hanya dia yang tau.

Jimin melepas tangan jungkook yang melingkar ditubuhnya perlahan tak ingin mengganggu tidurnya dan bangun dari tempat tidur sebelum itu jimin mengurai rambut jungkook yang menutupi sebagian dahinya dikesampingkan.

"Kau tau betapa aku mencintaimu, tapi hari ini aku terluka sangat dalam karena cinta itu, kau telah menghancurkan semua kepercayaanku padamu"

Tepat setelah mengatakan itu jimin pergi dari kamar keduanya, tanpa wanita mungil itu ketahui sang suami ternyata mendengar semua keluh kesahnya. Jungkook tidak tidur semenjak memindahkan jimin ke kasur mereka ia hanya mengamati wajah jimin yang tertidur dengan air mata yang terus menetes.

"Sejauh apa kau mengetahuinya jimin? Sejauh mana aku menyakitimu hingga kau tak bisa mengatakannya padaku?" gumam jungkook yang sudah duduk bersandar pada kepala ranjang dengan air mata yang mengalir merutuki dirinya sendiri karena sudah menyakiti jimin begitu dalam.

Jungkook memukul kepalanya sendiri, ia bodoh karena melupakan bahwa jimin adalah wanita yang pandai menutupi semua masalanya, harusnya ia sadar sejak lama dan mengakhiri semuanya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh taehyung padanya.

Sekarang ia begitu menyesal karena sudah menghancurkan segalanya.

Jeon jungkook yang brengsek dengan segala kebodohannya. Umpat jungkook pada dirinya sendiri.

EQUANIMITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang