E - 11

3.2K 324 59
                                    

"Sekarang katakan kenapa semua ini sampai terjadi" namjoon mengawali percakapan setelah mereka diruang tengah.

"Semua ini salahku ayah" jungkook berucap dengan kepala tertunduk, ia tidak berani menunjukan wajahnya pada sang ayah bila ia melakukan kesalahan.

"Jika kau memang mengaku salah, maka jelaskan pada ayah apa kesalahanmu?"

Namjoon menatap putranya yang terlihat sekali melakukan kesalahan, ia sangat mengenali jungkook. Tapi ia tidak boleh gegabah sebagai orang tua ia harus mendengar penjelasan dari semua anak-anaknya agar ia tidak melakukan hal yang merugikan siapapun, ia harus adil.

Lain namjoon maka lain juga dengan yoongi yang sedang berusaha menahan dirinya agar tidak meledak sekarang, bibirnya sudah gatal sekali ingin menyumpah serapahi adik gilanya itu. Taehyung yang menyadari gelagat yoongi disampingnya memegang tangan yoongi dan mengusap punggung tangannya menyalurkan ketenangan dalam dirinya.

"Maafkan aku, s-selama setahun ini a-aku mempunyai hubungan b-bersama wanita lain di belakang j-jimin, d-dan kemarin lusa k-kami bertengkar hebat karena pada akhirnya jimin mengetahuinya"

Semua orang membelalakan matanya bersamaan dengan apa yang mereka dengar terkecuali taehyung yang memang sudah mengetahuinya.

Plakkkk!

Brughhh!

Tanpa aba-aba namjoon menampar jungkook dengan sekuat tenaga sampai-sampai tubuh jungkook terhuyung hingga menabrak meja yang ada disana saking kuatnya. Seokjin refleks menutup bibirnya karena sangat terkejut.

Taehyung dan yoongipun ikut terkejut karena tak percaya ayahnya melakukan hal itu, sebab sang ayah tak pernah main tangan pada anak-anaknya sejak kedua anaknya masih kecil sampai kedua anaknya memiliki rumah tangga. pria paruh baya itu hanya akan mengajak anak-anaknya berbicara dengan serius memberikan nasihat dan penbertian jika anak-anaknya berbuat kesalahan.

Dengan nafas memburu dan tatapan yang begitu kelam namjoon menaruh kedua tangannya dipingganya dan membuang wajah tak ingin melihat jungkook yang masih terkapar dimeja yang ambruk.

Jungkook meringis memegang pipinya yang terasa sangat kebas sekarang. Nyalinya benar-benar menciut dihadapan ayahnya yang marah besar untuk pertama kalinya. Tapi tamparan kencang ini masih tidak sebanding dengan rasa sakit dan penderitaan yang jimin alami karenanya. Dan jungkook sanggup menghadapi pukulan keras selanjutnya karena ia sendiri belum tau bagaimana harus menebus kesalahannya pada jimin.

Namjoon mengusap wajahnya kasar telapak tangannya masih terasa panas saat bersentuhan dengan wajahnya yang masih mengeras. Seokjin mencoba mendekati suaminya itu dan meraih tangan besar namjoon ldengan tangan yang lain mengusap lengan bisep prianya.

Wanita paruh baya itu tidak bisa mengatakan apapun selain melakukan tidakan yang ia harap bisa menenangkan sang suami dari emosinya. Seokjin pun sama marahnya tapi perasaan sedih dan sakit hati juga ikut serta didalamnya memikirkan sejauh mana menantu yang begitu ia sayangi menderita akibat perbuatan anaknya.

"Namjoon, jangan biarkan amarah menguasai dirimu" gumam seokjin dengan suara yang tercekat karena menahan tangis. Meskipun ia tipikal wanita dan ibu yang sedikit agresive dengan perbuatan dan kecerewetannya ia tetaplah wanita yang memiliki hati yang rapuh.

Namjoon menoleh menatap seokjin yang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, tapi ia menggelengkan kepalanya menolak perkataan istrinya.

"Tidak untuk kali ini jinie, anak itu sudah kelewatan" katanya. Meskipun ia tau ini kali pertama ia bertindak tegas pada putranya karena ini juga kali pertama jungkook melakukan kesalahan yang sangat fatal dan itu sangat membuatnya marah.

EQUANIMITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang