Sudah satu bulan lamanya keduanya berpisah jimin sedikit demi sedikit mulai berdamai dengan rasa sakit dihatinya. Ia juga menjadi lebih dekat dengan jaehyun dalam artian tak lebih dari sekedar berteman baik, karena seoyoon seperti mulai ketergantungan dengan pemuda bermarga jung tersebut dan ia juga jadi ikut terseret menjadi lebih dekat dengan jaehyun.
Jimin juga tidak memungkiri kalau seoyoon ternyata bisa merasakan sesuatu yang sempat hilang dalam diri ayahnya yang bisa didapatkan pada jaehyun. Pemuda itu mencurahkan semua kasih sayangnya pada putrinya itu seolah seoyoon adalah putri kandungnya sendiri.
Tapi tak jarang pula sesekali seoyoon menanyakan kabar ayahnya dan jimin hanya mampu menjawab kalau jungkook akan pulang sebentar lagi padahal ia sendiri tidak tau kapan jungkook akan benar-benar diizinkan pulang oleh yoongi. Lagipula jimin tidak berniat menanyakan hal itu pada kakak iparnya.
Dan tentang perkataan sungwoon tempo hari, jimin sudah memutuskannya tapi setelah ia berbicara dengan jungkook menyelesaikan masalah diantara mereka berdua maka keputusannya benar-benar akan ia jalankan.
"Jimin" seruan dari jaehyun membuyarkan lamunannya. Jimin menoleh menatap jaehyun yang berdiri disampingnya. Ya mereka sedang menghabiskan akhir pekan diwahana bermain karena permintaan seoyoon yang ingin ditemani olehnya dan jaehyun.
Tentang jaehyun yang memanggil namanya dan bukan lagi hwejangnim karena ternyata jaehyun satu tahun lebih tua darinya.
"Hm, wae?" Jawabnya
"Kau melamun? Aku bertanya setelah ini kita mau kemana lagi?" Ucap jaehyun.
"Aku akan mengikuti kemanapun sesuai dengan keinginan seoyoon" matanya beralih kembali memperhatikan seoyoon yang sedang menaiki komedi putar sesekali putrinya itu akan melambai padanya.
Brugh
Tanpa diduga seseorang menabrak jimin sampai tubuh mungilnya hampir saja terjatuh kalau saja jaehyun tidak menahannya. Jimin mengerjapkan matanya beberapa kali, mencerna semua yang terjadi. Posisinya sekarang berada dalam dekapan jaehyun dengan tangan yang lebih tua melingkari pinggangnya.
"Yak! Bisa jalan tidak?" Teriak jaehyun membuat si pelaku yang menabrak terkejut bukan main, jiminpun tak kalah terkejutnya mendengar teriakannya.
Jimin segera melepas dirinya dari jaehyun berbalik menatap si pelaku yang kini terus membungkukan tubuhnya meminya maaf.
"Jae, sudah aku tidak apa-apa dia tidak sengaja" jimin menepuk lengan bisep jaehyun menatap jaehyun seraya mengangguk kecil kalau ia baik-baik saja. Kemudian kembali menatap si pelaku.
"Kau bisa pergi, tapi lain kali hati-hati ya" ujar jimin.
"Ne, sekali lagi saya minta maaf" si penabrak itupun berlalu pergi dibawa oleh temannya. Kini jimin menatap jaehyun lalu memukul bisep si tampan sedikit keras.
"Galak banget sih" tegur jimin yang direspon dengan tawa oleh jaehyun.
"Engga gitu ji, aku refleks aja kok tadi" jawabnya masih tertawa kecil.
Jimin berdecih pelan "ganteng doang kaget sedikit emosian" ledeknya lalu kembali memperhatikan seoyoon yang masih asik bermain tak peduli dengan reaksi jaehyun yang sudah membuka mulutnya lebar sejak kapan jimin ngikutin trend jaman sekarang.
Tawa jimin kembali terlepas saat tau jaehyun masih syok dengan ucapannya, ia juga tidak tau kenapa ia jadi kepikiran pake nada yang lagi viral itu barusan.
"Udah udah ga usah syok gitu, ga pantes banget tau ga sih buat kamu jae" ucap jimin kini melihat jaehyun yang sudah mencebikan bibirnya.
"Tapi aku gantengkan iya kan jujur aja" ucap jaehyun merasa terpuji tadi walaupun sedikit telat.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY
ФанфикAngst (kookmin - gs) Ketika kesabaran jimin harus diuji. Meski terasa sangat menyakitkan namun harus tetap bertahan dalam ikatan yang menyakitkan.