Park Seojoon dan istrinya minyoung harus dibuat syok dengan apa yang mereka dengar tentang putri semata wayangnya yang ternyata mengalami penderitaan. Menantu yang selalu ia banggakan ternyata berani membuat pengkhianatan pada putrinya.
"Yeobo, katakan kalau semua itu tidak benar, kenapa jimin kita tidak pernah menceritakan masalahnya" minyoung memegang lengan sang suami dengan tatapan sendunya.
Seojoon memejamkan matanya mencoba untuk mengendalikan emosinya, ayah mana yang tidak akan marah mendengar putri kesayangannya tersakiti.
"Itu benar, minyoung-ah. Dan aku sangat marah sekali sekarang!" Gumamnya dengan suara yang begitu rendah.
Nafasnya memburu hingga terlihat bagaimana dada dan bahunya naik dan turun begitu kencang, dibawanya sang istri untuk lebih dekat pada keluarga besannya itu.
"Putri dan cucuku akan ku bawa pulang ke rumah kami" katanya begitu lantang membuatnya menjadi pusat perhatian. Terutama jungkook yang sudah berdiri kaku dengan wajah yang begitu pucat pasi.
"Abeoji aku--" ucapan jungkook terhenti begitu seojoon mengangkat tangannya.
"Aku tidak mau lagi mendengar apapun, sudah cukup putriku menderita disini. Jika aku tau putriku akan mengalami hal buruk seperti ini demi tuhan aku tidak akan pernah menyerahkannya pada putra anda tuan jeon, putramu tidak bisa dipercaya. Aku sangat kecewa pada kalian semua terutama pada putramu" ucap seojoon dengan kilatan dan marah yang terpancar bersamaan dimatanya.
"Tuan park, kita bisa bicarakan---"
"Ahjumma lee tolong, masukan saja semua barang milik jimin dan seoyoon ke mobil saya dan saya tidak menerima bantahan sedikitpun!" Peringat seojoon, ahjumma lee yang baru saja datang bersama ahjussi dengan dua koper dimasing-masing tangan mereka mengangguk menuruti permintaan dari besan majikan merekan.
Tuan park mengabaikan namjoon yang akan berbicara padanya dan lebih memilih memerintah pelayan didana dan berlalu menaiki tangga menghampiri putrinya.
Namjoon, seokjin, taehyung, yoongi bahkan jungkook sendiri hanya bisa terdiam dan terpaku ditempat tak mampu menyela lagi atau menghentikam seojoon dan minyoung sebab kesalahan mereka yang begitu besar pada jimin.
*****
Pintu kamar itu terbuka seojoon dan minyoung bisa melihat jimin yang sedang berusaha untuk bangun dibantu oleh cucu cantik mereka seoyoon. Kedua pasangan paruh baya itu memilih untuk memperhatikan keduanya lebih dulu sebelum memberitahu bahwa mereka ada disini tapi sepertinya putri dan cucu mereka belum menyadari kehadiran keduanya.
"Mommy apa kita benar-benar akan pergi dari sini?"
Jimin yang baru saja sadar tadi harus dibuat terkejut oleh para pelayannya yang berkata akan mengemasi barangya dan seoyoon atas perintah yoongi. Ia kembali tersadar kalau masalah sekarang sudah diketahui oleh keluarga suaminya.
"Mommy tidak tau? Tapi yoongi aunty tidak bisa dibantah nak, kalau tidak ayahmu lah yang akan terkena akibatnya"
Seoyoon terdiam sesaat menimang-nimang apa yang akan ia katakan tapi jika ditahan terus menerus ia akan penasaran.
"Mommy..." Seru seoyoon pelan, jimin mengangguk menunggu lanjutan ucapan putrinya. Sebenarnya ia sudah tau perkataan apa yang akan putrinya ucapkan ia hanya ingin seoyoon sendiri yang mengatakannya.
"Apa ini berhubungan dengan perkataan mommy yang mengatakan kalau daddy memiliki putri selain aku?" Seoyoon berucap pelan diakhir, ada nada kesedihan disana yang terdengar begitu menyakitkan ditelinga jimin. Hatinya semakin sakit melihat seoyoon yang masih bisa tersenyum meskipun sangat tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY
FanfictionAngst (kookmin - gs) Ketika kesabaran jimin harus diuji. Meski terasa sangat menyakitkan namun harus tetap bertahan dalam ikatan yang menyakitkan.