E - 14

2.9K 282 28
                                    

Seojoon dan minyoung saling bertukar pandang ketika mereka memperhatikan jimin yang menatap luar jendela mobil dengan pandangan kosongnya. Kemudian beralih pada seoyoon yang tertidur dengan paha jimin sebagai bantalannya. Ada jejak air mata dipipi gembil cucu manisnya.

Pasangan paruh baya itu memilih tidak mengatakan apapun sekarang, cukup memperhatikan saja. Sebagai seorang ibu, minyoung tidak pernah menyangka kalau putrinya akan mengalami hal buruk dalam pernikahannya.

Sama hal nya dengan seojoon, hatinya ikut terluka melihat putri semata wayangnya yang terluka karena rumah tangganya sedang dalam ambang kehancuran. Seojoon sempat bersyukur pada tuhan karena mengirimkan jungkook menantu yang hampir mendekati kata sempurna itu untuk ia percayai dapat menjaga putrinya sama baiknya bahkan melebihi dirinya.

Karena jimin, putrinya itu tumbuh dalam keluarga yang harmonis dan penuh cinta. Jadi ia juga menginginkan kehidupan rumah tangga jimin sama sepertinya harmonis dan penuh dengan cinta. Tapi hidup seperti roda yang berputar ada kalanya bisa dibawah juga tidak serta merta selalu diatas.

Terbesit rasa kecewa yang mendalam pada dirinya sendiri karena mempercayai jungkook sepenuhnya dalam menjaga jimin. Tapi sebelum menantunya itu mengkhianati putri seojoon akui jungkook sangat memperlakukan jimin layaknya seorang ratu dalam hidup pria itu. Maka dari itu ia tidak pernah berpikiran buruk pada jungkook.

Satu jam kemudian mobil yang dikendarai oleh seojoon akhirnya sampai tepat didepan pintu utama rumah keluarga park. Kepala keluarga itupun keluar lebih dulu dan membuka pintu mobil bagian belakang guna membawa cucu manisnya yang tertidur dengan hati-hati agar tak mengganggunya.

Minyoung berbalik dari kursi penumpang bagian depan dan menatap jimin yang juga tengah menatapnya "masuklah kedalam, biarkan para pelayan yang membawa barang-barangmu"titahnya yang diangguki oleh jimin sebelum akhirnya yang lebih muda turun dari mobil meninggalkan ibunya yang menatap sedih kearahnya.

Jimin memasuki kamar miliknya yang masih sangat rapi dan bersih meski sudah lama tidak ia tempati. Diatas ranjang queensize miliknya sudah ada seoyoon yang tertidur pulas disana. Lelah karena hampir lima belas menit lamanya putrinya itu menangis keras sampai akhirnya jatuh tertidur.

Ibu satu anak itu berjalan kearah rak-rak yang tersusun rapi dan masih terdapat mainan-mainan miliknya yang sengaja ia pajang karena saking menyukainya sejak kecil dulu. Ada juga buku-buku gambar dan majalah dari brand pakaian yang sengaja ia simpan karena mimpinya yang ingin menjadi desainer sampai akhirnya ia bisa mewujudkan mimpinya itu. Euphoria yang ia rasakan saat itu masih terasa sampai sekarang.

"Tidak berubah sama sekali"gumam jimin dengan suara yang begitu kecil. Lalu pandangannya jatuh pada bingkai foto dimana disana ada potret dirinya dan jungkook mereka meresmikan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih. Itu sekitar 10 tahun yang lalu.

Matanya yang beberapa saat yang lalu bersinar kini meredup kembali, mengingat betapa bahagianya mereka saat itu sampai dua tahun kemudian mereka memutuskan menikah dan mempunyai seorang putri ditahun berikutnya.

Tapi semua kenangan indah itu harus hancur karena sebuah pengkhianatan. Jimin mengambil bingkai foto itu dan memasukannya kedalam laci meja nakas yang ada di samping ranjang miliknya. Terlalu sakit jika melihat kenangan itu terus menerus disaat kini hubungannya merenggang.

Kemudian jimin mendudukan dirinya ditepi ranjang lalu menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Menutupi wajahnya yang kembali basah karena air mata. Hatinya terluka tapi rasa rindu itupun selalu mendesak mencari celah agar tetap berada disana. Jungkook sudah sangat mendominasi kehidupannya sampai kedalam hatinya.

"Ngh.. mommy" jimin segera menyeka air matanya begitu mendengar rengekan dari celah bibir seoyoon. Ia pun berbalik dan sudah mendapati seoyoon yang sudah bangun dan tengah menatapnya dengan mata yang sembab.

EQUANIMITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang