"Hyung katakan padaku apa tujuan nuna yang sebenarnya?" Tanya jungkook langsung menghampiri taehyung yang baru saja keluar dati kamarnya.
Ini sudah hari ketiga mereka berada di Kanada dan selama itu pula perusahan yang dikatakan yoongi sedang bermasalah ternyata baik-baik saja. Awalnya ia tidak menyadari kejanggalan itu karena memastikan dengan benar masalah apa yang terjadi diperusahan yang ternyata hanya masalah-masalah kecil yang bahkan masih bisa ditangani oleh para karyawan yang berada disini.
Taehyung menghela nafasnya pelan cepat atau lambat jungkook akan menyadari semuanya seperti sekarang dipagi hari yang harusnya ia nikmati dengan secangkir kopi panas dengan beberapa cookies sebagai pendampingnya harus sirna sudah. Karena setelah ini dipastikan ia jungkook akan melakukan pemberontakan.
"Aku hanya tau tujuan yoongi mengirimu kesini hanya satu, menjauhkanmu dari jimin dan seoyoon, termasuk wanitamu dan putrinya"
Jungkook berdecak keras dengan kedua tangan yang mengepal menahan amarah mencoba mengontrol dirinya. "Kenapa harus sampai sejauh ini, kenapa tidak mengurungku dirumah saja" ucapnya mencoba untuk tetap tenang meski dalam dirinya sudah begitu bergejolak.
"Karena yoongi tau kau memiliki seribu satu cara agar bisa keluar dari rumah dan menghancurkan rencananya"
"Rencana? Rencana apa hyung?" Jungkook menjawab dengan sedikit berteriak. Perasaannya jadi tak enak takut sang kakak melakukan hal yang tak ingin ia bayangkan sedikitpun.
"Aku akan pulang sekarang tak peduli jika yoongi nuna melarangnya, aku tidak bisa mengorbankan keduanya karena kesalahanku" finalnya segera bergegas memasuki kamarnya dan mengemasi semua pakaiannya kedalam kopernya.
Dan saat bersamaan juga taehyung mendapatkan suara notifikasi dari ponselnya dimana si pengirim itu yang tak lain adalah istrinya sendiri yoongi. Yang menyuruhnya untuk membuka email darinya.
"Dia memang tau sekali tabiat adiknya seperti apa" gumamnya.
Taehyungpun duduk disofa yang tak jauh darinya dan membuka laptop yang disana membuka email yang benar saja sudah terdapat email dari yoongi yang ternyata didalamnya terdapat beberapa foto dan dua video yang masing masing berdurasi dua menit.
Tak berapa lama jungkookpun keluar dari kamarnya beserta dua koper dikedua tangannya. Taehyung yang menyadari itu membali laptop miliknya yang sudah memutar salah satu video.
"Lihatlah jung" seru taehyung membuat siempu berbalik kearahnya. Dan langsung menatap laptop itu.
Tubuhnya terpaku dengan apa yang ia lihat didalam video tersebut. Dimana jisoo yang diseret dan dibawa menemui jimin. Matanya tak tertuju pada jisoo tapi pada sorot mata jimin yang begitu terluka meskipun diselimuti dengan wajah yang sangat datar. Ia juga menjadi prihatin pada jisoo yang harus menanggung sendiri kesalahan yang dilakukan mereka berdua.
Seketika tubuhnya melemas saat jimin keluar dari boutiquenya dan tak seberapa lama jimin kehilangan kesadarannya lalu ada sosok pemuda yang jungkook tidak kenali membantu jimin. Oh tuhan, jimin terluka terlalu banyak karenanya. Air matapun jatuh dari mata jungkook merutuki betapa brengseknya dia.
Kemudian setelah video pertama berakhir taehyung memutarkan video yang kedua. Dimana didalamnya ada seoyoon yang tengah bermain bersama pemuda yang menolong jimin. Keduanya diliputi dengan canda tawa bermain bersama di taman yang jungkook ketahui tak jauh dari boutique milik jimin.
Bibirnya ikut tersenyum ketika seoyoon tertawa lebar sampai matanya membentuk garis persis seperti jimin saat pemuda itu melakukan sesuatu yang lucu kepada seoyoon. Ini adalah kali pertama jungkook kembali melihat seoyoon tertawa begitu lepas kini ia menyadari sesuatu kalau ia benar-benar tidak memiliki waktu untuk putri semata wayangnya setelah bertemu dengan chaeyeon ini kesalahan terbesar yang jungkook lakukan pada putrinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY
FanfictionAngst (kookmin - gs) Ketika kesabaran jimin harus diuji. Meski terasa sangat menyakitkan namun harus tetap bertahan dalam ikatan yang menyakitkan.