Pernikahan merupakan peristiwa yang sakral, pernikahan juga sebagai ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan yang ingin membuka fase baru kehidupan yang bertujuan membangun keluarga kecil yang bahagia penuh cinta dan kasih sayang yang kekal dengan pernikahan juga berarti berkeinginan melahirkan keturunan agar melengkapi keluarga kecil yang akan dibangun nanti
Tak hanya tentang laki-laki dan perempuan tapi pernikahan juga berarti menyatukan dua kepala yang berbeda, dua keluarga yang berbeda serta dua kebiasaan yang berbeda.
Pernikahan itu tentang komitmen yang dibuat agar tetap saling mencintai, menyayangi terutama saling mempercayai satu sama lain.
Bagi park jimin yang sudah menjalani pernikahannya selama 7 tahun. Lika liku, suka duka dalam rumah tangganya sudah ia rasakan manis pahitnya semua itu tapi untuk kali ini cobaan hubungan pernikahannya begitu menyakitkan ia alami.
Suami yang ia begitu cintai tega mengkhianatinya dengan bermain api dibelakangnya, dalam benaknya ia terus bertanya pada dirinya sendiri mengapa semua itu terjadi padanya.
Apakah ia sudah tidak cantik lagi?
Apakah ia sudah tidak menarik lagi hingga suaminya memilih menduakannya?
Apa pelayanannya pada sang suami begitu kurang memuaskan?
Dan banyak lagi pertanyaan yang negative mehinggapi pikirannya, awalnya ia ingin menyalahkan suaminya, ingin marah, memaki dan menghajar suami brengseknya itu bahkan ia berencana menceraikan suaminya itu akan tapi sekelebat wajah polos putri cantiknya yang masih berumur 6 tahun menghentikan niatnya melakukan itu semua.
Ia tak boleh egois walaupun hatinya begitu sakit karena perilaku sang suami, masa depan putrinyalah yang ia prioritaskan. Karena ia tak ingin putrinya diejek tak memiliki orang tua yang utuh atau mungkin perkataan buruk lainnya ia tak mau itu semua dialami putri cantiknya.
Ingin mengadu pada orang tua pun jimin enggan mengatakan keburukan suaminya ia juga takut dibilang tak dewasa karena mengadu pada orang tua, hanya ahjussi lee supir pribadinya lah yang mengetahuinya karena sering mengantarnya dan melihat semuanya.
Untuk saat ini jimin hanya akan bersikap tidak tau apa-apa pada suaminya dan memilih memendam segalanya sendiri hingga waktunya tiba yaitu saat dimana ia sudah tak bisa lagi bertahan mendampingi suaminya. Karena saat ini kekuatan terbesarnya berada pada putrinya itu ia hanya mampu bertahan berkat putri cantiknya.
Jauh dalam dirinya jimin memiliki ketakutan terbesarnya nyaitu seoyoon yang merasakan perubahan pada diri ayahnya hingga membuat putrinya kecewa dan terluka ia takut sekali seoyoon menyadari hal itu, ia takut menjelaskan dan memberi putrinya pengertian yang pasti akan menyakiti putrinya itu. Jimin akan lebih memilih dirinya yang tersakiti asal jangan seoyoon.
Seperti saat ini jimin tengah memasang dasi pada kerah suaminya, jeon jungkook dengan telaten. Ia memasangnya tanpa melepas senyum diwajah cantiknya dan itu tak luput dari pandangan sang suami.
"Cha! Selesai" jimin menepuk dada suaminya tanda pekerjaannya memasang dasi telah selesai.
Cup!
Jungkook mencium pipi jimin cepat "terima kasih ya sayang" ucapnya seraya tersenyum.
Jimin membalas senyuman suaminya dengan pipi yang merona siapa juga yang tidak akan merona jika diperlakukan semanis itu.
"Turunlah kebawah duluan shin ahjumma sudah menyiapkan sarapan untuk kita semua, aku akan memandikan seoyoon lalu mengantarnya sekolah" ucap jimin seraya akan beranjak tetapi jungkook sudah menyahutnya lebih dulu membuat ia menghentikan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY
FanfictionAngst (kookmin - gs) Ketika kesabaran jimin harus diuji. Meski terasa sangat menyakitkan namun harus tetap bertahan dalam ikatan yang menyakitkan.