E - 42

1.9K 182 21
                                    

Sudah sekitar satu jam Jimin termenung memandangi kamar luas yang harumnya tidak pernah berubah sedikitpun, bahkan furnitur, dan pajangan yang ada didalamnya tidak ada yang berubah. Jimin bangun merubah posisinya menjadi duduk menghadap kearah pintu kaca menuju balkon kemudian menghela nafasnya pelan disini terlalu banyak kenangan yang pernah ia lalui bersama Jungkook, ia tidak pernah menyangka kalau ia akan berada didalam ruangan dimana banyak sekali kenangan manis yang pernah terjadi dihidupnya dalam keadaan yang berbanding terbalik saat ini.

Jujur saja ia tidak pernah menyesal pernah mencintai Jungkook. Jika ia menyesal itu artinya kehadiran ketiga anaknya juga sebuah penyesalan disaat mereka merupakan anugerah yang paling Jimin syukuri kehadirannya.

Jimin menggelengkan kepalanya, sudah cukup ia memikirkan masa lalu, sekarang ia hanya ingin hidup di masa kini bersama anak-anaknya. Jimin meraih ponselnya yang ada dinakas menyalakannya untuk melihat jam yang masih menunjukan pukul tujuh pagi.

Omong-omong ia sempat menolak untuk tidur di kamar Jungkook sesampainya di mansion, tapi setelah dibujuk oleh seokjin dan yoongi dasarnya ia mudah luluh akhirnya ia menyetujuinya.

Jimin beranjak bangun lalu berjalan memasuki kamar mandi hingga limas menit kemudian jimin menyelesaikan acara membersihkan dirinya. Saat keluar kamar mandi bersamaan saat itu juga yoongi masuk kedalam kamarnya setelah mengetuk beberapa kali.

"Eoh! Selamat pagi jimin-ah"

"Pagi eonnie, ada apa eoh?" Tanya jimin.

"Aku hanya ingin memberitahu kalau di lemari itu masih ada baju milikmu"

Jimin mengerenyit bingung dan yoongi yang menangkap kebingungan jimin mendekati jimin "kamar ini tidak pernah tersentuh semenjak perceraianmu dan Jungkook, setiap hari hanya dibersikan oleh pelayan. Jungkook enggan memasuki kamar ini ia beralasan takut semakin merindukanmu dan semakin merasa bersalah padamu lalu ia juga tidak ingin menodai kamar ini karena hanya kamar ini satu-satu saksi bisu kebahagian tanpa celah sedikitpun selama ia memiliki hubungan denganmu"

Merasa tak mendapatkan respon dari Jimin, Yoongi kembali berucap "tolong jangan salah paham ya, aku tidak bermaksud lain aku hanya ingin mengatakannya saja padamu"

Jimin tersenyum kecil seraya mengangguk "tidak masalah eonni, akupun tidak mempermasalahkannya" jawab jimin.

"Lalu jika kamar ini tidak ditempati, Jungkook tidur dimana?" Tanya Jimin.

"Dia kembali tinggal disini tidur dikamar yang dekat dengan ruang kerja miliknya dan menjual rumah kalian" jelas yoongi. kemudian membalik tubuh jimin kearah pintu kamar mandi, mengalihkan pembiacaraan sebelumnya ia tak ingin jimin kembali banyak pikiran.

"Ayo ayo cepat ganti bajumu, kita akan kebawah bersama"

Jimin segera berjalan mendakati lemari, menyentuh pintu lemari dengan bayangan masa lalu kemudian kembali menggelengkan kepalanya menyingkirkan segala kenangan yang ada di kepalanya.

Penempatannya pun masih sama benar-benar tidak berubah sedikitpun. Gumam Jimin dalam hatinya.

Setelah mengambil satu setel pakaian kerja miliknya jimin berjalan masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian dan sedikit memoles wajahnya dengan make up tipis seadanya. Kemudian setelah itu Jimin dan Yoongi turun bersamaan.

"Selamat pagi" sapa Jimin begitu ia dan yoongi berada di ruang makan.

Si kembat secara bersamaan turun dari kursi mendekati ibu mereka dengan senyuman yang mengembang.

"Morning Mommy" ucap si kembar bersamaan setelah jimin memeluk keduanya.

"Haru senang sekali pagi-pagi sudah berkumpul bersama iyakan hyung" ucap haru seraya menatap pada zeha yang langsung mengangguk menyetujuinya.

EQUANIMITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang