"I'm fine mom"
"......."
"Mommy gimana disana? And..."
"......."
"Daddy menjagaku dengan baik jangan khawatir, he's always protect me "
"......."
"I miss you so much, cepat pulang ya mom"
"......."
"Yaa, have nice day too mom. Bye Love you too"
Panggilan itupun berakhir seoyoon menaruh satu-satunya ponsel dengan nomor yang hanya keluarga park ketahui yang hanya satu-satunya ponsel yang dapat menghubungi jimin dengan bantuan jaehyun yang memiliki seorang kenalan yang bekerja diperusahaan IT dimana nomor ponsel yang menghubungkan antara keluarga park dan jimin tidak bisa diakses oleh siapapun termasuk keluarga jeon.
Minyoung yang sejak awal duduk disamping menjadi pendengar yang baik seoyoon yang bercengkrama melalui telepon bersama jimin, merasa bersalah pada keluarga jeon karena jimin yang dari awal tidak ingin memberitahukan keadaan dan dimana ia tinggal pada siapapun kecuali keluarganya sendiri.
Walaupun hubungan dengan keluarga jeon sudah tidak seperti dulu lagi, perlakuan keluarga jeon tidak berubah pada jimin, mereka tetap menganggap jimin salah satu bagian dari keluarga mereka. Sebelum jimin memutuskan untuk pergi seokjin dan yoongi masih terus menghubungi putrinya itu untuk sekedar ikut bergabung makan siang atau bertemu untuk menghabiskan waktu bersama.
Sebagai seorang ibu awalnya minyoung tidak setuju saat jimin memilih pergi tanpa membawa seoyoon namun setelah mendengar alasan yang diberikan oleh jimin akhirnya minyoung setuju.
"Halmonie"
"Ya, sayang kenapa?"
"Yoonie ga ngerti kenapa mommy nyembunyiin semua ini dari daddy, cause he deserves to know about this" seoyoon menatap neneknya dengan penuh kebingungan juga sendu merasa kasihan pada sang ayah.
"Karena segala sesuatu membutuhkan waktu yang tepat untuk diungkapkan" suara berat dari arah ambang pintu utama mengambil atensi kedua perempuan berbeda usia itu kearahnya.
"Yeobo, sejak kapan kau pulang?" Minyoung beranjak bangun lalu melangkah mendekati suaminya tak lupa membukakan jas dan mengambil alih tas kerja milik seojoon.
"Ya beberapa menit yang lalu" jawab seojoon seraya menyematkan satu kecupan didahi minyoung lalu berjalan mendekati seoyoon yang masih duduk dikursi yang ada di ruang utama. Menatapnya penuh tanda tanya. Sedangkan minyoung, wanita paruh baya itu berlalu ke arah ruang kerja milik suaminya untuk menyimpan tas kerjanya.
"Cucu harabeoji yang paling cantik pasti sedang bingung ya, sini biar harabeoji jelaskan"
Seoyoon mendekati sang kakek, seojoon mengangkat cucunya itu dalam pangkuannya menyematkan beberapa kecupan dimuka cantik dan manis milik seoyoon cucu perempuan satu-satunya.
"Begini yoonie pasti merasa kasihan pada daddy kan?" Seoyoon mengangguk.
"Yoonie juga tau kan kesalahan apa yang daddy perbuat itu membuat mommy sakit dan bersedih" lagi anak perempuan itu mengangguk mencoba mencerna perkataan kakeknya.
"Harabeoji tanya kalau sakit harus diobati kan?"
"Iya harabeoji"
"Nah mommy yoonie tidak ingin memberitahu daddy yoonie karena dia sedang mengobati lukanya agar sembuh" seojoon berucap dengan kalimat yang memang mudah untuk seoyoon pahami.
"Setelah ibumu merasa lebih baik harabeoji yakin setelah itu dia akan memberitahu keberadaan dan alasannya pada ayahmu" jelasnya yang diangguki oleh seoyoon dengan respon yang diberikan oleh cucunya seojoon yakin cucunya itu memahami maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY
FanfictionAngst (kookmin - gs) Ketika kesabaran jimin harus diuji. Meski terasa sangat menyakitkan namun harus tetap bertahan dalam ikatan yang menyakitkan.