Hari berjalan begitu cepat, jungkook maupun jimin keduanya memilih tidak masuk kerja karena sibuk membuat persiapan serta mendekor rumah mereka untuk hari ulang tahun putri mereka.
Tapi ahjumma lee dan ahjussi lee menjadi saksi bisu bagaimana jimin yang begitu mengabaikan jungkook meskipun sang suami masih berusaha mengajak yang bersangkutan berbicara.
Pasangan paruh baya yang sudah bekerja lama dengan keduanya hanya bisa menatap miris, mereka tak bisa banyak membantu meskipun tau seberapa besar rasa sakit dan rasa sedih nyonya mereka.
Ahjussi lee lah yang paling banyak melihat bagaimana jimin selalu menangis dalam diam jika sedang mengantar atau menjemput majikan wanitanya bekerja dan mendapati tuannya bersama wanita lain.
Saking baiknya jimin, nyonya mudanya itu hanya mengatakan tidak apa-apa ahjussi, aku baik-baik saja anggap semua itu tak pernah kita ketahui setiap ia bertanya bagaimana keadaanya. Entah apa yang dipikirkan nyonya mudanya hingga mampu memendamnya sendiri.
"Tuan muda sudah kehilangan kepercayaan nyonya muda, apa kemarin saat nyonya tidak pulang apa benar karena bekerja?" Tanya ahjumma lee pada sang suami yang menoleh kearahnya karena mendapat pertanyaan.
"Aku bahkan tidak tau kemana nyonya pergi kemarin malam, aku menunggu hampir dua jam penuh lalu nona wendy mengatakan kalau nyonya sudah pergi sejak sore hari"
Ahjumma lee mendesah kasar "pagi ini sepertinya telah terjadi sesuatu yang menyebabkan nyonya jimin berubah" ujarnya sedih melihat bagaimana nyonya mudanya yang baik wajahnya yang cantik selalu menebar senyuman kini berubah datar tak berekspresi seperti itu. Sedikitnya ia merasa kehilangan sosok sebaik jimin.
"Kuharap mereka dapat menyelesaikan segalanya tanpa menyakiti siapapun" ucap ahjussi lee yang diangguki oleh ahjumma lee.
Jungkook menatap jimin yang duduk bersandar disofa dengan jimin yang menutup matanya. Entah istrinya itu tertidur atau tidak ia hanya ingin mengamati bagaimana pahatan wajah milik istrinya.
Senyuman tipis samar terlihat dibibir tipisnya. Jungkook tak pernah ingin ini terjadi tapi ia sadar bahwa dialah titik awal dari retaknya rumah tangga mereka. Dialah penyebab senyum cantik diwajah istrinya menghilang.
"Ji, mandilah lebih dulu biar aku yang menyelesaikannya semua lalu turunlah untuk makan malam" ucap jungkook.
Jimin membuka matanya mendengar suara jungkook mengintrupsi dirinya, tanpa menjawab ucapan jungkook ia beranjak bangun dan berjalan ke kamar.
"Tuan biar ahjumma saja ya, tuan beristirahat saja" ahjumma lee berucap setelah menghampiri jungkook yang sedang membereskan sisa-sisa barangnya.
Jungkook tersenyum kearah ahjumma lee seraya mengangguk, ia juga lelah sebenarnya tapi melihat istrinya yang tak berhenti sebentar saja sejak siang hingga tadi ia mengurungkan niatnya untuk beristirahat.
"Makasih ya ahjumma" ucapnya setelah mendudukan dirinya disofa seraya memperhatikan ahjumma lee yang sedang beres-beres.
"Sudah menjadi tugas saya tuan"
"Ahjumma apa aku boleh bertanya sesuatu?" Tanya jungkook setelah menimang-nimang beberapa saat.
Ahjumma lee menghentikan gerakannya lalu berbalik menghadap jungkook "tentu saja, apa yang ingin tuan muda tanyakan" ucapnya.
"Apa yang tidak aku ketahui dirumah ini? Maksudku apa yang selama ini aku lewati"
Awalnya ahjumma lee mengerutkan dahinya bingung namun setelah ingat akan masalah kedua majikannya ia tersenyum kaku.
"Aku tidak yakin apa ini berhubungan tapi setahun belakang ini, nyonya seringkali melamun bila ia sendiri aku ingat sekali hari itu pertama kalinya aku melihat nyonya berjalan dengan pandangan yang begitu kosong sampai tak menyadari keberadaan saya disana bahkan saya sempat memanggilnya tapi dia berlalu begitu saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY
FanfictionAngst (kookmin - gs) Ketika kesabaran jimin harus diuji. Meski terasa sangat menyakitkan namun harus tetap bertahan dalam ikatan yang menyakitkan.