MLA 2 : [Bagian 31]

29K 1.5K 129
                                    


***

Terhitung sudah 3 hari Alina melakukan aktivitas yang selalu sama.

Makan, tidur, membaca buku, dan menonton televisi, bahkan terkadang Ia akan menghabiskan waktu untuk mengobrol atau sekedar mendengar musik bersama janin yang masih belum terlihat di perutnya.

Dan kini, dirinya baru saja meminjam ponsel Rafa untuk dimainkan karena ponselnya sudah hilang bersama tasnya saat dirinya di culik. Untung saja Alina bukan tipe yang selalu membawa barang penting kemana-mana. Ia hanya membawa ponsel dan buku setiap kuliah. Uang pun jarang dibawanya karena Rafa sudah seperti dompet berjalan baginya.

Alina mendownload beberapa akun sosial media di ponsel Rafa dan mengisinya dengan akun miliknya.

Baru saja akunnya terbuka, Ia terkejut melihat banyak pesan yang dikirim Tasya melalui Direct Message. Hampir semuanya berisi pertanyaan kenapa Alina tidak masuk kuliah.

Alina mengetikkan sesuatu di sana, menyuruh temannya itu mengirimkan nomornya sekarang. Tak lama menunggu, balasannya sudah datang dan Alina langsung menelpon Tasya.

"Alina kau kemana saja? Apakah kau masih sakit? kukira saat bertemu kemarin kau sudah sembuh, ternyata kau masih menikmati masa bolosmu itu ya, dasar!" Cecar Tasya langsung.

Alina terkekeh, "Kau akan terkejut saat aku mengatakan hal ini."

"Hal apa? Kau merahasiakan sesuatu ya? Cepat katakan, jangan membuatku penasaran."

"Aku berhenti kuliah."

"Apa?! Jangan bercanda Alina!"

"Sudah kubilang kau akan terkejut."

"Kau serius berhenti kuliah? Kenapa?"

"Aku hamil."

"Apa?!" Lagi-lagi suara teriakan itu terdengar, namun kali ini lebih besar hingga membuat Alina menjauhkan ponselnya dari telinga. Oh god! apakah orang di sekitar Tasya tidak terganggu dengan suaranya itu? Alina dapat mendengar suara berisik di sana menandakan wanita itu sedang berada di luar. Padahal ini hampir gelap.

"Jika kau tak percaya, datang saja ke apartemenku kalau ada waktu." Alina tak bisa membayangkan bagaimana wajah konyol Tasya di sana.

"Sial, kau bilang ingin hamil bersama denganku." Cibir Tasya membuat Alina teringat sesuatu.

"Tasya, kau belum menceritakan tentang Arina padaku." Suara Alina terlihat serius.

Tasya terdiam sesaat, wajahnya berubah menjadi datar, "Kau ingin aku menjelaskannya di telpon sekarang?"

"Ceritakan garis besarnya saja,"

Tasya menghela nafas, "Itu bukan anakku, Itu anak kakakku yang pernah kuceritakan padamu."

"Kakakmu yang meninggal karena kecelakaan?" Ucap Alina pelan, takut salah bicara.

"Ya, suami kakakku tidak memiliki keluarga lain, jadi aku yang menjaga anaknya bersama paman dan bibiku, kami kadang bergantian menjaganya."

My Little Alina 2 | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang