MLA 2 : [Bagian 5]

115K 3.9K 63
                                    


***

Alina meremas kedua tangannya yang sudah berkeringat, pertanda dirinya sangat gugup saat ini. Jarak mobil mereka dengan rumah tante Mera juga sudah sangat dekat, hanya membutuhkan waktu beberapa menit dan mereka akan sampai disana.

Rafa menyadari raut cemat Alina segera menangkupkan satu tangannya pada jemari Alina yang bertaut dan mengusapnya pelan.

"Kakak tanya sekali lagi, Alina yakin pergi kesana?" Alina menolehkan kepalanya. Melihat wajah Rafa, ntah kenapa ketakutan Alina seolah menghilang serta hatinya mulai tenang sekarang.

"Iya, Alina yakin." Jawab Alina kemudian menggenggam satu tangan Rafa dengan kedua tangannya.

"Kakak serius. Alina beneran mau pergi kesana?"

"Katanya nanya sekali lagi, kok jadi dua kali." Kekeh Alina.

Rafa menatap Alina tak percaya. Bagaimana bisa wanita itu tertawa sedangkan dirinya dari tadi panik memikirkan perasaan Alina.

"Alina." Tegur Rafa membuat Alina terdiam.

"Ups." gumam nya. "Kakak tenang aja, Alina beneran ga papa." Alina menatap Rafa lembut, berusaha meyakinkan pria di sampingnya.

Rafa menghembuskan nafasnya pelan, "Kalau Alina nanti ga nyaman bilang ke kakak, kita langsung pulang."

Alina tersenyum kecil dan mengangguk.

***

Rafa menekan bel dengan satu tangannya yang menggenggam jemari Alina erat.

Tak lama, pintu terbuka menampilkan sosok Tante Mera yang dengan ceria menyambut kedatangan mereka, ralat, lebih tepatnya kedatangan Rafa.

Ia segera memeluk Rafa dengan erat, "Astaga, kenapa lama sekali?! Kami sudah menunggu dari tadi!"

Alina hanya diam menatap polos kedua orang di sampingnya. Rafa yang merasa tak enak langsung saja melepas pelukan tersebut membuat Tante Mera sedikit merengut.

"Eum.. Mama dimana Tante?" Tanya Rafa sedikit melirik ke dalam.

"Ada. Ayo masuk." Tante Mera sedikit menggeserkan tubuhnya untuk mempersilakan mereka masuk.

Alina melihatnya. Melihat bagaimana tatapan tersebut langsung berubah datar saat bertemu dengan tatapannya. Berbeda dengan sikap awalnya saat bertemu Rafa.

Alina hanya berjalan menunduk di belakang Rafa dengan tangan yang masih digenggam pria itu.

Semua orang langsung memandang Rafa dengan senang. Pasalnya, sangat jarang mereka bisa bertemu Rafa dalam acara seperti ini. Pria itu selalu menolak untuk datang.

"Akhirnya anak Mama datang." Mama Nia—Mama mertua Alina mengecup kedua pipi Rafa dengan senyum yang mengembang, begitupun dengan Alina, Ia menyambut wanita itu sama hangatnya.

Setelah bersalaman dengan seluruh anggota keluarga, Rafa mengambil tempat duduk di samping Mamanya bersama Alina.

Alina memperhatikan sekitar, cukup banyak orang yang hadir di sini. Keluarga ini memang sering mengadakan acara seperti ini agar hubungan keluarga mereka selalu erat. Ditambah agar nenek tak merasa kesepian.

My Little Alina 2 | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang