MLA 2 : [Bagian 1]

292K 6.4K 436
                                    

Welcome back semuanya!

Udah selesai baca cerita yang pertama? Hehe Disini aku mau bilang kalau cerita ini bakal beda dari yang sebelumnya.

Cerita ini konfliknya aku bikin agak berat. (dikit doang wkwk)

Dan buat peringatan, disini mengandung unsur kekerasan, kata-kata kasar, dan adegan seksual yang mungkin cocok untuk umur 21+.

So, hati-hati dalam memilih cerita⚠️

Happy reading!

***

"Ahh—shh.." Desahan seorang wanita memenuhi seluruh ruangan, membuat pria yang berada di atasnya semakin semangat melancarkan aksinya.

Ia terus menggerakkan pinggulnya dengan cepat mencari kenikmatan yang selalu membuat mereka melayang.

"Kenapa—Huh ma—sih saja sem-pit..." Ucap Rafa saat merasakan miliknya dijepit dengan sangat erat.

Alina mengencangkan remasan jarinya pada bahu Rafa, membelai hingga mencakar bagian itu sampai memerah. Mereka melakukannya dengan sangat brutal hingga ranjang tersebut sudah tak berbentuk lagi.

Selimut dan baju yang berserakan di lantai, sprei yang sudah tidak berada di tempatnya lagi, juga bantal yang sudah tertendang sampai ke ujung pintu.

Meskipun dirinya sudah tak terhitung berapa kali bercinta dengan istrinya, Rafa tetap merasakan keinginan yang besar untuk menyentuh Alina lagi dan lagi.

Tamparan pada bokong Alina menyentak tubuh wanita itu.

Sedikit pun Ia tak merasa kesakitan, malah hal tersebut membangunkan sisi liarnya. Alina menarik kepala Rafa dengan cepaf untuk merasakan bibir pria itu.

"Jangan pernah menggoda Alina, Kak." Bisik Alina tepat di wajah pria itu.

***

Hentakan gorden yang kini terbuka lebar itu membangunkan seorang pria yang sedang nyaman dalam tidurnya.

Cahaya matahari berhamburan masuk memenuhi ruangan yang besar itu. Sang 'pelaku' yang membiarkan cahaya tersebut masuk hanya tersenyum saat mendengar gerutuan suaminya. Ia berjalan mendekati sosok yang sedang berbaring di ranjang.

"Bangun, sayang." Ucap Alina lembut sembari membelai pipi Rafa agar lelaki itu bangun.

"Kakak masih ngantuk," Jawabnya masih dengan mata terpejam.

"Ini udah jam berapa, nanti kita telat loh." Bukannya bangun, Rafa malah menarik Alina hingga jatuh ke pelukannya.

"Biarin aja." Bisiknya dengan suara serak khas bangun tidur.

Alina menelan ludah melihat pemandangan di depannya. Dada Rafa yang tak tertutupi sehelai kain pun terpampang jelas di hadapannya, membuatnya semakin terlihat seksi.

Setiap habis bermain semalaman, Rafa selalu saja kesiangan seperti ini. Membuat Alina kesusahan untuk membangunkan dirinya.

Ck, dasar lemah.

"Kenapa? Ingin melanjutkan yang semalam?" Tanya Rafa saat melihat Alina terpaku pada dadanya.

"Tidak, ayo cepat bangun." Alina mendorong pelan dada tersebut hingga pelukan mereka terlepas. Jika saja hari ini hari libur, dengan senang hati Alina akan mengatakan 'ya' dan melakukannya seharian.

My Little Alina 2 | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang