MLA 2 : [Bagian 45]

30.2K 1.4K 36
                                    


Sudah beberapa hari ini Alina mendiamkan Rafa. Tidak tidak bukannya mendiamkan, tapi selalu menolak untuk bercinta dengannya.

Rafa bertanya, Apa ada yang salah dengan dirinya? Apa dia sudah tak seksi lagi di mata Alina hingga wanita itu terus menolaknya?

Argh!

Rafa bisa gila kalau seperti ini terus, dirinya juga butuh asupan!

Seperti saat ini, Rafa masih berusaha untuk memancing gairah Alina.

"Sayang..." Rafa memeluk istrinya yang sedang bermain ponsel.

"Hmm.."

"Tidak bosan bermain ponsel terus? Alina tidak ingin melakukan yang lain?"

"Tidak." Jawab Alina meraih gelas susunya dan meneguk isinya pelan. Matanya tak beralih dari layar ponselnya.

"Kakak bosan..."

"Lakukan saja sesuatu agar tidak bosan."

"Kakak ingin melakukan sesuatu itu bersama Alina.."

"Alina tidak tertarik."

Rafa berpikir keras, cara apalagi yang harus Ia gunakan untuk membujuk Alina?! Wanita itu bahkan terang-terangan menolaknya sebelum Ia melakukan sesuatu.

Alina menutup layar ponselnya dan menaruh benda tersebut di atas meja, lalu beralih pada segelas susu yang tinggal tersisa sedikit.

"Lepas kak, Alina ingin menaruh gelasnya ke dapur." Mendengar itu, Rafa melepaskan pelukannya dan merelakan Alina pergi keluar kamar. Rafa mengacak rambutnya kesal, Kapan ini akan berakhir?!

***

Alina mencuci gelasnya sembari bernyanyi. Ia teringat pada Rafa. Sesungguhnya Ia tak tega melakukan hal tersebut, namun ingin bagaimana lagi?

Ini adalah hukuman yang harus Rafa terima. Alina perlu memastikan untuk ke depannya nanti, Apakah Rafa sanggup atau tidak meninggalkan mereka hanya karena statusnya yang seorang mafia sialan itu.

Tenang saja, Alina tidak akan mengulang kejadiannya dulu, memilih cara untuk meninggalkan Rafa agar pria itu tersadar. Sekarang Alina hanya ingin membuat Rafa semakin gila hingga pria itu tak akan sanggup meninggalkan dia dan anak mereka. Setidaknya itu lebih baik meskipun Ia sempat terpikir untuk pergi lagi, namun Ia tak bisa jauh dari Rafa sekarang.

Katakan saja Alina kejam, ini demi anak mereka. Alina tak ingin suatu saat nanti Rafa menjauh dari mereka dan merasakan penyesalan di akhir, seperti yang dilakukan ayahnya dulu. Alina ingin Rafa merasakannya sekarang dan sadar bahwa itu sangatlah tidak enak.

Seperti waktu itu, Rafa tega menjauhinya hanya karena status mereka yang kakak beradik. Ya, lebih baik Alina yang menjauh dari pada Rafa.

Lagipula, Ia masih belum menerima Rafa ternyata adalah seorang mafia.

Hanya ini memang satu-satunya jalan yang harus Alina lakukan, membuat Rafa tersiksa dengan sikapnya yang menjauh dari Rafa hingga membuat pria itu berpikir beribu kali untuk pergi darinya.

***

Alina melirik sesekali pada Rafa, saat ini mereka sedang berbaring di atas ranjang, bersiap untuk tidur.

Meskipun Rafa sudah menjelaskan seluruhnya tentang asal mula bagaimana dirinya bisa menjadi Mafia, Alina tetap bisa menerima itu. Rafa juga jujur padanya saat Alina bertanya apakah Rafa pernah membunuh, jawaban pria itu sanggup membuat Alina shock mendengarnya.

My Little Alina 2 | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang