Di sisi lain, Rafa baru saja masuk memarkirkan mobilnya setelah Alina keluar dari gedung apartemen. Tentu saja mereka tak bertemu.Rafa berjalan masuk menuju apartemennya, Ia baru saja dari markas, menyelesaikan sedikit pekerjaan di sana, bukan ke perusahaan seperti yang Ia katakan pada Alina.
Rafa membuka pintu dan berjalan dengan pelan ke kamarnya, sedikit membuat kejutan untuk istrinya sepertinya seru.
Rafa tetap berjalan mengendap, sampai di depan kamar, Ia dengan hati-hati membuka pintu. Rafa sangat yakin Alina berada di kamar, karena jika wanita itu sedang berkeliaran, pasti ada saja suara yang berbunyi dari kegiatan yang dilakukannya. Dan sekarang suasananya sangat sepi.
Kepala Rafa masuk mengintip, masih tak mendengar sesuatu, Ia simpulkan Alina sedang tertidur. Bagus sekali memperlancar aksinya.
Rafa masuk ke dalam tanpa membunyikan suara apapun, nafasnya pun tidak terdengar.
Saat Ia melihat permukaan ranjang, sontak tubuh Rafa terangkat dengan tegap tak menemukan Alina di sana.
Di mana Alina? Apa dirinya sedang berada di kamar mandi?
Rafa sudah melupakan niatnya untuk mengagetkan Alina, dirinya panik berlari ke kamar mandi, memastikan keberadaan Alina.
Rafa membuka pintu, kosong. Tak ada siapapun di sana. Ia berlari ke dapur, mungkin saja wanita itu di sana. Namun sama saja, tidak ada keberadaannya di sana.
Sial, pernah kehilangan Alina sekali sudah cukup membuat Rafa trauma. Ia tak tenang jika Alina menghilang seperti ini.
Segera pria itu merogoh ponselnya dan menghubungi Alina, bukan suara wanitanya yang menjawab, namun malah deringan ponselnya yang berasal dari kamar yang terdengar.
Rafa kembali masuk ke kamar, benar saja, ponsel Alina tergeletak di atas ranjang. Berbunyi nyaring menandakan ada panggilan masuk. Rafa mematikan sambungannya dan mengumpat kesal.
Di mana wanitanya?
Tak bisa berpikir lagi, Rafa langsung membuka ponselnya melacak keberadaan gadis itu. Sial kenapa lama sekali?!
Rafa terlihat sangat gusar menunggu ponselnya yang terasa sangat lama, Ia sudah tak sabar mengetahui di mana Alina berada. Pikiran negatif mulai memenuhi kepalanya.
Setelah melihat titik merah yang tampak di layar ponselnya, Rafa langsung berlari menuju pintu tanpa melihat di mana titik itu berada.
Baru saja membuka pintu, Rafa dikagetkan dengan sosok Alina yang berdiri santai di depan pintu sembari meminum susu. Wanita itu juga hendak masuk ke dalam, namun Rafa sudah membuka pintunya lebih dulu.
Sedetik kemudian, Alina sudah berada dalam pelukan Rafa dengan erat. Alina yang terkejut tak sengaja menekan kotak susunya hingga isinya keluar membasahi baju Rafa. Rafa tak peduli, Ia benar-benar lega mengetahui Alina baik-baik saja sekarang.
"Kak—masuk dulu... malu kalau dilihat orang pelukan di depan pintu.." Gumam Alina di balik dada Rafa.
Rafa berjalan mundur masuk ke dalam tanpa melepaskan pelukannya, Ia menutup pintu dengan satu tangannya.
"Alina dari mana?" Tanya Rafa menciumi puncak kepala Alina, Astaga baru sebentar Ia meninggalkan Alina, wanita itu sudah pergi keluar. Padahal sebelumnya Rafa mengingatkan Alina untuk tidak meninggalkan apartemen, bahkan jangan pernah membukakan pintu untuk orang lain.
"Beli susu pisang, di kulkas sudah habis. Jadi Alina pergi ke minimarket." Alina hendak melepaskan pelukan mereka namun Rafa masih memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Alina 2 | COMPLETED
Romance[Mature Content 21+] "Berani mengganggu istriku, itu berarti kau sudah siap kehilangan nyawamu." -Rafa Alterrio *** Ketika keduanya resmi menjadi sepasang suami istri, saat itulah kehidupan baru mereka dimulai. Menikah muda, memiliki rumah tangga ya...