***Alina terbangun saat sinar matahari masuk melalui jendela kamar, yang baru ia sadari ternyata tidak tertutup gorden sejak semalam. Alina menatap wajah Rafa yang masih terlelap dengan senyum yang mulai terbit di wajahnya. Bagaimana mungkin ia masih bisa marah kepada Rafa setelah apa yang di perbuat pria ini kemarin?
Untung saja ini hari libur, Alina masih bisa merasakan berada di cottage ini lebih lama lagi. Rafa benar-benar pintar dalam memilih sesuatu, belum satu hari penuh di sini, rasanya Alina tidak ingin lagi pulang ke apartemen. Namun sayangnya tempat ini terlalu jauh jika Ia ingin menetap.
Alina mengulurkan tangannya mengusap pipi Rafa lembut membuat Rafa yang merasa terganggu akhirnya perlahan membuka mata.
"Good morning." Sapa Alina senang.
"Morning too, babe." Balas Rafa semakin mempererat pelukannya serta menanamkan kepalanya ke dalam leher Alina, membuat wanita itu tertawa geli.
Usapan Alina beralih pada rambut tebal Rafa, memberikan kenyamanan lebih pada pria itu. Rafa kembali memejamkan matanya, namun tak beberapa lama kembali terbuka karena kini Alina sudah berpindah menindih tubuhnya.
Alina menempelkan tubuhnya pada tubuh Rafa, lalu menyandarkan kepalanya di atas dada Rafa dengan tangan yang dilipat di tengah nya. Rafa terkekeh kecil dan menyelipkan kedua tangannya ke belakang kepala. Menatap istrinya yang bergantian memejamkan mata.
Selimut yang sudah turun hingga ke pinggang memberikan Rafa akses bebas untuk menatap punggung mulus milik Alina yang sangat menggoda. Tak lama kemudian Alina menegakkan kepalanya dan menatap Rafa dengan tangan yang menyangga di dagunya. "Kakak lihat apa?"
Rafa menatapnya geli, darimana wanita ini tahu?
"Lihat Alina tidur."
"Bohong." Alina memicingkan matanya curiga seolah Rafa sedang ketahuan mencuri sesuatu.
"Untuk apa kakak bohong?" Kata Rafa, Ia sangat menyukai ekspresi Alina yang seperti ini. Rasa untuk menerjang dan mencumbunya berkali lipat meningkat.
Alina menatap Rafa sejenak, lalu kembali menidurkan kepalanya menghadap samping. Menikmati pemandangan langit yang sangat cerah dari jendela.
Rafa terus memperhatikan Alina hingga akhirnya Ia membalikkan tubuh mereka, menjadikan dirinya berada di atas wanita itu lalu mencium bibir Alina dengan cepat.
Alina yang masih terkejut berusaha mengimbangi Rafa meskipun sedikit sulit. Rafa terus mencium dengan liar, hingga rasanya bibir Alina terasa bengkak akibat cumbuan Rafa.
Rafa mengaitkan tangannya di bawah lutut Alina, satunya lagi ia kaitkan di belakang leher Alina. Rafa menggendong Alina tanpa melepaskan ciuman mereka sedetik pun.
Alina tidak tahu Rafa akan membawanya kemana, Ia hanya mengalungkan tangannya di leher Rafa dan menikmati setiap ciuman yang diberikan oleh pria itu.
Rafa berjalan keluar kamar dan sesekali membuka mata agar dirinya dan Alina tidak menabrak sesuatu. Berbeda dengan di apartemen, Rafa sudah sangat hafal dengan bentuk bangunan itu hingga tidak membuatnya kesusahan.
Tujuan Rafa sudah sampai, Ia melepaskan ciumannya pada Alina dan tersenyum menatap wanita itu.
Rafa menurunkan Alina dari gendongannya dan membalikkan tubuh wanita itu untuk menghadap ke arah yang sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Alina 2 | COMPLETED
Romance[Mature Content 21+] "Berani mengganggu istriku, itu berarti kau sudah siap kehilangan nyawamu." -Rafa Alterrio *** Ketika keduanya resmi menjadi sepasang suami istri, saat itulah kehidupan baru mereka dimulai. Menikah muda, memiliki rumah tangga ya...