MLA 2 : [Bagian 49]

41.4K 1.6K 91
                                    

Selamat membaca sampe ending, aku ga tahan buat up wkwk

***

Seperti ucapan Alina sebelumnya, Mereka semua berkumpul di rumah Nia dan Adrian.

Semuanya memutuskan untuk mengadakan bbq party di taman belakang. Langit juga hari ini sangat mendukung, banyak bintang-bintang yang bertebaran menemani malam mereka.

"Alina, tolong ambilkan sosis di dalam!" Pekik Rafa yang sedang asik menyiapkan api dan panggangan. Meskipun sebelumnya Ia membantah, Namun sekarang dirinya paling semangat.

Nia juga sudah menganggap Darren sebagai anaknya setelah mendengar cerita dari suaminya. Oh jangan lupakan Stella dan Sean yang juga turut hadir dalam acara ini.

Stella sempat terkejut dan marah bahwa tidak ada yang memberitahunya kalau Ia memiliki satu orang kakak tampan lainnya sekarang.

Ricky dan Arnold juga hadir, mereka ikut membantu Rafa sekarang, termasuk Darren. Oh, seharusnya mereka tak disatukan.

"Kenapa sosis duluan? kita harus memanggang daging terlebih dahulu!" Protes Darren.

"Tidak, daging harus dipanggang terakhir agar saat memakannya masih terasa hangat."

"Lalu sosisnya? kau pikir dia tidak dingin nanti? Memanggang sosis lebih cepat daripada daging!"

"Kenapa kita harus memanggang sekarang? Masih banyak hal lain yang perlu dipersiapkan selain ini." Celetuk Ricky.

"Hei, uncle." Semuanya berhenti mengoceh dan menatap ke bawah, pada anak kecil yang berdiri di samping Rafa.

"Kenapa?"

"Aku benal bukan? Uncle milip dengan daddy." gadis itu menoleh bergantian pada Rafa dan Darren, ayahnya.

Rafa melirik Darren sekilas, "Tidak, kami berbeda." Rafa berdecih tidak sudi.

Darren terkekeh, "Sudah, akui saja jika kita memang mirip. Atau mungkin kita bisa melakukan tes darah? siapa tahu kita benar saudara kandung."

"Enak saja, itu tidak mungkin."

"Kenapa Arina tidak mirip denganmu?" Ricky bertanya tiba-tiba pada Darren.

"Dia mirip ibunya."

"Ibunya mirip dengan Tasya? Kuperhatikan Arina lebih cocok jadi anak Tasya daripada dirimu."

"Ya, makanya dulu aku sempat berpikir Tasya itu adalah Tasyi, kakaknya. Mereka sangat mirip padahal bukan kembar."

"Ada apa dengan Mom Tasyi, daddy?" Tanya Arina saat mendengar nama ibu kandungnya di sebut.

"Tidak ada sayang, lebih baik Arina ke dalam, bantu para aunty lainnya." Darren tersenyum hangat dan mengelus puncak kepala Arina lembut. Gadis kecil itu mengangguk tersenyum lalu berlari kecil masuk ke dalam.

"Aku tidak menyangka kau seorang ayah yang lembut." Komentar Ricky.

"Aku ini memang lembut pada manusia!"

"Sialan, jadi kau pikir kami bukan manusia hingga kau selalu bar-bar pada kami?! Lalu kau anggap kami ini apa? binatang?!" Ricky tak terima.

Darren menggedikkan bahu, "Bukan aku yang mengatakannya."

Arnold terkekeh kecil mendengar itu, Ricky memang bodoh dalam berdebat. Ia selalu terpeleset dengan kata-katanya sendiri.

"Kenapa kau tertawa? kau setuju dengan ucapannya?!"

"Tidak, Tapi kurasa hanya kau sendiri yang tersinggung dengan ucapannya. Tuan Rafa saja hanya diam." Jawab Arnold.

My Little Alina 2 | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang