***Sepanjang perjalanan Alina hanya menunjukkan raut kesalnya membuat Rafa berkali-kali menggelengkan kepala menghadapi sikap istrinya.
"Kenapa sudah masuk kuliah sih? Perasaan baru kemarin liburnya." Ocehan tersebut tak henti keluar dari bibir mungil Alina. Ia sangat kesal tadi saat Rafa membangunkannya untuk bersiap kuliah, padahal dirinya masih ingin bergulung dalam selimut karena baru tertidur jam 3 pagi.
Sungguh, rasanya Ia sangat tidak kuat untuk belajar hari ini.
"Katanya mau cepet lulus, jadi Alina jangan malas kuliah." Rafa sesekali melirik ke arah Alina yang kini mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil.
"Harus ya Alina kuliah juga? Toh nantinya Alina cuma di rumah, kan Kak Rafa yang kerja terus cari uang."
Rafa menaikkan kedua alisnya mendengar ucapan tersebut.
"Terus Alina mau berhenti kuliah hm?" Rafa menautkan jemarinya pada jemari Alina dan menggenggamnya erat.
"Alina mau kalah pinter sama anak kita nanti?" Lanjutnya membuat Alina terdiam.
Benar juga.
Kalau dirinya sendiri memiliki Ilmu dan pengalaman yang sedikit, bagaimana Ia akan mendidik anaknya dengan baik?
Bagaimanapun juga, pendidikan penting untuknya di masa depan meskipun tak digunakannya untuk bekerja dan mencari uang.
Alina balas menggenggam tangan tersebut dengan erat.
Memikirkan ucapan Rafa mengenai seorang anak menambah rasa hangat dalam dada Alina. Meskipun dirinya belum yakin dalam mengurus bayi, tapi sungguh dalam hatinya benar-benar menginginkan sosok pelengkap itu hadir dalam keluarga kecil mereka.
"Emangnya kapan kita mau punya anak?" Goda Alina.
"Alina maunya kapan? Kakak selalu siap kalau Alina mau bikin." Rafa balas menggoda Alina dengan senyum miring yang tercetak jelas di wajahnya. Pipi Alina bersemu merah mendengar penuturan tersebut, Ia tak akan menang melawan Rafa dalam hal seperti ini.
"Apaan sih." Balas Alina malu.
Rafa terkekeh. Ditariknya tangan mungil Alina lalu di arahkan ke bibir nya dengan perlahan.
Rafa mengecup tangan itu berkali-kali dengan penuh rasa cinta.
"Love you, sayang."
***
Baru saja memasuki kelasnya, suara ricuh terdengar di telinga Alina. Para gadis sibuk berbisik dengan heboh satu sama lain, membangkitkan rasa penasaran dalam diri Alina.
Ia berjalan menuju sebuah meja di samping Tasya dengan heran.
Tumben sekali Tasya datang lebih dulu darinya.
"Hai, Alina! Bisa-bisa nya kau datang terlambat di hari spesial!" Ucap Tasya semangat.
"Hari spesial?" Alina segera mengaktifkan layar ponselnya untuk melihat tanggal hari ini. Dahinya semakin mengerut, jelas-jelas tak ada yang spesial, atau mungkin memang Ia yang melupakan jadwal penting hari ini?
Melihat Alina yang kebingungan menatap ponselnya, Tasya tersenyum geli, "Tak ada hubungan dengan jadwal kuliah, Alina. Semua orang di kelas ini menganggap hari spesial karena dosen baru yang menggantikan Mrs. Renata yang sedang cuti untuk melahirkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Alina 2 | COMPLETED
Romance[Mature Content 21+] "Berani mengganggu istriku, itu berarti kau sudah siap kehilangan nyawamu." -Rafa Alterrio *** Ketika keduanya resmi menjadi sepasang suami istri, saat itulah kehidupan baru mereka dimulai. Menikah muda, memiliki rumah tangga ya...