MLA 2 : [Bagian 47]

31.2K 1.5K 62
                                    


⚠️Part ini mengandung perdebatan yang mungkin sedikit membingungkan. Baca yang teliti ya biar paham maksudnya😂

***

Perlahan, masalahnya selesai. Rafa merasa sedikit bebannya mulai terangkat. Tidak ada lagi yang menerornya dan Alina, juga kehadiran ayahnya yang di sambut baik oleh semua orang.

Tapi belum dengan masalahnya bersama Alina. Setelah percintaannya di rumah orang tuanya, Rafa tak pernah merasakan itu lagi sampai saat ini.

Dirinya juga sedang disibukkan dengan pekerjaan kantor, membuat waktunya bersama Alina semakin berkurang.

Alina juga semakin bosan melakukan kegiatan yang terus berulang. Ia butuh suasana baru. Tapi Alina juga tak bisa meminta itu pada Rafa.

Seketika sebuah ide terlintas di benak Alina, Ia segera meraih ponselnya dan menghubungi Tasya, Ini hari libur bukan?

"Halo.. Tasya?"

"Ya? Ada apa?"

"Apa kau sedang sibuk?"

"Tidak, kau ingin melakukan sesuatu?"

Alina tersenyum kecil, Tasya bisa menebak dengan mudah tujuannya.

"Ya... Kau bisa datang ke sini? Aku bosan... temani aku."

"Baiklah, sebentar lagi aku ke sana."

Alina semakin tersenyum puas, akhirnya hari ini Ia tidak akan mati bosan!

***

Dengan tak sabar, Alina menunggu Tasya datang. Wanita itu lama sekali. Apa dia sedang terjebak macet?

Selang beberapa menit, suara bel menegakkan tubuh Alina dan wanita itu berlari untuk membuka pintu. Tasya sudah datang!

"Selamat datang!" Ucap Alina riang melebarkan pintu.

"Hai.." Tasya tersenyum.

"Ah kau membawa seseorang!" Alina menunduk gemas pada anak kecil yang digandeng Tasya.

"Kita bertemu lagi little Alina!" Sapanya mengundang tawa kecil dari gadis kecil itu.

"Hai, aunty!"

"Maaf aku membawanya, aku tak bisa meninggalkannya sendirian di rumah, tak ada yang menjaga Arina."

"Tidak masalah, aku senang dia datang. Ayo masuk!" Alina menarik tangan kecil Arina dan menggandengnya masuk ke dalam. Tasya tersenyum tipis melihatnya lalu menyusul dua orang itu yang sudah berjalan duluan.

"Kita akan melakukan apa hari ini, mom?" Goda Tasya sengaja menyebut Alina dengan panggilan itu, Alina terkekeh. Padahal Ia lebih muda beberapa bulan dari Tasya.

"Apa saja. Coba kita tanyakan pada gadis kecil ini. Kau ingin melakukan apa, cantik?"

Arina mengedarkan pandangannya untuk mencari sesuatu yang bisa mereka gunakan untuk bersenang-senang.

"Menonton!"

"Menonton? Kau suka menonton?" Alina menatapnya takjub, bahkan hobi merekapun sama.

"Ya, Arina bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk menonton." Tasya yang menjawab.

"Baiklah, Kita akan mengawalinya dengan menonton hari ini!" Seru Alina yang disambut Arina dengan semangat.

My Little Alina 2 | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang