MLA 2 : [Bagian 12]

76K 3.2K 66
                                    

Ini aku kasih bonus buat kalian untuk part ini full Alina sama Rafa😂

Happy reading!

***

Setelah masuk ke dalam, Alina segera pergi menuju kebun kecilnya dan mengurus bunga aster yang di bawa Rafa untuknya. Senyum kecil terbit di wajahnya melihat deretan pot yang berisi bunga aster miliknya berjejer rapi dengan warna-warna yang indah.

Tangannya meraih sebuah pot kosong yang berada tak jauh dari tempat nya berdiri sekarang. Alina lalu menyiapkan beberapa peralatan lain yang akan diperlukan.

Tidak ada salahnya berkebun disaat langit sudah hampir menunjukkan sisi gelapnya. Lagipula Rafa sudah meninggalkannya sendirian disini hingga dirinya merasa bosan. Sedikit membalasnya tidak masalah bukan? Alina juga bisa menyibukkan diri dengan kepentingannya.

Entah apa yang sedang dilakukan Rafa di kamar, Alina tak terlalu memikirkannya. Namun satu yang Alina yakini, pria itu pasti sedang menunggunya masuk ke kamar. Ya, pasti.

Biarkan saja Rafa merasakan rasanya menunggu!

Alina dengan pandai memindahkan bunga aster tersebut ke dalam pot miliknya. Meskipun pada akhirnya akan dipindahkan ke dalam pot, tetap saja Rafa selalu menghias bunga aster itu dengan buket yang indah sebelum diberikan kepada Alina.

Tak terhitung sebanyak apa buket yang terbengkalai di gudang. Setidaknya Alina tidak membuangnya dengan sia-sia, Ia masih menyimpannya dengan rapi di dalam kardus.

Alina kemudian tersenyum puas melihat hasil yang dibuatnya, sempurna!

Alina meletakkan pot tersebut di antara pot yang lainnya, sesuai dengan warna yang sudah Ia susun.

Tak lama kemudian Alina mengernyit heran, tunggu, tumben sekali Ia belum mendengar teriakan Rafa yang mencarinya?

Atau mungkin pria itu tertidur?

Karena tak ingin memikirkannya terlalu dalam, di tambah langit yang sudah sangat gelap, akhirnya Alina memutuskan untuk masuk dan memastikan keberadaan Rafa.

Baru saja menutup pintu dan berbalik, kini penglihatannya menghitam, tak bisa melihat satupun benda di sekitarnya.

Oh astaga! Lampunya mati!

Tangan Alina meraba segala sesuatu yang berada di dekatnya, kemudian perlahan melangkah dengan kaki yang mulai bergetar.

"Kak Rafa.." panggil Alina pelan, sungguh Ia benar-benar ketakutan saat ini. Bahkan mengeluarkan suara saja rasanya sulit sekali.

"Kakak dimana?" Panggil Alina sekali lagi. Tak ada suara yang menyaut. Keringat dingin mulai turun membasahi pelipisnya.

Jangan-jangan Rafa benar sedang tidur di kamar? Kalau memang begitu, habislah dia. Jalan dari arah belakang menuju kamarnya cukup jauh. Di tambah suasana gelap seperti ini akan susah baginya sampai kesana dengan cepat.

Berbagai rentetan film horor yang sering di tontonnya mulai menari dengan indah di kepala Alina. Ia memejamkan mata dengan kuat berusaha mengusir pikiran tersebut.

Dengan susah payah, Alina terus melangkah dengan pelan agar tidak menendang barang-barang yang mudah pecah.

"Kak Rafa.." panggil Alina sekali lagi, berusaha memanggil Rafa dengan suara kecilnya.

My Little Alina 2 | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang