MLA 2 : [Bagian 35]

27.9K 1.4K 36
                                    


Ricky berjalan menyusuri lorong kampus dengan angkuh, tangannya Ia masukkan ke dalam saku dan dagu yang Ia naikkan seolah tak takut pada apapun.

Matanya kini tertuju pada satu titik yang menarik. Sudut bibirnya melengkung ke atas, menciptakan seringaian khas pria itu. Ia berjalan mendekat, sedikit cepat karena sudah tak sabar.

Tinggal beberapa langkah lagi, dirinya berhenti. Matanya menajam melihat adegan di depannya.

Brengsek! Berani-beraninya Pria itu!

Aldo terlihat santai duduk di samping Tasya, mengajaknya mengobrol dengan akrab. Sial, bahkan wanita itu tak terlihat terganggu sedikitpun. Sangat berbeda saat bersamanya.

Ricky kembali melanjutkan langkahnya, "Kau menduduki tempatku, dude." Sindir Ricky berharap pria itu pergi.

Aldo menoleh santai, "Maaf? kau yang membeli kursi ini?"

"Ya, jadi menyingkirlah." Usir Ricky.

Tasya hanya diam, tak tahu harus bagaimana. Sial, lagi-lagi Ia terjebak dalam situasi seperti ini!

"Ya sudah, ayo kita pindah. Tempat ini miliknya." Aldo langsung menarik tangan Tasya dan berdiri, namun secepat itu juga Ricky menghempaskan tautan itu hingga terlepas.

"Kau saja yang pergi," Ricky menatap tajam Aldo yang masih terlihat santai.

"Apa urusanmu?"

"Urusanku hanya bersama Tasya, bukan denganmu."

"Oh ya?" Aldo beralih pada Tasya. "Apa itu benar?" Tanyanya.

Tasya seakan baru tersadar langsung menggeleng, "Tidak, aku tidak ada urusan dengannya."

"Ada, kau ada urusan denganku." Potong Ricky cepat sebelum Aldo sempat mengatakan sesuatu.

"Kau tidak melupakan sesuatu kan Tasya?" Ricky mengerlingkan matanya yang hanya dapat di lihat oleh Tasya. Wanita itu meneguk ludahnya dengan payah.

Sialan.

"Ah sepertinya aku harus pergi dulu, aku akan menghubungimu lagi nanti." Ucap Tasya tersenyum pada Aldo, Setelah itu Ia langsung menarik tangan Ricky pergi dari sana.

Ia akan menyelesaikan urusannya pada bajingan satu ini untuk yang terakhir kalinya.

Ingatkan Tasya untuk tidak kembali berhubungan dengan pria itu.

***

Ricky tersenyum geli menatap lengannya yang di tarik dengan kasar oleh Tasya. Wanita itu benar-benar menggenggamnya dengan kuat hingga ingin rasanya mematahkan lengannya. Namun tentu saja tak berpengaruh apapun pada Ricky, kekuatannya jelas jauh lebih besar untuk menahannya.

Mereka berdua berhenti di suatu tempat, Tasya menetralkan nafasnya menatap Ricky dengan penuh amarah.

"Kenapa kau membawaku ke tempat sepi? Kau ingin aku melakukan macam-macam padamu ya?" Ricky terkekeh kecil.

"Keparat! mana sudi aku!"

"Lalu kenapa kita harus ke sini? Masih banyak tempat lain."

My Little Alina 2 | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang