Keesokkan harinya, tepat satu hari dimana pernikahan Flora dan Atta berlangsung. Kini Mama Vera dan Mama Santi meminta mereka berdua untuk pergi ke sebuah toko perhiasan untuk menjemput cincin pernikahan yang sudah di pesan sebelumnya.
Seperti kemarin, Atta menunggu Flora di parkiran. Hingga akhirnya Flora datang, mereka berdua langsung pergi ke tempat tujuan.
Dan sampailah mereka di sebuah toko perhiasan.
"Sore Mbak, Mas. Ada yang perlu saya bantu?" sapa pelayan toko tersebut.
"Saya mau ambil pesanan atas nama Flora dan Bryatta," ucap Atta
"Baik, tunggu sebentar ya."
Tak lama kemudian datang kembali pelayan itu dengan sebuah kotak berwarna putih dengan ukiran menyerupai bentuk akar pohon serta ada hiasan aksesoris seperti bunga-bunga dan di sampingnya ada sepasang cincin yang di ikat dengan tali pita putih.
Flora langsung memegangi kotak tersebut, mengambil salah satu dari kedua cincin itu. Dan memakaikan pada tangannya. Atta yang melihatnya sangat terkesima, aura kegembiraan sangat terlihat pada wajah Flora. Ia jadi ikut senang melihatnya.
Tetapi setelah tersadar seperti ada yang menatapnya. Flora langsung melototi Atta yang sedang memperhatikannya dengan begitu lekat.
"Apa liat-liat?"
Atta yang ketahuan seperti itu, hanya memilih menggelengkan kepala dan mengambil dompetnya untuk membayar semuanya.
Setelah itu kini mereka dalam perjalanan pulang.
"Em ... Bu Flo mau mampir makan dulu? Pasti belum makan kan?" Flora yang sedari tadi sibuk dengan benda pipihnya menoleh pada Atta dan mengangguk malas lalu kembali fokus pada benda ditangannya itu.
Atta memarkirkan mobil di parkiran sebuah cafe, mereka segera memesan makanan dan minuman untuk mengganjal sedikit perutnya.
"Bu Flo?" panggil Atta.
"Iyah?"
"Mau makan apa?" Rasanya kenapa jika Atta berada di dekat Flora, hatinya sangat tidak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Teacher Is My Wife [ON GOING]
Romance"Mama kira ini jaman Siti Nurbaya, pake acara jodoh-jodohan ... " ~Flora Guru menikahi muridnya? Sangat mustahil. Tapi, tidak dengan Flora. Kenyataan yang ia anggap sebuah mimpi kini dirasakannya. Karena ia belum bisa menemukan pendamping hidupnya s...