HAPPY READING!Sesampainya di rumah sakit, Flora langsung menuju ruang persalinan yang ditempati Dara. Terlihat Aska—suami Dara, beserta Ayah dan ibunya. Hingga keluarga mertuanya pun ikut berkumpul di sana.
"Gimana keadaannya Dara?" Semuanya menoleh ketika mendengar suara Flora yang baru saja menghampiri mereka.
Vera memeluk Adira—ibunya Dara. "Gimana jeng keadaannya Dara?"
"Alhamdulillah baru aja lahiran, sekarang lagi urus bayi sama mamanya dulu."
Setelahnya terlihat Dokter wanita keluar dari ruang persalinan seraya melepas sarung tangan. Ia tersenyum. "Alhamdulillah Dara sudah siuman dan bayinya sudah di bersihkan, sudah boleh di tengok asalkan bergantian yah. Saya permisi. Mari semuanya saya duluan."
"Ayo Flora, Mama, sama Mama Vera ikut aku," ucap Aska.
Lalu ketiga wanita itu menuruti ucapan Aska dan langsung masuk menghampiri Dara. Terlihat Dara yang masih terbaring di atas brankar dan di sampingnya ada bayi mungil yang lucu.
"Daraaa." Flora memeluk Dara, sedangkan Vera dan Adira menghampiri bayi Dara diikuti Aska.
"Selamat ya yang baru jadi pengantin. Cepet nyusul buat momongan." Flora langsung memasang wajah datar. Vera yang mendengarnya menatap Dara dan Flora.
"Flo kamu pulang gih, kasihan Atta pasti dia cape. Apalagi kalian ini pengantin baru."
Flora diam.
"Udah sana Flo, sekarang malam pertama Lo."
"Tapi Dar, gue masih mau sama lo. Lo baru lahiran."
"Mama bakal disini temenin Dara kamu tenang aja, kalo ada apa-apa pasti Mama kabarin kamu," ucap Vera seraya mengusap lembut lengan Flora.
"Iya Flo, lagian ada keluarga gue juga, ada Aska, kan gue juga udah baik-baik aja."
"Terus Mama gak akan pulang gitu?"
Vera tersenyum pada Flora. "Iya ... lagian kalo pulang Mama di rumah sendiri."
"Kan ada Flo, Ma."
"Enggak. Khusus malam ini kamu pulang ke hotel sama Atta. Setelah tiga hari baru kamu balik ke rumah, tentunya sama suami kamu." Flora menarik nafas dalam-dalam, ia mencoba menenangkan dirinya.
"Y-ya udah nanti Flo pulang agak maleman."
"Ini udah hampir setengah 12 Flo, kamu mau pulang malem kapan?" Flora melirik jam dan benar sekarang sudah pukul 23:40, dan mau tidak mau ia harus pulang dan istirahat, ia tidak munafik dirinya pun sebenarnya sedikit lelah karena seharian tadi.
"Iya Flo pulang. Mama yakin mau disini aja?"
"Iya Flo, udah ayo Mama anter."
Flora memeluk Dara, kemudian ia keluar dan terlihat Atta duduk sendirian sembari menyenderkan kepalanya pada dinding.
"Kasian tuh Atta ngantuk, udah sana." Flora tersenyum, ia menyalimi Vera dan semua keluarga Dara.
Kini ia menghampiri Atta. Ia terlihat lelah dan sampai tertidur lelap.
"A-atta." Flora menggoyangkan lengan Atta. Hingga Atta mengucek matanya, melihat samar-samar bayangan Flora.
"E-eh Bu Flo... udah?" Flora mengangguk.
"M-mau pulang? Mama bilang kita pulangnya ke hotel."
"I-iya ayo."
Hingga kini sampailah mereka di sebuah kamar hotel, dengan tema honeymoon, banyak sekali taburan bunga di kasur dengan balutan seprei putih. Suasana kamar itu sangat tenang dan lampunya pun redup.
Flora menatap sekitar ruangan itu. Hingga terdengar suara pintu tertutup, ternyata itu Atta.
"B-bu Flo mau mandi duluan?"
"Gak ada baju."
Iya mereka tidak membawa baju lain selain baju pengantin yang masih melekat di tubuhnya masing-masing.
"B-bu Flo mandi aja dulu, Atta coba tanya resepsionis disini. Minta fasilitas pakaian buat malam ini, besok baru kita bawa dari rumah." Flora mengangguk setelahnya ia beranjak menuju kamar mandi untuk mandi.
Belum saja beberapa menit ia masuk kini keluar lagi, Atta yang baru saja menghempaskan raganya di kasur langsung menatap Flora yang juga menatapnya.
"B-boleh minta tolong?" Atta mengernyitkan dahinya.
"Bukain resleting baju, g-gue gak sampe." Atta celingukan mendengarnya, tetapi ia tetap mengangguk. Kemudian Flora menghampiri dan ikut duduk membelakangi Atta.
Dengan perlahan Atta mulai memegang resletingnya, hingga menurunkan resleting itu dengan sangat laun. Setengah terbuka, ia melihat sesuatu yang awalnya ia tak pernah lihat, yaitu tali bra milik Flora. Hingga akhirnya resleting itu terbuka sempurna, kini terekspos punggung mulus Flora. Atta menatapnya diam, benar-benar menggoda hawa nafsunya. Tanpa disadari tangan Atta mengelus punggung Flora.
Flora tersadar, dan seperti tersengat sesuatu, hingga membuat badannya memanas. "A-atta udah?"
"Flo?"
Flora berbalik menatap Atta yang kini juga menatap dirinya lekat, seperti tidak terkendali, Atta memegangi kedua pundak Flora. Dan dengan perlahan ia menidurkan tubuh Flora.
Flora pun seperti tidak sadar, ia menuruti perlakuan Atta. Tubuhnya semakin memanas. Atta mengunci tubuh Flora, kini ia sudah berada di atas Flora. Atta mendekat, jantung Flora seakan berdetak cepat. Ia memejamkan mata, dan terasa nafas hangat Atta yang sepertinya mendekati leher Flora. Flora menoleh ke arah lain. Cup. Flora membelalakkan matanya kaget, ketika merasakan bibir Atta menempel di ceruk lehernya.
Atta tidak melepaskan bibirnya, ia malah seperti menghirup aroma Flora. Flora menopang tubuh Atta dengan kedua tangannya, agar sedikit memberi jarak.
Setelahnya Atta berganti posisi seraya terus mencumbui leher Flora dari sebelah kiri hingga ke kanan. Flora dibuat tidak karuan rasanya, hingga dadanya terangkat dan kini malah tidak ada jarak dengan tubuh Atta.
Tangan Atta menelusup masuk ke belakang tubuh Flora, melepas sesuatu yang tadi membuatnya hingga dirundung nafsu.
Flora tetap terpejam. Hingga tangan Atta mengusap semua tubuh Flora dari punggung hingga kini di depan dada Flora.
Flora merasakan gemuruh tidak karuan lagi dalam dirinya, apalagi ketika Atta coba bermain di dua gundukan miliknya.
Sambil terus tangannya bermain, kini Atta melepas cumbuan di leher Flora, berpindah menatap Flora yang awalnya terpejam tetapi sekarang sudah membuka matanya. Matanya terlihat sayu, Atta mendekat ... cup. Ia kini berganti mencumbui bibir Flora. Melahap pelan-pelan bibir Flora.
Flora semakin tidak jelas rasanya. Ia sudah seperti cacing kepanasan, terlebih lagi karena permainan tangan Atta.
Atta yang melihatnya pun semakin di rundung nafsu. Tangan Atta hendak melepas semua pakaian Flora.
Flora yang sedikit tersadar ia ingin menghentikannya. Takut-takut akan berlebihan. Meskipun kini Atta suaminya, tapi ia belum siap untuk melakukan hal yang semestinya dilakukan.
Tetapi Atta seperti bermain lihai, ia sudah membuka sebagian pakaian Flora. Terlihat setengah badan Flora, tubuhnya sangat mulus. Meskipun tidak terlihat jelas karena suasana lampu yang redup.
Flora benar-benar ingin menyudahinya. Ia coba mendorong tubuh Atta yang sedari tadi mencumbui dirinya. Atta pun tersadar ia beranjak dari tubuh Flora, melepas pagutan bibirnya dari bibir Flora, dan langsung berbaring di sampingnya.
"B-bu Flo maaf." Flora menatap Atta, ia mengangguk.
Atta bangun melihat Flora yang terlentang dan masih dengan setengah badan tanpa pakaian.
"Bu Flo mandi gih, Atta ke depan dulu ya mau hubungi resepsionis." Flora kembali mengangguk. Segera ia berlari ke kamar mandi sembari menutupi depan dadanya dengan kedua tangannya.
TBC.
Jangan lupa Vote and komennya ya, biar semangattt terus up-nya.☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Teacher Is My Wife [ON GOING]
Romance"Mama kira ini jaman Siti Nurbaya, pake acara jodoh-jodohan ... " ~Flora Guru menikahi muridnya? Sangat mustahil. Tapi, tidak dengan Flora. Kenyataan yang ia anggap sebuah mimpi kini dirasakannya. Karena ia belum bisa menemukan pendamping hidupnya s...