"Atta mandi dulu, ya." Saat keduanya memasuki kamar, Atta langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Sementara Flora berjalan menuju lemari dan menyiapkan pakaiannya juga seragam Atta.
Ketika ia menghadap cermin, tiba-tiba terlintas lagi bayangan saat semalam. Apalagi saat dia dengan beraninya mengatakan bahwa Atta tidak boleh meninggalkannya.
Flora menyentuh dadanya. Ada apa dengannya? Apa ia mulai memiliki perasaan pada Atta. Flora langsung menggeleng tidak percaya.
Atta baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung melihat Flora yang geleng-geleng kepala sendiri. Ia langsung menghampiri Flora dan menepuk pundaknya.
"Kenapa?" Flora tersentak dan terdiam. Atta sangat bingung melihatnya? Apa dia masih sakit?
"I-itu ... emm ... maksudnya seragamnya ada di atas meja." Flora yang langsung membereskan penampilannya. Langsung keluar meninggalkan Atta yang kini kebingungan.
Atta hanya mengangguk nurut.
Kemudian Flora keluar, sebelum akhirnya menuruni tangga dan bertemu Vera, ia mencoba menetralkan degup jantungnya dan membuang semua pikirannya.
Saat hendak berjalan menuju dapur, ia malah berpapasan dengan Vera.
"Flo ... udah jam berapa ini? Ntar kesiangan, ayo sarapan."
Flora mengangguk. "Ini juga Flo mau ke dapur, Ma."
"Atta, mana?"
"M-masih siap-siap di kamar, ntar nyusul." Vera langsung diam menatap anaknya itu.
"Floo...."
"Iya, Ma?"
"Bantu suamimu!" Flora membelalakkan mata. Ia langsung berbalik dan menuruti ucapan Vera.
Saat hendak membuka pintu. Tiba-tiba pintu tersebut sudah terbuka duluan menampakkan seorang lelaki dengan seragam dan muka baby facenya. Ia tersenyum melihat Flora.
"Ayo sarapan?"
"I-iya ini juga mau. Cuma Mama ngomel kalo kamu belum siap juga." Atta tersenyum mendengar ucapan Flora yang kini terdengar lembut.
Saat ini keduanya sedang menikmati sarapan. "Mama Santi pulang lagi, Ma?" tanya Atta.
Vera hanya mengangguk. Ia melirik Flora yang sudah terlihat kecut.
Flora menyudahi makannya. Dan ia langsung beranjak menyalimi mamanya.
"Ayo."
Atta yang melihatnya langsung memasukkan suapan terakhir dan minum. Tak lupa ia juga ikut menyalimi Vera.
Vera yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.
Dalam perjalanan Flora hanya diam. Dan Atta dengan perasaannya yakin bahwa mood Flora pagi ini sedang tidak baik.
"Bu, sore ini Atta mau pulang ke rumah dulu ya. Erik sama Diki minta main ke rumah. Tadinya si kemarin maunya." Flora hanya berdehem sembari tatapannya lurus ke depan.
"Bu Flo, marah?" Flora melirik Atta sesaat kemudian kembali ke posisi semula.
"Gak."
"Bu F—." Ucapannya terpotong.
"Gue minta sesuatu sama, lo."
Atta mengangguk dan sesekali menatap Flora seraya penasaran dengan permintaan istrinya itu.
"Gue minta lo berhenti panggil gue 'Bu Flo'." Atta hanya mengerutkan kening pertanda menanyakan kenapa?
"Gimanapun gue istri, lo. Panggil 'Bu' kalo lagi di sekolah aja. Kalo di rumah serasa gue tua banget. Mau, kan?" Atta ingin tertawa mendengar ucapan Flora. Apa ini yang membuatnya badmood. Benar-benar menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Teacher Is My Wife [ON GOING]
Romance"Mama kira ini jaman Siti Nurbaya, pake acara jodoh-jodohan ... " ~Flora Guru menikahi muridnya? Sangat mustahil. Tapi, tidak dengan Flora. Kenyataan yang ia anggap sebuah mimpi kini dirasakannya. Karena ia belum bisa menemukan pendamping hidupnya s...