Hari H

637 29 0
                                    

Sebelumnya mohon maaf bila masih banyak typo bertebaran. Dan ada penggantian cast untuk karakter tokoh Atta, ya. Serta ada sedikit revisi di part sebelumnya. Yooo next terus ceritanya.

Happy reading 🙌

Pagi hari ini Flora sudah mandi dan bersiap dengan pakaian pengantin namun terlihat seperti pakaian pesta. Rencananya ia akan di dandani, namun malah menolak dan lebih memilih berdandan sendiri.

Vera pun hanya menuruti kehendak anak kesayangannya itu. Ia tak ingin membuat Flora merasa terpaksa, sudah-sudah dengan pernikahan ini saja pastinya merasakan sedikit paksaan.

Berbeda dengan Atta yang sedang berdiri di hadapan cermin dengan wajah yang sangat gelisah.

"Atta?" Tiba-tiba saja Bimo dan Santi menghampirinya. Santi merangkul pundak Atta, mengusapnya dengan lembut sembari melihat pantulan diri Atta pada cermin di hadapannya.

"Tampan," ucap Santi seraya tersenyum bahagia.

"Ya sudah  Mama ke bawah dulu ya, masih ada yang harus di siapin ntar keburu waktunya mepet."

Kini tinggallah Atta dan Bimo. Sebagai Ayah, Bimo sangat bangga bahwa kini anak lelaki satu-satunya akan menikah. Orang tua mana yang tidak bahagia ketika melihat anaknya akan bahagia. Walaupun dengan cara perjodohan tapi Bimo tau, pilihannya sangat tepat.

"Atta, Ayah mau kamu menjadi pemimpin keluarga yang hebat. Walaupun umur kamu di bawah istrimu, tapi kamu harus berlaku tegas dan dewasa."

"Iya, Yah. Atta pasti belajar menjadi kepala keluarga yang hebat seperti Ayah." Atta geli rasanya ketika mengucapkan kata yang ia lontarkan itu.

Bimo tersenyum bangga pada Atta. Setelahnya ia pun menyusul Santi dan meninggalkan Atta seorang diri.

Atta kembali menatap dirinya, ia tidak tahu harus bahagia atau sedih. Satu sisi ia sangat bahagia bisa mewujudkan keinginan kedua orang tuanya. Tapi satu sisi lain ia sangat sedih, akan menikah dengan wanita yang sama sekali ia tak cinta. Tapi bagaimana pun ia pasrah, prinsipnya kini berganti menjadi "Jalani, jalani, dan jalani."

Ia merapikan pakaiannya dan langsung beranjak menemui Bimo dan Santi, yang sebenernya sudah memanggilnya.

Kini semuanya sudah siap, waktu pun seperti berjalan begitu cepat. Keluarga Atta dengan beberapa mobil yang sudah siap untuk mengiringinya pun akhirnya berangkat ke rumah Flora.

Flora kini berdiri menghadap jendela sembari melihat keadaan luar yang sudah ramai.

Tiba-tiba saja pintu terbuka menampilkan Vera sang Mama yang sudah cantik dengan pakaian khusus untuk orang tua saat pernikahan.

"Udah siap?"

"Udah, Mah." Flora mengangguk seraya tersenyum manis pada Vera.

Vera mengusap lembut rambut Flora. Karena tidak di hias apapun, hanya di biarkan terurai begitu saja. Vera merapikan anak rambut dan menyelipkannya di belakang telinga Flora.

"Mama harap kamu akan bahagia dengan pernikahan ini." Flora menunduk mendengar ucapan sang Mama, kemudian setelahnya ia tersenyum dan mengangguk.

Tak lama kemudian, terdengar suara riuh menandakan pasti keluarga Atta sudah tiba.

Flora melihat dari balik jendela, dan benar saja. Banyak sekali mobil-mobil yang baru saja datang. Di awali dengan mobil putih dengan pita-pita yang menghias di depan kaca mobil tersebut.

Setelahnya, Vera segera menuntun Flora keluar.  Terlihat Atta dengan jas putih polos. Acara yang cukup sederhana, hingga pada pakaian pengantin pun saja sangat terlihat sederhana. Namun, sesederhana apapun tetap saja jika yang menyelenggarakannya dari keluarga sultan, sangat terlihat mewah.

The Beautiful Teacher Is My Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang