Setelah selesai menikmati makan malam. Flora beranjak hendak membereskan piring kotor, namun Santi langsung menahannya.
"Eh, Flo, enggak usah, gak apa-apa, biar Mama yang beresin. Mending kamu istirahat gih."
"Tapi, Ma—."
"Udah sana. Gih, Bang, sana istirahat."
"Aku duluan." Flora beranjak tanpa menghiraukan Atta.
Atta yang melihatnya kebingungan, kenapa dengan Flora? Apa karena cemburu melihatnya bersama Laisa tadi siang sampai segitunya?
Ia pun dengan cepat menyusul Flora ke kamar.
"Ma, Atta ke atas, ya." Santi hanya mengangguk seraya tersenyum.
Atta membuka pintu kamarnya, ia melihat Flora yang tengah mengatur AC.
"Jangan dingin-dingin."
"Biarin, gerah." Setelah Flora rasa pas, ia langsung menuju ranjangnya, kemudian membaringkan tubuhnya dan menarik selimut.
Atta yang melihatnya ia hanya mengikuti Flora, biasanya Flora selalu tidur memeluknya, namun sekarang ia malah membelakangi Atta.
"Flo?" Flora hanya berdehem.
"Sayang," panggil Atta dengan suara pelan.
Atta mendekatinya, ia memeluknya dan bersembunyi di belakang leher Flora. Mencium aroma tubuh Flora yang tidak pernah membosankan di hidungnya.
"Sayang?"
"Apa, si. Aku gerah." Flora menepis tangan Atta yang melingkar di perutnya. Kemudian ia duduk, hendak mengatur suhu ac. Namun Atta langsung mengambilnya.
"Gak boleh terlalu dingin. Nanti masuk angin, kamu ini lagi enggak sehat juga."
Flora menatap kesal Atta. Kemudian ia malah akan membuka pakaiannya.
"Eh, M-mau ngapain?"
"Aku gerah."
Flora melucuti pakaian hingga celananya. Atta yang melihatnya hanya menelan saliva. Setelah itu, Flora langsung berbaring memeluk gulingnya. Sedangkan Atta ia hanya geleng-geleng melihat tingkah Flora yang terlihat sangat langka dilihatnya.
Atta hendak menyelimutinya, namun Flora langsung menepisnya.
"Nanti masuk angin ish, udah pake AC terus gak pake baju juga."
"Biarin." Atta hanya menggaruk kepalanya. Satu sisi ia tidak mau Flora nantinya malah nambah sakit, dan satu sisi ia seperti bergairah melihat Flora tanpa pakaian.
Atta kembali tertidur. Ia hanya bisa melihat punggung mulus Flora. Namun, tak lama kemudian, Flora berbalik, dan Atta langsung disuguhi pemandangan yang sedari tadi sangat menggangu gairahnya.
Ia mendekat, baru saja ia ingin menyentuh sesuatu, Flora langsung membuka mata.
"Mau apa?"
"Kamu pake baju, nanti masuk angin."
Flora menggeleng. "Enggak."
Atta sudah tidak kuat menahannya, ia langsung memeluk Flora dan meletakkan kepalanya diantara sela-sela dada Flora.
"Aku mau kamu." Flora langsung menjauhkan dirinya.
"Kamu bau ish."
"Aku udah ganti baju, ganti parfum juga, looh." Flora menutup hidungnya sembari menjauhkan dirinya dari Atta.
"Tapi baunya gak enak."
"Biasanya yang ini, ko.*
"Enggak, pokoknya kamu bau." Atta benar-benar heran dengan Flora. Padahal parfum yang ia pakai, parfum yang dibelikan oleh Flora kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Teacher Is My Wife [ON GOING]
Lãng mạn"Mama kira ini jaman Siti Nurbaya, pake acara jodoh-jodohan ... " ~Flora Guru menikahi muridnya? Sangat mustahil. Tapi, tidak dengan Flora. Kenyataan yang ia anggap sebuah mimpi kini dirasakannya. Karena ia belum bisa menemukan pendamping hidupnya s...