Cemburu

555 32 0
                                    

Hingga sudah beberapa Minggu Vera dirawat, kini Flora dan Atta harus bisa mengatur waktunya. Karena selain mengurus rumah dan sekolah, mereka berdua harus ke rumah sakit untuk menengok dan menemani Vera. Meskipun ada Bi Nuni tetap saja, jika Flora sehari saja tidak melihat Vera, maka ia akan risau dan tidak tenang.

Hari ini seperti biasa Flora berangkat sekolah bersama Atta. Saat dalam perjalanan, Flora menerima panggilan dari Dara.

"Hello, Flo."

"Iya, Dar. Ada apa?"

"Lo di mana?"

"Di jalan, mau ke sekolah. Kenapa?"

"Hari ini, gue mau ke rumah sakit."

"Sama Aska?"

"Enggak, tapi sama anak gue. Aska udah mulai kerja dari kemarin."

"Ooh ... ya udah lo dateng aja kesana, kalo bisa bantu temenin, ya. Sampai gue balik kesitu."

"Iya tenang. Gue pasti temenin."

"Thanks, Dar."

"Ya udah, mangga dilanjut."

Flora mematikan panggilan tersebut, kemudian ia kembali menatap jalanan. Rasa-rasanya ia seperti sakit kepala. Flora memijat-mijat kepalanya. Atta yang melihatnya mencoba menaruh tangannya pada dahi Flora.

Flora yang melihatnya bingung. "Kenapa?"

"Kamu sakit?"

Flora menggeleng. "Enggak, cuma agak pusing."

"Kecapean kamu ini kayaknya."

Flora hanya diam sambil terus memijat keningnya. Hingga setibanya di sekolah, ia langsung menuju ruangannya, entah kenapa badannya serasa tidak enak. Sepertinya ia kekurangan waktu untuk beristirahat.

Hari ini, kelas Atta bagian olahraga. Namun karena gurunya tidak hadir, dan jadinya free. Atta, Diki dan Erik mencoba bermain basket saja.

Beberapa saat setelah mereka bermain, Diki melambai-lambai mengkode untuk menepi dan istirahat di pinggiran lapangan.

Saat sudah duduk di bawah pepohonan, Atta mengusap keringatnya, dan saat itu ada tangan yang menyodorkan botol air minum.

"Nih." Atta mendongak melihat siapa orang itu, sedangkan Diki dan Erik saling bersenggol melihatnya.

Terlihat Laisa dengan senyum sumringahnya menyodorkan Atta sebotol minuman.

Atta tak menghiraukannya, ia malah mengambil botol minum miliknya sembari menepis botol minum yang disodorkan oleh Laisa.

Laisa terdiam, kemudian ia ikut duduk di samping Atta. Atta yang melihatnya hanya diam seraya tidak peduli.

"Panas, ya," ucap Laisa dengan tatapan lurus ke depan. Setelahnya ia menoleh pada Atta, menatap wajah tampannya dari samping.

"Lo keringetan." Laisa mencoba mengusap keringat Atta, namun Atta langsung menepisnya.

"Dik, Erik, kantin, yuk!" Atta langsung beranjak tanpa mempedulikan Laisa.

Erik dan Diki yang melihatnya, hanya menurut mengikuti Atta.

Sedangkan Laisa, ia tersenyum kala Atta mulai berjalan dan menjauh dari hadapannya.

Saat di kantin, Atta membuka ponselnya dan ia terkejut ternyata beberapa menit yang lalu ia menerima pesan dari Flora.

"Gue mau izin pulang duluan, ya." Atta langsung terburu-buru membereskan dan membayar makanannya.

"Eh, mau kemana?" tanya Diki.

"Ada urusan, entar lo izinin aja, ya." Belum sempat kedua temannya itu menanyakan hal lainnya, Atta sudah langsung beranjak.

The Beautiful Teacher Is My Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang