Maafkan saya yang tidak rajin up cerita ini👉👈
Happy Reading ✨
Nitt ... Nit ... Nitt ...
"Flo bangun, udah hampir 1 bulan kamu tidur terus. Mama rindu, Flo," ucap Vera seraya menggenggam tangan Flora.
Vera terus memandangi mata tertutup Flora berharap terbuka, ia selalu berdoa agar anaknya cepat kembali seperti semula. Ia sangat menyayangi dan merindukan Flora.
Vera mencium kening Flora karena hari sudah larut malam ia harus pulang dan istirahat. Saat Vera hendak melangkah meninggalkan kamar rawat Flora terdengar suara lemah memanggilnya.
"Ma?" Vera yang mendengarnya langsung menoleh pada asal suara tersebut.
"Flora." Vera langsung berbalik menghampiri Flora dan ia langsung memeluknya.
"Flora akhirnya kamu sadar, Mama rindu kamu sayang." Vera menangis terharu dan terus menciumi tangan dan kening Flora.
"Ma, Flo mau terima permintaan Mama buat di jodohin," ucap Flora sembari mengusap pipi dan menghapus air mata sang Mama.
"Ssstttt, udah jangan bahas itu lagi ya. Mama udah lupain itu yang terpenting Flo udah sadar, soal jodoh kamu aja yang milih sesuai hati dan kemauan kamu, asalkan dia baik dan sayang sama Flo ya," jelas Vera.
"Ma, Flo yakin pilihan Mama pasti yang terbaik. Flo mau liat Mama bahagia, kapan lagi Flo nurutin kemauan Mama, yang emang pasti buat Mama bangga sama Flo."
"Flo, sudah jangan di paksakan, lebih baik Flora istirahat ya." Vera mengusap lembut rambut Flora.
"Tapi kali ini Flora mau nurut sama Mama."
"Ya sudah besok kita ceritakan lagi, sekarang Flo istirahat."
"Tapi Ma."
"Apalagi sayang?" tanya Vera.
"Flo laper."
"Laaah ... Anak Mama yang baru sadar ternyata laper, ya udah tunggu ya Mama beli makan dulu," ucap Vera yang di angguki Flora.
Keesokan harinya...
"Assalamualaikum." Suara nyaring terdengar dari balik pintu, Flora yang mengenali suara itu langsung berpura-pura menutup matanya.
"Floo ... Flo ... kapan si lo sadar, gak pegel gitu tuh mata merem terus. Lo gak rindu sama gue gitu, tega lo Flo. Murid-murid di sekolah udah pada rindu lo, dia rindu ibu guru paling cantik tapi termasuk spesies jomblo kaya lo," cerocos Dara.
"Sembarangan," gumam Flora dengan mata tertutup.
"Hah?" Dara sangat aneh siapa yang membalas ucapannya.
"Isshhh Flo, lo sadar sii. Ini ruangan makin hari makin angker. Apa itu roh lo? Lo kan koma, pasti dong jiwa lo sekarang lagi holiday, terus gentayangan dimana-mana."
"Sekali lagi lo ngomong ngaco, gue mutilasi tu mulut," ucap Flora dengan wajah jutek.
"Flo, lo udah sadar?" Dara membelalakkan matanya seraya menutup mulut tak percaya melihat sahabatnya kini sudah kembali membuka mata.
"Lo gak buta kan? Lo bisa liat sendiri kan?"
"Ya elah lo baru sadar udah keluar aja nyinyirannya." Dara langsung memeluk Flora.
"Ah gue kangen lo Flo," greget Dara.
"Lepasin, gue masih pengen hidup." Dara melepaskan pelukannya berganti dengan mencubiti pipi Flora.
"Ishhh sakit, lo ya udah ngatain jomblo terus sekarang bikin pipi gue sakit. Flora bukan boneka," ucap Flora dengan kalimat terakhir seolah menirukan lirik lagu yang sedang ngetren di zaman now.
"Lagian gue udah nerima perjodohan Mama, jadi bentar lagi gue kawin dan nyusul lo." Flora memutar bola matanya malas.
"Serius lo? Sama siapa?" tanya Dara.
"Mana gue tau ... ya gue sih ngikut aja, asalkan nyokap gue bahagia. Walau gue yang gak bahagia. Tapi liat aja nanti, jalani dulu aja kita gak tau di depannya gimana, kita gak bisa nebak takdir yang berawal dari sebuah paksaan itu akan berakhir buruk atau sebaliknya," jelas Flora.
"Nahh Floo, yang gue rinduin dari lo, sok bijak lo ituu," seru Dara.
"Gue bijak," cela Flora.
"Sok bijak!"
"Bijak!"
"Sok bijak!"
"Bijak Dara!"
"Sok bijak Flora sang Ibu negara terhormat!"
"Bijak!"
"Ya udah gue ngalah, iya lo bijak." Dara menghempaskan nafas kasar.
"Nah gitu ke."
"Iya, lo kan selalu benar."
"Eitts ... lo gak inget pasal gue apa?" Flora memelototi Dara.
"Iya gue inget," gerutu dara.
"Apa coba?"
"Pasal Flora Almira, yang pertama Flora tidak pernah salah. Yang kedua, jika Flora salah balik lagi ke pasal pertama bahwa Flora tidak pernah salah. Puas lo!" ucap Dara menirukan logat layaknya sedang membaca pancasila dan di pengucapan kata penuh penekanan.
"Nah itu lo inget, udah gak usah emosi nanti bayi lo makan api dalam perut," ledek Flora.
"Sembarangan lo kalo ngomong," sentak Dara yang membuat Flora semakin iseng menjaili Dara.
"Biarin, mulut-mulut gue."
"Ucapan itu doa Flora!"
"Gue ngomong."
"Sama aja."
"Beda!"
"Apa?" tanya Dara.
"Penulisannya." Flora terus tertawa melihat tingkah sahabatnya yang sangat sensitif dan gampang emosi.
"Terserah lo."
"Merajuk laa tu." Flora terus menggoda Dara hingga tersulut emosi.
"Laah Flo?" Panggil Vera yang baru saja datang dan melihat Dara yang sudah kesal serta Flora yang tertawa.
"Kamu ini baru sembuh udah jailin Dara, kasian dia lagi hamil sayang," ucap Vera.
"Nah dengerin."
TBC.
Gak jelas gini kan jadinya:(
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Teacher Is My Wife [ON GOING]
Romance"Mama kira ini jaman Siti Nurbaya, pake acara jodoh-jodohan ... " ~Flora Guru menikahi muridnya? Sangat mustahil. Tapi, tidak dengan Flora. Kenyataan yang ia anggap sebuah mimpi kini dirasakannya. Karena ia belum bisa menemukan pendamping hidupnya s...