*Si Putih

5.1K 86 17
                                    

 *Penelitian Si Putih

"Psst.. Heh, Put, kamu mau cemilan?" Ali menyeringai, dia berdiri di balik pagar rumah.
Si Putih yang sedang tiduran di halaman rumput mengangkat kepalanya.
"Ayo, sini. Lihat. Enak loh." Ali mengeluarkan 'ciao'. Membuka ujungnya. Lantas melambaikannya.
"Meong." Si Putih tertarik. Melangkah mendekat.
Ali menyeringai.
Si Putih mulai menjilati cemilan. Ekor panjangnya tergeletak di rumput.
TAP! Sekejap. Tangan Ali bergerak cepat, menangkap Si Putih, memasukkannya ke tas ransel. Yes! Dia berhasil.
Nasib. Persis dia hendak berdiri. Sebuah angkot merapat. Raib justeru turun.
"Heh, ALI? Kamu ngapain di sini?"
"Eh, jalan-jalan." Ali mengangkat bahu, segera memasang ransel di punggung. Ransel itu bergerak-gerak sedikit.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Neng, ongkosnya belum dibayar."
"Iya, sebentar, Mang." Raib menoleh, dia masih menyelidiki Ali. Kenapa Si Biang Kerok ini mendadak berada di depan rumahnya.
"Kamu pasti melakukan sesuatu?"
Ali menggeleng, "Aku cuma jalan-jalan, Ra. Bye." Dan Ali segera melangkah di atas trotoar. Bergaya seperti betulan jalan-jalan sore.
"Neng, ongkosnya!" Sopir angkot berseru.
Arggh, Raib segera mengeluarkan uang dari saku celana. Sejenak melupakan Ali.
"Kurang dua rebu."
"Aduh, saya kan pelajar, Mang."
"Mana ada. Kamu kan nggak lagi pakai seragam tuh."
Raib terpaksa menambah uang. Tadi dia disuruh Mama mengambil paket dari rumah Tante.
Angkot itu melaju. Raib celingukan. Eh? Di mana Si Biang Kerok itu?
Ali sudah jauh, dia melesat menggunakan teknik teleportasi. Misinya berhasil. Dia sengaja menculik Si Putih. Sejak dulu dia penasaran dengan kucing itu. Itulah kenapa dia mendadak muncul di depan pagar rumah Raib tadi.

Tiba di basemennya. Ali semangat membuka ranselnya.
Arrggh! Giliran dia berseru kesal. Kucing itu raib. Ini kali ke-10 dia gagal. Kucing itu selalu hilang dari ranselnya--padahal dia sudah menggunakan teknologi tingkat tinggi di tas itu.

"Hei, Put, kamu dapat cemilan sebanyak itu darimana?" Sementara di teras rumah, Raib bertanya ke Si Putih yang sedang merobek belasan ciao.
"Meong!"
"Ada yang ngasih kamu? Ali?"
Si Putih asyik makan. Tidak menjawab lagi.

*Tere Liye

RaSeLiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang