Aku segera membalikkan badan. Benar dugaanku. ALI. Kulihat dari raut wajahnya, Ali sepertinya sedang marah. Aku mengurungkan niatku untuk memakinya karena telah mengagetkanku dan Seli.
Ali melangkah menghampiriku dan Seli. "Apa!" balasku ketus. "Kalian kemana saja, heh!" Ali melotot kearah kami. "Kepo!" Seli juga berseru ketus. Yap! Kami, eh, ralat! Tepatnya Aku masih kesal dengan Ali.
Ali benar-benar marah. Tidak biasanya dia seperti ini. Apa ada sesuatu? Aku mengedikkan bahuku acuh dan membalikkan badan untuk melanjutkan perjalananku di lorong sepi ini.
Namun, sebelum aku berhasil melangkahkan kakiku, Ali mencekal tanganku erat. "Mau kemana, hah!" seru Ali. Bukan takut atau bagaimana, justru aku bingung dengan sikapnya.
"Bukan urusanmu!" Aku menepis tangannya dengan sedikit kasar. Aku dan Seli berlalu meninggalkan Ali. Baru beberapa langkah, Ali telah berteleportasi dan sekarang dia telah muncul di depan kami-menghadang.
"Ck!" Aku berdecak sebal sambil memutar dua buah bola mataku. "Apaan sih!" Aku melotot pada Ali. "Kalian dari mana saja!" Ali berseru tegas membuatku dan Seli tercengang.
"Ra, kenapa Ali marah sih?" bisik Seli di sampingku. Aku hanya menggeleng kecil, tanda tidak tahu menahu mengenai perkara Ali marah. Terakhir kalinya kami bertemu dia saat di 'Bagian Terlarang' tadi.
Saat Aku dan Seli masih berbisik-bisik, Ali justru menarik tangan kami dan segera membawa kami kembali ke rumah Ilo. Teleportasi. Hanya membutuhkan beberapa detik saja kami sudah sampai.
"Kalian jangan pergi kemana-mana!" Ali berseru sambil berteleportasi lagi meninggalkan kami yang berdiri di depan pintu rumah Ilo. Aku merasa ada yang aneh dengan sikap Ali yang berubah dingin dan marah.
"Ali kenapa sih!" celetuk Seli yang juga kesal dengan perlakuan Ali. Aku menggeleng dan menghembuskan napas kasar. Aku langsung masuk ke dalam dan berteleportasi menuju kamar diikuti Seli.
Aku dan Seli langsung bersih-bersih dan turun ke dapur. Terlihat Vey tengah menyiapkan makan malam. "Eh, kalian kapan pulangnya?" tanya Vey yang masih sibuk dengan olahannya.
"Maaf, tadi kami langsung ke kamar." jawabku merasa bersalah. "Tidak apa, kalau begitu sini bantu memasak untuk makan malam!" Vey tersenyum. Aku dan Seli mengangguk, segera larut dalam pekerjaan masing-masing untuk menyiapkan makan malam nanti.
Setelah semua selesai, aku pergi menyiapkan peralatan makan. Sedangkan Seli, dia memanggil penghuni rumah lainnya untuk ikut serta makan malam bersama-sama. Dan Vey tengah membereskan dapurnya.
Makan malam berlangsung seperti biasanya. Bahkan Ali juga kembali normal seperti sedia kala. Entah ada apa tadi sore dia bisa bersikap sedingin itu kepadaku dan Seli.
Aku melanjutkan makanku sampai habis. Setelah makan malam, aku dan Seli membantu Vey membereskan semuanya. Ou tengah asik menonton televisi dilayar hologram kamarnya yang besar. Ily sedang berada diruang tengah duduk disofa, entah apa yang dia lakukan. Mungkin tertidur?
Setelah selesai membantu Vey, aku dan Seli segera menuju kamar tempat kami menginap. Aku langsung berlari kecil menghempaskan tubuhku diatas salah satu kasur canggih Klan Bulan. Tak lama, aku segera terlelap dialam mimpi, begitu juga dengan Seli.
Pagi-pagi buta kami dikejutkan dengan suara gedoran pintu. Aku menyipitkan mataku dan segera bangun dari tidurku. Aku melangkah gontai menuju pintu kamar.
Terkejutnya aku melihat Ali yang sudah rapi seperti ini. Seolah-olah dia akan pergi untuk berpetualang ataupun bertarung lagi. Setelah ku bukakan pintu, Ali langsung nylonong masuk dan membangunkan Seli.
"Kalian segera siap-siap!" Ali berseru antusias. Aku mengerutkan keningku, "Bersiap-siap?" gumamku yang masih di dengar oleh Ali. "Kita akan kembali ke Distrik Sungai-Sungai Jauh!" Ali berseru semangat.
Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ali tiba-tiba saja antusias dan mengajak kami pergi ke tempat itu lagi. Aku sebenarnya senang sekali bisa mengunjungi tempat itu lagi. Namun ada sesuatu yang janggal. Perasaanku tidak enak.
Setelah bersih-bersih, Aku dan Seli mengenakan pakaian dari Klan Bintang. Aku membawa beberapa keperluan yang kumasukkan kedalam tas dari Klan Bintang. Setelah selesai, aku dan Seli berjalan keluar dari kamar.
Saat kami keluar, kami mendapati Ali dan Ily yang tengah asik berbincang-bincang. Menyadari kami telah siap, Ali langsung mengajakku, Seli, dan Ily agar segera masuk kedalam kapsul ILY yang tadinya memang diparkirkan di Perpustakaan Sentral. Namun Ali telah mengambilnya dan memarkirkannya dibawah rumah balon milik Ilo.
Pagi ini kami benar-benar irit bicara. Suasana menjadi sangat canggung. Selama perjalanan kami bahkan tidak saling mengobrol karena lebih tepatnya kami sedang mengobrol dengan alam. Kami menatap takjub beberapa hewan atau pun tumbuhan disana.
Beberapa saat kemudian, aku menyadari jika kami telah tiba di Distrik Sungai-Sungai Jauh. Aku membulatkan mataku. Seli masih menatap keindahan pemandangan disekitar sini.
"Ra, aku kemarin sangat kesal padamu!" kata Ali tiba-tiba. Aku menoleh dan mengangkat satu alisku keatas. Ali masih fokus menatap layar ILY didepannya. "Kamu merahasiakan sesuatu dariku!" Ali berkata datar dan itu membuatku diam mematung.
"Eh? M-maafkan aku. Aku tidak bermaksud. Hanya penasaran saja," jawabku lirih tapi masih didengar oleh Ali dan itu membuatnya terkekeh, sedangkan aku masih menunduk. Merasa bersalah.
Ali mengaktifkan mode kemudi otomatis dan beranjak mendekatiku. Aku yang menunduk sedang banyak pikiran. Tiba-tiba saja Ali berdehem di depanku dan aku refleks mengangkat kepalaku.
Aku sedikit terkejut. "Tidak apa-apa, maafkan aku atas perilakuku kepadamu dan Seli," ucap Ali dengan tersenyum tulus. Saat ini Seli dan Ily masih menikmati pemandangan dari atas sini.
"Jadi, apakah kita akan mencari tentang 'Cawan Keabadian'? Sebenarnya apa yang kamu ketahui tentang ini?" tanya Ali bersemangat.
"Awalnya aku hanya penasaran dengan daerah dibagian sana!" jawabku dengan mengarahkan jari telunjukku ke bagian dimana terdapat Gunung dan Sungai yang bertemu dan membentuk simbol 'Cawan' yang menurutku seperti 'Cawan Keabadian'.
Ali membelalakkan matanya dan menoleh kearahku, "Pantas saja! Itu jelas-jelas mirip dengan 'Cawan Keabadian'" Ali berbicara pada dirinya sendiri. Aku mengangguk meng-iya-kan apa yang dikatakannya barusan.
"Jadi, apa yang sudah kamu ketahui tentang ini?" Aku bertanya pada Ali. "Kau tahu, Ra? Saat kunjungan pertama kita. Aku telah mengotak-atik alatku yang sempet rusak kemarin, dan aku terkejut saat melihat ada tanda-tanda kekuatan besar muncul dibagian yang kau tunjukkan tadi." Pernyataan Ali membuatku mengernyitkan dahiku.
"Iya, pas kita lagi duduk-duduk itu loh!" Aku mengingat kembali saat itu dan ber-oh-ria saat mengingatnya. "Nah, dari situ sebenarnya aku juga sudah penasaran dengan daerah itu." Ali masih menatapku.
Tiba-tiba, Terdengar suara dentuman keras yang menyerang kapsul ILY. Aku menlonjak terkejut. Kapsul ILY bergetar, Ali segera mengambil alih kemudi ILY. Seli dan Ily juga sama terkejutnya.
Bum!!
Bum!
BUUM!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RaSeLi
PertualanganSebelumnya, terima kasih karena sudah mau berkunjung !!! Alur cerita 'sedikit' berubah :) Tiga remaja SMA berperan penting dalam dunia paralel? Raib dari Klan Bulan dengan kemampuan menghilangnya, Seli dari Klan Matahari dengan teknik kinetiknya, d...