Seminggu lamanya terkurung dibasement. Aku, Seli, dan Ali sudah sangat bosan. Beberapa hari yang lalu, Ali sedang menciptakan sebuah alat yang bisa menembus tameng.
"Udah jadi belum, Ali?" tanyaku tidak sabaran. Ali yang sudah beberapa hari ini berusaha keras menciptakan alat ini. Siang malam, tak kenal lelah. Jika menyangkut hal seperti ini entah mengapa ia menjadi pekerja keras secara tiba-tiba.
"Iya, sabar dulu, Putri Bulan." Ali menggodaku, heh? Kali ini aku diam saja. Tidak memedulikan julukan itu, fokus pada penemuan Ali.
"Sel, hantarkan listrik kesini!" pinta Ali, menunjuk kebagian alatnya. Seli mengacungkan jari telunjuknya, lantas keluarlah percikan api, itu listrik yang keluar dari jari Seli.
Beberapa menit kemudian, Ali bilang kalau alatnya sudah jadi. "Ayo kita coba" Ali bersiap menekan tombol. Aku dan Seli mengangguk.
Wushh... Beberapa detik kemudian, kami berpindah tempat. Teleportasi kedepan gerbang rumah Ali. Aku mengambil napas dalam-dalam menghirup kebebasan.
"Huftt ... Akhirnya bisa keluar," gumam Seli yang juga menikmati kebebasan setelah berhari-hari terkurung didalam basement.
Aku menoleh kesamping. Ali. Dia seperti tidak merasa bebas. Justru, dahinya melipat. Kenapa? Begitu maksud ekspresi wajahnya.
"Ada apa, Ali?" tanyaku heran. Ali menoleh kearahku. "Sepertinya alat ini gagal." Ali cemberut. Oh, menggemaskan! Eh? Apa?? Tidak-tidak!!
"Seharusnya kita bisa keluar dari gerbang ini, tapi, kita masih di kawasan tempat tinggalku ini." Ali mendesah kesal. Ali menekan tombol. Lalu kami kembali ke dalam basement.
Tidak apalah walaupun belum bisa keluar dari rumah Ali, setidaknya aku sempat menghirup udara segar.
"Sepertinya aku belum punya teknologi yang benar-benar bisa membawa kita keluar. Aku hanya bisa membuat alat yang mendekati antena ini." Ali memandang antena pemberian Miss Selena.
"Hei, Ali, tak apa. Itu tadi sudah hebat, kok. Kamu udah bisa bawa kita keluar basement. Itu artinya kamu sudah menciptakan teknologi yang bisa menembus tameng ini." Seli menghibur Ali.
"Aku rasa, Miss Selena serius sekali. Dia tau bahwa tidak lama setelah kita terkurung, Ali pasti bisa membawa kita keluar dari basement. Itu artinya menembus tameng. Oleh sebab itu, Miss Selena memasang tameng tambahan yang lebih kuat. Memastikan kita aman didalamnya." Aku sedikit bergumam berasumsi sendiri.
"Masuk akal," cetus Ali. Ali sibuk memandangi alat barunya, lantas mengotak-atiknya. Entah apa yang dia lakukan. Mungkin memperbaiki penemuannya.
"Kapan Miss Selena datang?" tanya Seli menatapku. Aku menggeleng. Aku juga tidak tahu. Aku pun berharap Miss Selena segera datang.
***
Keesokan harinya...
Aku dan Seli terkejut, terbangun karena mendengar sesuatu yang jatuh. Seketika kepalaku pusing karena masih setengah sadar dari tidurku. Aku dan Seli saling tatap. Lantas berlari menuju asal suara.
Setibanya di asal suara, kami terkejut. Ali! Entah mengapa, dia sepertinya habis bertarung. Mukanya lebam. Siku dan kakinya lecet. Dia terkapar dilantai.
"Alii!! Kamu kenapa!" Seli panik. Demi melihat Ali yang tergeletak dilantai basement, aku langsung berseru kepada Seli agar menggunakan teknik kinetiknya untuk memindahkan tubuh Ali ke ranjang.
"Ra, berat sekalii" gerutu Seli. Aduh, aku mau bantu gimana? "Tahan, Seli, sedikit lagi." Aku menyemangatinya. Sebenarnya kali ini aku merasa pusing. Padahal tadi masih enak bermimpi. Tapi sekarang aku merasa cemas melihat keadaan Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaSeLi
AdventureSebelumnya, terima kasih karena sudah mau berkunjung !!! Alur cerita 'sedikit' berubah :) Tiga remaja SMA berperan penting dalam dunia paralel? Raib dari Klan Bulan dengan kemampuan menghilangnya, Seli dari Klan Matahari dengan teknik kinetiknya, d...