🌏

2.2K 132 1
                                    

"Terima kasih, Ilo, Vey!" Aku melambaikan tangan. Diikuti Ali dan Seli. Seketika, Buku Kehidupan membawa kami bertiga ke dalam basement rumah Ali.

"Akhirnya, kembali ke Bumi!" Seli berseru riang. Aku ikut tertawa kecil. Ali? Dia murung, sepertinya dia masih ingin berpetualang di dunia paralel. Tapi, malah pulang ke Bumi.

Flashback ...

Kami berkumpul diruang tamu. Ada Aku, Ali, Seli, Miss Selena, Av, Ilo, Vey dan Ou. "Kalian bisa pulang hari ini, Ra." Av tersenyum menatap kami bertiga.

Aku mengangguk. Balas tersenyum. Aku menatap Ilo dan Vey, "Terimakasih karena telah membolehkan kami tinggal disini beberapa hari, Maaf jika aku merepotkan."

"Tidak apa, kami senang kamu tinggal berhari-hari disini!" Ilo angkat bicara. Vey juga tersenyum. Aku mengangkat kepalaku menatap Vey. Vey mengelus kepalaku, membenahi anak rambutku.

"Semoga kekuatanmu semakin kuat!" Vey berseru, tertawa. Aku tersenyum, mataku berkaca-kaca. Vey adalah sosok ibu yang sangat lembut. Ou? Dia asik mengoceh dengan Seli. Tidak memperhatikan pembicaraan.

Aku menoleh kearah Av, "Av! Aku sungguh berterimakasih kepadamu, karena telah mengobatiku." Aku memeluk Av disebelahku.

Pelukan hangat. Kurasakan ketentraman dihatiku. Aku mengganti pandangan kearah Miss Selena," Miss ..." Aku menatapnya. Miss Selena balas menatapku, dengan tatapan tulusnya. Entah mengapa, aku masih melihat selarik kesedihan dimatanya. Seperti tatapan kemarin.

"Terimakasih, Miss Selena!" Aku nyengir. Miss Selena tersenyum. "Terimakasih karena telah menjagaku." Aku tersenyum lebar. Miss Selena juga tersenyum, mengangguk.

Kali ini aku menatap kearah Ali dan Seli yang masih mendengarkan ocehan Ou. Aku tertawa kecil. Aku hanya menatap Ali, Ali mengangguk, tahu maksud tatapanku. Aku tersenyum.

Setelah banyak berterimakasih, sedikit bercerita, dan bla bla blaa ... Aku dan yang lainnya keluar. Aku mengeluarkan buku kehidupanku.

Ou-dia berlari kearahku. Aku tersenyum menatapnya. Ou hanya nyengir, "Kak, jangan lupa besok-besok kembali kesini lagi ya! Bawakan Ou oleh-oleh!" Ou tertawa kecil.

Aku mengangguk. Ou memelukku. Aku balas memeluknya. Setelah beberapa lama kemudian, Ou melepaskan pelukannya, berlari kearah Ibunya.

Buku kehidupan. Aku menggenggam buku PR Matematikaku. Buku itu bertanya padaku kemana tujuanku. Aku menjawab, "Bumi, basement Ali."

Portal terbuka. Kami bertiga melambaikan tangan kearah Av, Ou, Ilo, Vey, dan Miss Selena. Miss Selena akan menyusul ke Bumi. Katanya masih ada tugas di Klan Bulan.

Kembali ke masa sekarang.

Aku dan Seli mengemas barang-barang kami. Ali merebahkan punggungnya diatas kasur. Membiarkan Aku dan Seli sibuk sendiri. Waktu liburan tinggal tiga hari lagi.

Selesai mengemas, Aku dan Seli menggendong tas kami. Ali, dia telah menyalakan ILY, untuk mengantar kami. Kami masuk kedalamnya. ILY mendesing pelan.

Ali menonaktifkan suara ILY supaya tidak cerewet. Ali juga mengaktifkan mode menghilang. Sesampainya dirumah Seli, kami bertiga turun. Disambut hangat oleh Mama Papa Seli yang kebetulan sedang duduk santai di teras rumah.

Tidak banyak percakapan, Mama Papa Seli pasti tahu kalau kami lelah, hanya saling berpelukan, sedikit ngobrol. Lalu Aku dan Ali pamit. Kami melambaikan tangan kearah keluarga Seli.

ILY melesat kerumahku. Aku melamun memikirkan reaksi orang tuaku nanti. Tanpa kusadari, Ali menatapku sedari tadi. Aku menoleh kearahnya.

"Apa?" Aku mendelik kearahnya. Ali mengganti arah pandangannya kelayar ILY. Tidak lama kemudian, aku sampai di depan rumah.

Ali langsung pergi, katanya capek, mau istirahat. Aku melambaikan tangan padanya, lantas masuk ke dalam rumah. Aku mengetuk pintu.

Tok ... Tok ... Tok.

Mama membukakan pintu. Dia terlihat terkejut melihatku, "Ra?!!" Mama berseru memeluk erat tubuhku. Aku tersenyum. Papa yang juga kebetulan di rumah ikut memelukku dibelakang Mama.

Mama dan Papa melepas pelukannya. Mama menatapku dari bawah sampai atas, "Kamu tidak apa-apa, Ra?" tanya Mama sedikit cemas. Aku mengangguk. Tersenyum. Aku membayangkan bagaimana rupa kedua orang tuaku? Huh!

"Sudahlah, Ma, biarkan Ra istirahat. Pasti lelah. Iya 'kan, Ra?" Papa tersenyum. Aku mengangguk, balas tersenyum. Kami pun masuk kedalam rumah.

"Kamu mandi dulu, gih! Habis itu kita makan. Mama memasak makanan kesukaanmu, Ra!" Mama berseru kepadaku yang setengah berlari diatas tangga menuju kamarku.

"Iya, Ma!!" Aku balas berseru. Sesampainya didalam kamar, aku meletakkan tasku. Memandangi seluruh sudut kamarku. Ada yang hilang, Si Putih?! Dimana kucingku itu? Mungkin ada diruang tamu. Aku merebahkan punggungku sebentar.

Setelah itu, aku bergegas mandi. Tubuhku terasa lebih segar. Aku turun kebawah menuju dapur. "Emmm,, baunya harum!" Papa mengacungkan jempol kearah Mama.

Mama tersipu, aku tertawa melihatnya. Setelah duduk dikursiku, Mama mengambilkanku dan Papa makanan yang sudah tersedia dimeja. "Terimakasih, Mama!" Aku tertawa kecil. Mama mengangguk.

Ditengah-tengah waktu kami makan, aku teringat sesuatu. Si Putih! Aku menatap Mama. "Emm, Ma?" tanyaku. Mama menatapku. "Si Putih, mana?" Papa tertawa mendengar kalimatku barusan.

" Ra, Ra ... Kamu itu, orang lagi makan nanyain kucing!" Papa tertawa kecil. Aku nyengir, menoleh kearah Mama. Menunggu jawaban.

"Tenang, Ra. Kucingmu itu Mama titipkan ke tantemu. Nanti akan Mama beri tahu tantemu, kamu sudah pulang, biar besok dia mengantarnya kesini. Tadinya mau Mama yang mengambilnya, tapi dia ingin mengantarkannya. Jadi ya sudah." Mama tersenyum.

Aku mengangguk. Tunggu, Emangnya Mama memberi tahu tante aku kemana? Study tour? Ah, lupakan saja. Mungkin alasan Mama lagi.

Selesai makan malam, aku kembali ke kamarku untuk tidur. Aku tertidur pulas. Tak kusangka hari telah esok. Aku segera mandi. Turun kebawah ikut sarapan.

"Loh, Papa mana?" tanyaku. "Papamu sudah berangkat, Ra!" seru mama yang sedang menggoreng telur. Aku mengangguk. Kini aku sarapan bersama Mama.

Setelah sarapan, aku memutuskan kembali kekamarku. Membuka buku-buku pelajaran, mengerjakan beberapa soal. Hari ini aku memutuskan untuk belajar.

Siang harinya, aku lelah. Aku memutuskan beristirahat, turun kebawah, menuju ruang tamu. Disana, Mama sedang menonton TV. Aku duduk disampingnya.

"Eh, Ra? Sudah selesai belajarnya?" tanya Mama melihatku. Aku mengangguk. Mama melanjutkan menonton acara TV-nya. Aku Membuka HP-ku. Membuka aplikasi WhatsApp.

Ada beberapa notifikasi, dan ... hei! Pesan dari Ali??

ALI
Ra!!
Hei!!
Kamu kemana sih??
P
P

RAIB
Apa?
Maaf, tadi kutinggal belajar.

ALI
Ohh.. Hari ini kamu ada acara tidak?

RAIB
Tidak, memangnya kenapa?

ALI
Jalan-jalan yuk!
Nanti kujemput pukul 13:00.

RAIB
Mmm, bentar. Aku ijin mamaku dulu.
Ajak Seli ya!

ALI
Oke!

Setelah chattingan dengan Ali, aku menoleh kearah Mama, "Ma, boleh Ra pergi bersama Ali dan Seli?" tanyaku. "Eh, mau kemana?" tanya Mama.

"Tidak tahu, cuma diajak jalan-jalan sama Ali." Aku nyengir. Mama mengangguk memperbolehkan, "Ya sudah, tapi hati-hati ya!" Mama tersenyum kearahku.

Aku mengangguk, kembali keatas untuk bersiap-siap. Saat aku mengambil tas, Mama teriak dari bawah. "Ra! Ali sudah datang!" seru Mama. "Iya, Ma!" Aku balas berseru menanggapinya.

Saat aku turun, Ali sudah duduk bersama Mama disofa. Seperti biasa, dengan rambut yang disisir, pakaian rapi, seolah terlihat cool dihadapan Mama. Dasar cari muka! Aku dan Ali berpamitan.

RaSeLiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang