Spoiler*LUMPU 2

2.7K 82 18
                                    

*Putri abal-abal

Berjam-jam di atas kapsul ILY mulai membosankan. Ali mulai menguap mengamati layar yang menunjukkan detail apapun di bawah permukaan sana--lubang hewan pengerat di tanah pun terlihat. Aku sudah berkali-kali berdiri, duduk, berdiri, duduk lagi, ikut menatap layar. Tetap tidak ada apa-apa di sana. Hanya hamparan bebatuan, lereng-lereng gunung. Tidak ada tanda-tanda kebaradaan orang yang kami cari.

Seli duduk di sebelahku, membaca buku Biologi. Belajar. Dia terlihat paling rileks sejauh ini.

"Bagaimana jika kita tidak menemukannya, Ali?" Aku bertanya.

"Kita akan menemukannya, Ra." Ali menjawab cepat.

"Bagaimana kalau orang itu sudah pergi lebih dulu?"

"Dia tidak akan kemana-mana."

Berjam-jam lagi berlalu, matahari sudah mulai meluncur dari titik tertingginya. Kami sudah dua kali ngemil makanan kecil untuk mengisi kebosanan, termasuk mi rebus barusan. Tetap belum ada kabar baik.

Kalian tahu, berada di dalam kapsul ILY itu tidak selalu menyenangkan. Tidak banyak yang bisa dilakukan di dalam kapsul. Apalagi dengan semua ketegangan petualangan ini. Ali memang melengkapi semua keperluan di ILY, kapsul itu berteknologi mutakhir, tapi berada dalam kapsul berbentuk bulat itu, tetap punya keterbatasan.

"Heh, Ali!" Seli mendadak berseru.

"Ada apa?" Ali menoleh--ekspresi wajahnya datar.

"Aduh, kamu kentut sembarangan lagi?" Seli mengamuk, melemparkan buku biologi, memencet hidungnya. Menepuk2 udara, mengusir aroma bau.

"Aku tidak kentut. Enak saja." Ali melotot.

"Ngaku, Ali! Selama ini, selalu kamu yang kentut sembarangan di ILY. Berapa kali coba, heh. Selalu kamu." Seli berseru kesal.

Aku nyengir. Itu contoh masalah kecil berada terus-menerus di dalam kapsul ILY. Saat ada yang kentut--
"Bukan aku, Sel!"

"Dasar biang kerok! Kamu harusnya melengkapi kapsul ini dengan penyedot bau. Atau kamu bikin pakaian yang bisa menyerap bau kentutmu sendiri!" Seli masih kesal.

"Kali ini bukan aku, Seli. Sumpah!"

"Lantas siapa?"

Aku nyengir.

Seli menoleh kepadaku. Menyelidik.

"Maaf, Sel." Aku mengulum cengiran.

"Astaga?" Seli berseru, berganti melotot kepadaku.

Aku tertawa pelan. Maaf. Perutku mulas. Tidak sengaja, kentut.

"Kenapa kelakuanmu lama-lama jadi ikut menyebalkan, Ra" Seli menatapku tidak percaya, "Kamu itu Putri. Tapi kentut sembarangan. Aduuuh!"

"Dia itu Putri abal-abal." Ali memotong, wajahnya ikut kesal. Ikutan marah karena aku yang kentut, dia yang dituduh.

"Putri abal-abal?" Seli menoleh kepada Ali.

"Iya. Raib itu Putri abal-abal, alias Putri KW. Makanya dia seperti itu, kentut sembarangan."

Aku nyengir. Maaf.

"Yang putri sungguhan itu Ibunya Raib, Mata. Dia memang putri, sikapnya, sifatnya, semua asli. Siklus dua ribu tahun, pemilik DNA paling lengkap itu jatuh pada Ibunya. Raib mah cuma beruntung. Dia mendapatkan DNA itu karena Ibunya meminum cairan hijau tersebut. Gara-gara cairan itu siklus itu berubah. DNA itu langsung diturunkan kepadanya."

"Tapi apa hubungannya dengan kentut?" Seli menatap Ali--dia sedikit cemas, tiba2 Ali membahas Ibuku, menyebut namanya, boleh jadi itu membuatku sedih lagi.

"Raib kentut sembarangan. Itu hubungannya." Ali berseru ketus.

Seli menatapku.

Aku tertawa pelan. Maaf.

"Kamu tidak sedih Ibu-mu disebut-sebut, Ra?"

Aku menggeleng. Suasana hatiku sudah jauh membaik.

"Maaf, Sel, aku kentut sembarangan."
Seli diam sejenak, akhirnya mengangguk, ikut tertawa.

"Maaf, Ali, aku kentut sembarangan." Aku menoleh ke Ali.

"Enak saja! Kamu yang kentut, aku yang disalahkan."

"Maaf, Ali, aku menuduhmu tadi." Seli ikut minta maaf.

"Enak saja--"

Seruan Ali terhenti, dia bergegas menoleh. Layar kapsul ILY berkedip-kedip, alarm berbunyi pelan. Deteksi canggih kapsul tersebut menemukan sesuatu di bawah sana, di lereng-lereng Gunung-Gunung Terlarang. Orang yang kami cari telah ditemukan lokasinya.

Kami satu langkah lagi lebih dekat untuk menyelamatkan Miss Selena. Lupakan soal kentut sembarangan barusan.

*Novel LUMPU. Segera!!

*TereLiye

RaSeLiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang