Selesai mandi, kami turun ke ruang tamu. Aku mengambil cemilan untukku dan Seli yang tengah asik menonton TV. "Terimakasih, Ra!" ucap Seli menerima cemilan dariku.
Tidak lama kemudian, bel pintu berbunyi. "Biar aku yang membukakan pintu!" Aku berjalan kearah pintu. Saat kubuka, Aku setengah terkejut. Ali!
"Hei, Ra!" Ali menyapaku. "Eh, Hai. Ayo masuk!" Aku mempersilahkan Si Biang Kerok itu masuk ke dalam rumah. Setelah menutup pintu, aku kembali ke depan TV.
"Hai, Sel!" Ali menyapa Seli yang masih asik dengan acara TV-nya. "Eh, Ali?!!" Seli terkejut. Ali hanya cengar cengir tidak jelas. "Mau apa kau kesini, heh?" tanyaku baik-baik.
"Eh, kamu mengusirku, Ra?" Ali memasang wajah sok memelas. "Bukannya mengusir, tumben aja kamu ke rumahku?" balasku, sambil mengambil cemilan tambahan untuk Ali.
"Ya, tadikan Miss Selena menyuruhku menjaga kalian sore ini." Ali duduk disamping Seli. "Apa?!" Seli berseru. "Iya, nanti malam aku pulang." Ali nyengir.
"Ya, sudah. Eh, Sel!" Aku ingat sesuatu. "Kamu punya tugas Matematika kan? Ali kan genius, minta diajari saja, mumpung dia disini!" Aku berbisik kearah Seli. "Ide bagus, Ra!" Seli berseru, langsung berlari ke kamarku.
Seli turun dengan wajah antusias. Terlihat beberapa buku dan alat tulis didekapannya. "Ali! Bantu aku mengerjakan ini!" Seli nyengir-nyengir kearah Ali. Aku menahan tawaku.
Ali menoleh. "Apa?" tanya Ali mendekati Seli. Jadilah mereka berdua mengerjakan tugas. Sedangkan aku? Aku asik menonton acara TV sambil makan cemilan. Aku juga membaca novel yang baru kubeli beberapa hari lalu dan belum kubaca.
"Terima kasih, Ali yang genius!" Seli berseru. "Ya!" Ali beranjak menuju sofa. "Sudah selesai, Sel?!" Aku menoleh. Seli cengar-cengir mengangguk. Aku tertawa.
"Eh, sudah pukul 19:00. Makan yuk?!" Aku mengajak teman-temanku itu makan malam. Ali dan Seli menyusulku ke meja makan. Baiklah, ada makanan apa didapur?
"Ada nasi, aku goreng saja kali ya?" gumamku. "Iya, Ra! Digoreng saja. Sini aku bantu!" Seli berseru disebelahku. Aku terkejut. "Seli!!" Aku berseru kesal. "Hehhe, maaf, Ra!" Seli tertawa.
Akhirnya kami berdua pun memasak nasi goreng. Ali sudah menunggu dimeja makan. Aku mengambil piring dan alat makan. "Makanan sudah siap!" Seli berseru dengan tangannya yang memegang wajan dengan lap berisi nasi goreng.
Kami pun makan malam bersama. Tak lupa, Si Putih ku beri makanan kucing. "Meow!" Si Putih mengeong. Aku hanya mengelusnya, lalu mencuci tanganku. Aku pun beranjak ke meja makan.
Aku mengambil nasi jatahku. Kami pun makan nasi goreng. "Ali, kamu pulang naik apa?" tanyaku. "ILY!" Ali nyengir. "Hah?! Yang bener aja, nanti kalau ada yang liat gimana?" Seli ikut dalam percakapan.
"Mode menghilang!" jawabku. Tertawa. Lengang. Tidak ada percakapan lagi hingga nasi goreng dipiring benar-benar tandas. Setelah makan, Seli mengambilkan minum. Kami meminumnya.
Aku dan Seli beranjak membereskan meja makan. Kami mencuci piring dan alat makan lain yang kotor. Setelah itu, Ali berpamitan, ijin pulang.
"Ra, Seli. Aku pulang dulu ya! Nanti kalau ada apa-apa, hubungi aku!" Ali tersenyum. Senyum menyebalkannya itu. "Baiklah, hati-hati ya, Tuan Muda!" Aku tertawa, diikuti tawa Seli.
"Heh, jangan pakai sebutan itu!" Ali melotot. "Eh, iya-iya, Ali!" ujarku, masih tertawa kecil. Kami mengantar Ali sampai depan gerbang rumahku. "Hati-hati, Ali!" seru Seli sambil melambaikan tangan. Entah Ali sudah pergi atau belum. Tidak kelihatan.
Aku dan Seli pun masuk kedalam rumah, Aku mengunci pintu. "Masih jam segini, enaknya ngapain ya, Sel?" tanyaku. "Em, kita tidur aja deh, Ra? Besok 'kan sekolah!" ujar Seli.
Sebenarnya aku juga sudah sedikit mengantuk. Aku mengangguk. Aku dan Seli menaiki anak tangga, menuju kamarku. Tempat tidurku saat ini lumayan luas, kemarin baru saja ganti, jadi muat untukku dan Seli.
"Main HP dulu yuk, sebelum kita bobo cantik!" Seli terkekeh. Aku dan Seli menyalakan ponsel kami masing-masing. Sudah dalam posisi siap tidur. Kami sudah cuci muka, gosok gigi, mengunci pintu, tinggal mematikan lampu.
Lampu kamar kubiarkan menyala dulu. Toh kami belum tidur, masih main HP. "Eh, Sel! Ada PR buat besok nggak ya?" tanyaku kepada Seli disampingku. "Gak ada deh, Ra! Cuma Matematika yang tadi!" jawab Seli yang masih fokus dengan ponselnya.
Aku mengangguk. Membuka HP-ku. Eh, ternyata ada pesan dari Mama.
Mama
Ra, Mama pulangnya minggu depan. Kamu gak apa-apa sendirian 'kan? Papa sudah mama suruh untuk pulang lebih awal, tapi justru lagi ada masalah di kantornya, jadi pulangnya malam terus.Raib
Gak papa kok ma, aku juga ditemani Seli. Seli menginap disini. Mama gak usah khawatir. Raib kan sudah besar. Hehe..Mama
Ya sudah, selamat malam, Raib sayang.. Jangan tidur terlalu larut malam.Raib
Malam juga mamaku sayang..
Iya, Ma. Habis ini Ra juga baru mau tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaSeLi
AventuraSebelumnya, terima kasih karena sudah mau berkunjung !!! Alur cerita 'sedikit' berubah :) Tiga remaja SMA berperan penting dalam dunia paralel? Raib dari Klan Bulan dengan kemampuan menghilangnya, Seli dari Klan Matahari dengan teknik kinetiknya, d...